GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Pendidikan
Murid kelas II SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo mengikuti kegiatan life skill belajar memasak tempe mendoan. |
Murid Kelas II SD Muhammadiyah PK Solo Praktik Keterampilan Memasak
Solo- majalahlarise.com -Sebanyak 82 murid kelas II SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo mengikuti kegiatan life skill belajar memasak tempe mendoan di aula sekolah setempat, Jl. Dr. Moewardi No.25, Purwosari, Kec. Laweyan, Solo, Jumat (1/11/2024).
Koordinator tim kelas II, Lusia Wahyu Purbowati, menyampaikan pembelajaran life skill dilaksanakan satu kali dalam sepekan, biasanya tema yang diangkat menyesuaikan pembelajaran projek tiap jenjang kelas.
Menurut Lusi, menguasai keterampilan life skill dapat membantu menangani berbagai hal dengan baik, mulai dari cara berinteraksi dengan orang lain hingga mengelola emosi. Maka dari itu, pembelajaran life skill perlu diterapkan untuk mengelola aktivitas dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
"Life skill kali ini praktik membuat tempe mendoan, tujuannya untuk memperkenalkan kepada para murid manfaat lain tanaman obat keluarga (toga) yang bisa dijadikan sebagai bumbu masakan," terangnya.
Kegiatan life skill ini masih berkesinambungan dengan tema besar pembelajaran projek semester I, yaitu "Kutanam TOMAT (Tanaman Obat Kaya Manfaat)." Sebelumnya, para murid sudah melakukan tahapan identifikasi, praktik mandiri, dan kunjungan belajar di tempat pengolahan tanaman obat. Kini saatnya para murid diajak mempraktikkan secara langsung manfaat toga untuk bumbu kudapan tempe mendoan.
Keterampilan memasak termasuk keterampilan dasar yang perlu dipelajari untuk bertahan dan melanjutkan hidup. Tak hanya memperkenalkan manfaat toga, dari kegiatan ini para murid dapat berpikir kritis, mengambil keputusan, serta mampu memecahkan masalah.
Metode yang dipakai dalam kegiatan ini adalah demonstrasi dan praktik mandiri. Kegiatan inti diawali dengan memperkenalkan alat dan bahan membuat tempe mendoan. Selanjutnya, guru mendemonstrasikan proses pembuatan adonan tepung mendoan dengan perbandingan 2:1 tepung terigu dan tepung beras.
Setiap murid secara bergiliran mencoba mencelupkan tempe ke dalam adonan yang sudah disediakan dan memasukkannya ke dalam wajan yang berisi minyak panas. Tak lupa, sesi icip-icip pun dilakukan setelah tempe mendoan selesai digoreng semuanya.
Salah satu murid kelas II, Raline Aizka Shaqueen, merasa senang dapat mempelajari hal baru melalui kegiatan life skill kali ini.
"Ternyata membuat tempe mendoan memerlukan tanaman toga seperti merica, ketumbar, kunyit, dan beberapa bumbu dapur lainnya. Hari ini banyak pembelajaran yang aku dapat, jika aku lapar aku bisa mencari jalan keluar supaya kenyang, salah satunya dengan membuat tempe mendoan," ucapnya.
Kegiatan life skill diakhiri dengan refleksi dan pemberian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Refleksi perlu dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa serta mengidentifikasi kesempatan untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. (Sofyan)
Baca juga: ISI Solo Lakukan Penelitian dan Pentas Wayang mendukung Wisata Candi Borobudur
Artikel Wirausaha
Meningkatkan Daya Saing dengan Karakter Inovatif dan Kreatif
Oleh: Sofyan Yuli Antonius, S.Sos
(Pemerhati Wirausaha)
Dalam era globalisasi yang penuh dengan dinamika, memiliki karakter inovatif dan kreatif adalah kebutuhan mendesak di berbagai bidang. Tak hanya menjadi pelengkap, inovasi dan kreativitas adalah kunci untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat. Dari pemikiran hingga tindakan, inovasi dan kreativitas mampu membawa perubahan yang signifikan menuju masa depan yang lebih baik.
