GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Hubungi:
Telp/ WA : 082245929199
majalahlarise@gmail.com
Total Tayangan Halaman
CB Magazine »
Featured
»
Ibu Mursiyem Pedagang Bubur Kacang Ijo Timur Perempatan Purwosari Solo
Ibu Mursiyem Pedagang Bubur Kacang Ijo Timur Perempatan Purwosari Solo
Posted by CB Magazine on Jumat, 14 Juli 2017 |
Featured
Ibu Mursiyem Pedagang Bubur Kacang Ijo Timur Perempatan Purwosari Solo |
Bu Mursiyem
Pedagang Bubur Kacang Ijo Timur Perempatan Purwosari Solo
Sabar Kunci Kelancaran Rejeki
Solo-majalahlarise.com-Menikmati sajian bubur kacang ijo setiap santap
sarapan pagi sungguh mengenakkan. Betapa tidak, selain membuat badan sehat
bubur kacang ijo juga memiliki kandungan vitamin yang baik untuk mencukupi
asupan gizi tubuh.
Kalau ingat bubur kacang ijo, tentu ingat juga bubur kacang ijo yang dijual di warung milik Bu Mursiyem yang berada di Timur Perempatan Purwosari Solo atau disebelah barat hotel Arini Purwosari. Selain bubur kacang ijo ada juga bubur ketan hitam yang dijualnya. Apalagi kalau makannya dicampur antara bubur kacang ijo sama bubur ketan hitam tambah nikmat.
Kalau ingat bubur kacang ijo, tentu ingat juga bubur kacang ijo yang dijual di warung milik Bu Mursiyem yang berada di Timur Perempatan Purwosari Solo atau disebelah barat hotel Arini Purwosari. Selain bubur kacang ijo ada juga bubur ketan hitam yang dijualnya. Apalagi kalau makannya dicampur antara bubur kacang ijo sama bubur ketan hitam tambah nikmat.
Ketika majalahlarise.com menyambangi warung bubur kacang ijo ini, Bu Mursiyem menceritakan berjualan sejak tahun 1986. Awalnya dia menjual
bubur kacang ijo ketan hitam ini cuma 1 kg lambat laun banyak pelanggan yang
beli sampai menjual 12 kg.
"Saya jualan disini sudah lama, anak-anak saya masih
kecil. Anak pertama baru berumur 8 tahun, anak kedua 5 tahun dan anak ketiga 3
tahun. Suami saya waktu itu berhenti bekerja jadi sopir becak karena sakit
paru-paru krononis. Untuk menyambung ekonomi keluarga saya dan suami jualan
bubur kacang ijo," katanya.
Mengenai modal dagang, Bu Mursiyem menjelaskan modal awal
berdagangRp. 10.000 untuk membeli peralatan seperti mangkuk, sendok, panci,
dandang dan bahan mentah bubur kacang ijo, ketan hitam, kelapa untuk santan.
"Kalau berdagang itu kuncinya sabar. Saya waktu
awal-awal jualan baru ada pelanggan itu satu tahun lamanya. Kalau dagangan
tidak habis saya bagi-bagikan ke tetangga. Laris dan tidak laris itu sudah ada
yang ngatur. Saya hanya berusaha saja dan menikmati berjualan. Kalau sekarang
ini jualan tidak laku saya berikan ke panti asuhan untuk anak-anak yatim,"
terangnya.
Wanita yang selalu murah senyum dan ramah pada pembeli ini mengatakan suka dan duka saat jualan pasti ada. Sukanya kalau dagangannya habis kalau dukanya selama ini dia rasakan tidak ada sebab jualan itu salah satu ibadah.
"Saya dulu pernah merasakan duka yang cukup dalam ketika tahun 1998. Suami saya meninggal dunia karena sakit komplikasi paru-paru dan ginjal. Saya bertekad berjuang sendiri menghidupi anak-anak. Alhamdulillah anak-anak saya dapat selesai sekolah. Anak pertama lulusan SMK, anak kedua lulusan sarjana S1, anak ketiga lulusan SMK. Mereka sudah menikah dan saya sudah punya cucu," tutur ibu yang lahir di Wonogiri, 19 September 1958 ini.
Wanita yang selalu murah senyum dan ramah pada pembeli ini mengatakan suka dan duka saat jualan pasti ada. Sukanya kalau dagangannya habis kalau dukanya selama ini dia rasakan tidak ada sebab jualan itu salah satu ibadah.
"Saya dulu pernah merasakan duka yang cukup dalam ketika tahun 1998. Suami saya meninggal dunia karena sakit komplikasi paru-paru dan ginjal. Saya bertekad berjuang sendiri menghidupi anak-anak. Alhamdulillah anak-anak saya dapat selesai sekolah. Anak pertama lulusan SMK, anak kedua lulusan sarjana S1, anak ketiga lulusan SMK. Mereka sudah menikah dan saya sudah punya cucu," tutur ibu yang lahir di Wonogiri, 19 September 1958 ini.
Dirinya berharap dapat jualan sampai akhir hayat dan ada
anaknya yang dapat melanjutkan jualannya ketika dirinya sudah tidak mampu
berjualan bubur kacang hijau.
"Semoga saya tetap diberi kesehatan dan dapat berjualan terus," pungkasnya. (Sofyan)
"Semoga saya tetap diberi kesehatan dan dapat berjualan terus," pungkasnya. (Sofyan)
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Semoga jualan bubur laris terus dan selalu sehat..aku juga langganan bubur kacang ijo sejak lama..ibu mursiyem tetap seperti dulu..wajahnya tidak berubah..ramah ama pembeli..
BalasHapus