Pentingnya Inovasi dan Kreativitas
Inovasi dan kreativitas adalah dua elemen yang saling melengkapi. Inovasi berbicara tentang pembaruan atau perbaikan dalam berbagai aspek, sementara kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan unik. Dalam dunia bisnis, pendidikan, teknologi, hingga seni, kedua karakter ini menjadi fondasi utama untuk menciptakan karya-karya berkualitas tinggi yang memiliki nilai jual tinggi.
Namun, bagaimana kita dapat mengembangkan karakter inovatif dan kreatif? Kuncinya terletak pada pengetahuan dan wawasan yang luas. Seseorang tidak dapat berinovasi atau berkreasi tanpa memahami dengan baik bidang yang digelutinya. Pengetahuan mendalam memungkinkan kita untuk melihat peluang dan menciptakan solusi yang sebelumnya mungkin tak terpikirkan.
Proses Mengasah Inovasi dan Kreativitas
Mengasah karakter inovatif dan kreatif memerlukan proses yang kontinu. Ketekunan dan pembiasaan adalah dua hal yang harus menjadi bagian dari rutinitas. Melalui latihan yang konsisten sesuai dengan keterampilan yang dimiliki, seseorang dapat memperkuat kemampuan inovasi dan kreativitasnya.
Misalnya, seorang desainer grafis yang rutin mengeksplorasi teknik baru atau seorang pengusaha yang terus mempelajari tren pasar akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dan menciptakan solusi inovatif. Kebiasaan berlatih ini juga membantu dalam membangun pola pikir yang terbuka terhadap perubahan dan kesempatan baru.
Multidimensi dalam Pandangan
Salah satu keunggulan memiliki karakter inovatif dan kreatif adalah kemampuan untuk memiliki cara pandang multidimensi. Artinya, seseorang dapat melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, memahami kompleksitasnya, dan menawarkan solusi yang komprehensif. Dalam dunia bisnis, misalnya, pandangan multidimensi ini dapat membantu dalam mengambil keputusan yang lebih baik, baik itu dalam pengembangan produk, pemasaran, maupun strategi bisnis.
Kemampuan ini sangat berguna di berbagai bidang, karena masalah yang dihadapi saat ini sering kali tidak memiliki jawaban tunggal. Dengan cara pandang yang multidimensi, kita dapat menjembatani berbagai perspektif dan menciptakan inovasi yang relevan dan efektif.
Menyongsong Masa Depan dengan Inovasi dan Kreativitas
Inovasi dan kreativitas bukan hanya tentang menciptakan hal baru, tetapi juga tentang memberikan dampak positif dan menciptakan nilai tambah. Di masa depan, mereka yang mampu mengintegrasikan kedua karakter ini dalam kehidupan sehari-hari akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan dan memanfaatkan peluang yang ada.
Oleh karena itu, mari kita terus berusaha untuk mengasah kemampuan inovatif dan kreatif kita. Dengan ketekunan, wawasan luas, dan latihan yang berkelanjutan, kita dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat. Inovasi dan kreativitas adalah jembatan menuju masa depan yang lebih cerah, dan kita semua memiliki potensi untuk menjadi bagian dari perubahan tersebut. (*)
Pendidikan
Pentas pergelaran wayang buddha pada tanggal 2 November 2024, pada even Hari Wayang Dunia X. |
ISI Solo Lakukan Penelitian dan Pentas Wayang mendukung Wisata Candi Borobudur
Solo- majalahlarise.com -Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Solo) berupaya mendukung penguatan objek wisata Candi Borobudur di Magelang Jawa Tengah dengan pentas pergelaran wayang buddha pada tanggal 2 November 2024, pada even Hari Wayang Dunia X.
Sunardi, selaku Ketua Tim Peneliti mengatakan bahwa pergelaran wayang buddha lakon Gandawyuha yang dipentaskan pada Hari Wayang Dunia X di Teater Besar ISI Solo merupakan hasil Penelitian Terapan DRTPM tahun 2024. Penelitian berjudul Kreasi Seni Pertunjukan Wayang Buddha Lakon Gandawyuha sebagai Pendukung Objek Wisata Candi Borobudur dan Penguatan Moderasi Beragama yang dibiayai dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Penelitian bertujuan merancang pertunjukan wayang buddha lakon Gandawyuha sebagai pendukung objek wisata candi Borobudur dan penguatan moderasi beragama. Kreasi seni pertunjukan wayang buddha lakon Gandawyuha dilakukan dengan menafsirkan cerita pada pahatan relief candi menjadi lakon wayang. Lakon Gandawyuha mengajarkan watak harmoni di atas keragaman sehingga signifikan untuk mewujudkan kehidupan manusia yang ber-bhineka tunggal ika tan hana dharma mangruwa.
Penelitian menerapkan metode artistic research, memuat langkah-langkah eksplorasi, perancangan, proses kreasi, dan presentasi. Tahap pertama, eksplorasi dan analisis cerita Gandawyuha pada relief candi Borobudur untuk menemukan materi utama sebagai bahan penciptaan lakon wayang. Kedua, perancangan konsep cerita Gandawyuha pada relief Candi Borobudur dalam kreasi seni pertunjukan wayang, meliputi lakon, boneka wayang, narasi dan dialog, karawitan pakeliran, dan model pertunjukannya.
Baca juga: MABIT SD Muhammadiyah PK Banyudono, Membangun Mental Kuat, Siapkan Pemimpin Masa Depan
Pada tahap ketiga, proses kreasi seni pertunjukan wayang buddha lakon Gandawyuha untuk menemukan daya estetika dan aspek kebaharuan. Keempat, presentasi seni pertunjukan wayang buddha lakon Gandawyuha sebagai pendukung objek wisata Candi Borobudur dan penguatan moderasi beragama melalui pergelaran wayang di berbagai ruang publik maupun kanal youtube dan media sosial lainnya,” katanya.
Ia mengatakan bahwa cerita Gandawyuha dipahatkan pada relief Candi Borobudur pada lantai II, III, dan IV. Relief Gandawyuha berjumlah 460 panel, di dalamnya menarasikan perjalanan tokoh bernama Sudhana mencari hakekat kehidupan dengan cara berguru kepada para mitra sejati, yang dikenal sebagai kalayana-mitra. Agar narasi Gandawyuha dapat dengan mudah diketahui para wisatawan maupun masyarakat pada umumnya, maka relief tersebut dikreasi dan diinterpretasi menjadi boneka wayang dan pertunjukan wayang buddha”.
Selain Sunardi, penelitian ini melibatkan tim lainnya, yaitu Jaka Rianto dan Katarina Indah Sulastuti, dengan menggandeng mitra dari Persatuan Pedalangan Indonesia Kota Surakarta dibawah pimpinan Prof. Sarwanto.
Angkat Moderasi Beragama Merujuk Relief Candi Borobudur
Nilai-nilai moderasi beragama merupakan prinsip dasar yang mendorong sikap dan perilaku manusia yang seimbang, toleran, dan inklusif dalam kehidupan beragama. Nilai-nilai ini termuat dalam pertunjukan wayang lakon Gandawyuha melalui karakteristik tokoh dan peristiwa yang terjadi dalam adegan. Beberapa contoh nilai-nilai moderasi beragama diantaranya toleransi, kedamaian, keterbukaan, kemanusiaan, spiritualitas universal, keseimbangan, dan sebagainya. Dengan demikian nilai-nilai moderasi beragama sangat signifikan untuk disampaikan kepada masyarakat pada umumnya”, katanya.
Kandungan nilai-nilai moderasi beragama dalam lakon Gandawyuha merepresentasikan prinsip-prinsip utama dalam gerakan moderasi beragama yang berimplikasi pada tumbuhnya watak toleransi antar umat beragama. Nilai-nilai moderasi beragama diwadahi dalam prinsip spiritualitas, kedamaian, keterbukaan, toleransi, kemanusiaan, dan keseimbangan. Nilai-nilai ini dikemas sebagai pesan dan makna pada adegan-adegan dalam lakon Gandawyuha. Dengan demikian nilai-nilai moderasi dalam lakon wayang dapat dijadikan sebagai rujukan bagi umat beragama di Indonesia untuk hidup yang harmoni dan bahagia.
Lakon Gandawyuha memuat nilai-nilai moderasi beragama, baik secara eksplisit maupun implisit. Secara eksplisit, nilai-nilai ini diwujudkan pada dialog dan narasi dalam lakon wayang, sedangkan secara implisit dapat dihayati melalui keseluruhan ceritanya. Nilai spiritualitas merujuk bahwa semua ajaran memiliki tujuan yang sama untuk mencapai kebahagiaan dan pencerahan hidup.
Katarina Indah Sulastuti menambahkan bahwa nilai toleransi mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan pandangan dan disikapi saling pengertian. Nilai kedamaian menekankan pentingnya kedamaian lahir batin, menghindari konflik, dan menciptakan harmoni. Nilai keterbukaan berarti sikap terbuka terhadap ilmu dan pengetahuan baru, memahami berbagai ajaran agama untuk penguatan spritualitas. Nilai kemanusiaan dimaknai sebagai hidup yang saling membantu tanpa membedakan latar belakang agama. Nilai keseimbangan mengajarkan laku seiring sejalan antara kehidupan duniawi dan spiritual. Dengan berpedoman pada nilai-nilai moderasi beragama, manusia dapat menciptakan kehidupan yang damai dan harmoni sehingga mengurangi potensi konflik karena perbedaan keyakinan’, terangnya.
Jaka Rianto, selaku dalang yang membewakan lakon menyampaikan secara garis besar lakon Gandawyuha mengisahkan tokoh Sudhana menemui berbagai kalyana-mitra di seluruh penjuru dunia untuk mendapatkan berbagai ajaran. Pada mulanya, Sudhana bertemu Manjusri, selanjutnya menemui beberapa guru lain, diantaranya Pendeta Meghasri, Budha Wimaladwaja, Pelacur Vasumitra, Pedagang Muktaha, Begawan Maitreya dan lainnya. Sudhana mendapatkan berbagai pelajaran mengenai hidup dan kehidupan yang menuntun dirinya dapat mencapai kebahagiaan tertinggi bersatu dengan keilahiannya. Sosok Sudhana menjadi simbol dari gerakan moderasi beragama karena mengungkap berbagai nilai kehidupan manusia yang membawa pada kemaslahatan masyarakat dalam hidupnya di tengah-tengah berbagai perbedaan”, katanya. [sun/anh]
Baca juga: Perkuat Profil Pelajar Berkemajuan Melalui SBT di SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo
Pendidikan
Ustadz Nuruddin, yang bertindak sebagai motivator, menekankan pentingnya membangun mental yang kokoh sejak dini. |
MABIT SD Muhammadiyah PK Banyudono, Membangun Mental Kuat, Siapkan Pemimpin Masa Depan
Boyolali- majalahlarise.com -Sekolah Dasar Muhammadiyah Program Khusus (SD MUH PK) Banyudono sukses menyelenggarakan kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) yang bertempat di Masjid sekolah. Acara ini dihadiri oleh 157 siswa kelas 5 dan 6, didampingi oleh enam wali kelas dan empat guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
Kegiatan MABIT tahun ini mengusung tema "Membangun Mental Kuat, Siapkan Pemimpin Masa Depan". Ustadz Nuruddin, yang bertindak sebagai motivator, menekankan pentingnya membangun mental yang kokoh sejak dini. Dalam sambutannya, Ustadz Nuruddin menyampaikan mental yang kuat adalah fondasi penting bagi siswa untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan dan menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas.
Kepala Sekolah SD MUH PK Banyudono, Pujiono, S.Si., M.M., juga memberikan sambutan yang menginspirasi. "Melalui kegiatan MABIT ini, kami berharap dapat menanamkan nilai-nilai spiritual yang kuat dan membentuk karakter serta kepribadian siswa agar mereka siap menjadi generasi unggul dan berakhlak mulia," ujar Pujiono.
Acara berlangsung dengan penuh semangat, diisi dengan berbagai kegiatan yang menumbuhkan rasa kebersamaan dan penguatan iman. Kegiatan MABIT ditutup dengan doa bersama, sebagai simbol harapan dan komitmen seluruh peserta untuk terus berusaha menjadi individu yang lebih baik.
Dengan antusiasme yang tinggi dari siswa, guru, dan pihak sekolah, MABIT SD MUH PK Banyudono menjadi momen penting dalam perjalanan pendidikan spiritual dan mental para siswa, menyiapkan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan yang tangguh dan berakhlak mulia. (Sofyan)
Baca juga: Perkuat Profil Pelajar Berkemajuan Melalui SBT di SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo
Pendidikan
Motivator nasional Andi Kusuma Brata saat menyampaikan materi tentang sukses itu direncanakan. |
Perkuat Profil Pelajar Berkemajuan Melalui SBT di SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo
Solo- majalahlarise.com -Sebanyak 84 siswa bersama orang tua kelas VI SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo mengikuti kegiatan Spiritual Building Training (SBT) di ruang An Nafi' sekolah setempat, Sabtu (2/11/2024).
Kegiatan ini merupakan salah satu program kelas VI untuk memperkuat profil pelajar berkemajuan. Pada tahun ini kegiatan SBT mengangkat tema “Sukses itu direncanakan,” diisi oleh motivator nasional Andi Kusuma Brata.
Salah satu guru kelas VI, Agus Supardi, berharap siswa kelas VI lebih bersemangat dalam mempersiapkan dirinya untuk meraih kesuksesan sejak dini.
Baca juga: Rampung Wisuda, Langsung Kerja Itulah Baiknya Kursus
"Semoga kegiatan ini dapat memperkuat profil pelajar berkemajuan yang merupakan ciri khas siswa sekolah Muhammadiyah," ungkapnya.
Kegiatan diawali dengan pemaparan materi berkaitan dengan perkembangan revolusi industri 1.0 hingga 5.0. Siswa dan orang tua dengan seksama memperhatikan apa yang dipaparkan oleh pemateri. Penyampaian perkembangan revolusi industri ini dimaksudkan memberikan pemahaman terhadap siswa bahwa saat ini mereka akan menghadapi era revolusi industri 5.0.
Kegiatan dilanjutkan pemaparan materi yang berkaitan dengan pentingnya merencanakan kesuksesan. Menurut Andi Kusuma Brata, usia 0 – 20 tahun adalah masa di mana siswa harus belajar dengan tekun agar ilmu-ilmu dasar dikuasai, sehingga ketika mencapai usia di atas 20 tahun sudah tidak kebingungan dalam melanjutkan studi.
Selanjutnya, pemateri memaparkan syarat sukses yang harus dilakukan oleh siswa agar meraih kesuksesan. Pertama, hendaknya siswa jangan jauh dari Allah SWT. Hal ini dimaknai agar siswa senantiasa membiasakan diri untuk menjalankan perintah Allah SWT terutama salat, sebagai pondasi yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan. Kedua, hendaknya siswa tidak membantah orang tua. Apa yang dinasihatkan orang tua haruslah diikuti dengan penuh tanggung jawab.
Selain pemaparan tersebut tersebut, pemateri juga memaparkan tentang tiga hal yang harus diasah oleh seorang siswa agar sukses di masa depan, yaitu soft skill, hard skill, dan akhlak. Ketiga hal ini haruslah senantiasa diasah dengan baik, terutama adalah akhlak agar dalam meraih kesuksesan dapat memperoleh hasil yang maksimal.
"Berusahalah melakukan hal terbaik dalam belajar ataupun berusaha, kemudian serahkan hasilnya pada Allah SWT. Do the best, God the rest," ujar Andi sambil mengajak peserta bersama-sama mengucapkannya dengan lantang.
Salah satu siswa kelas VI, Langit Fathan Al Azzam, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan pengalaman pertama baginya yang luar biasa. Melalui kegiatan ini ia merasa bertambah semangatnya. “Lebih bersemangat dalam belajar dan berusaha,” ungkapnya. (Sofyan)
Baca juga: Gatutkaca Hadirkan Kejutan di POPDA Jateng 2024, Bakar Semangat Atlit Sukoharjo
Olahraga
Gatutkaca yang diperankan oleh staf Disporapar bidang Pariwisata Danar yang memberikan semangat kepada para atlet dan pelatih. |
Gatutkaca Hadirkan Kejutan di POPDA Jateng 2024, Bakar Semangat Atlit Sukoharjo
Semarang– majalahlarise.com -Pertandingan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Jawa Tengah 2024 diwarnai dengan kejutan istimewa di hari pertama. Sosok Gatutkaca, tokoh pewayangan yang dikenal dengan kekuatannya, hadir langsung di arena pencak silat. Kehadirannya bukan tanpa alasan, ia diundang khusus oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Sukoharjo untuk mendongkrak semangat para atlet muda.
Acara pelepasan kontingen Sukoharjo menuju POPDA Jateng berlangsung meriah di Pendopo Kabupaten Sukoharjo, dengan dihadiri oleh Plt. Bupati Sukoharjo, Drs. H. Agus Santosa. Dalam sambutannya, Plt. Bupati memberikan motivasi kepada para atlet dan pelatih. "Saya harap kalian semua dapat membawa pulang prestasi yang membanggakan. Jadilah inspirasi bagi generasi muda lainnya," ujarnya dengan semangat.
Puncak dari acara pelepasan ini adalah kehadiran Gatutkaca yang diperankan oleh staf Disporapar bidang Pariwisata Danar yang memberikan semangat kepada para atlet dan pelatih. Kostum Gatutkaca yang gagah membuat suasana semakin meriah dan membakar semangat para peserta atlit Popda terutama yang masih SD.
Tokoh Wayang Gatutkaca saat foto bersama atlit kontingen Sukoharjo. |
"Gatutkaca adalah simbol kekuatan dan keberanian, Gatutkaca juga muncul di game idola mereka mobil legend sehingga mereka merasa mendapat suport dari idola. semoga para atlet kita bisa meneladani semangat juangnya," ungkap Danar.
Hari pertama pertandingan pencak silat di Semarang pun menjadi momen yang tak terlupakan. Gatutkaca hadir di tengah lapangan, memberikan dukungan langsung kepada para atlet. Para suporter yang terdiri dari siswa SD dan SMP bersorak sorai, menambah semangat juang para atlet. "Kehadiran Gatutkaca benar-benar membakar semangat kami. Kami jadi lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik," ungkap salah satu atlet pencak silat.
Ketua team Sukoharjo sekaligus Kepala Disporapar kabupaten Sukoharjo, Setyo Aji Nugroho, S.Sos, MH menyatakan dengan semangat yang berkobar, kontingen Sukoharjo optimis mampu meraih prestasi gemilang di ajang POPDA Jateng tahun ini. Pertandingan ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana pembentukan karakter dan motivasi bagi generasi muda dalam mengejar prestasi.
"Semoga semangat Gatutkaca membawa keberuntungan dan prestasi terbaik bagi Sukoharjo!" harapannya. (Sofyan)
Baca juga: Rampung Wisuda, Langsung Kerja Itulah Baiknya Kursus
Pendidikan
Prosesi Wisuda Kompetensi Penata Rias Wajah Pengantin Make Up Artist (MUA) Level III Tahun 2024 Yayasan Pendidikan Curahan Dewi Fortuna (CURDEFO INSTITUTE) Kabupaten Wonogiri. |
Rampung Wisuda, Langsung Kerja Itulah Baiknya Kursus
Wonogiri– majalahlarise.com -Yayasan Pendidikan Curahan Dewi Fortuna (CURDEFO INSTITUTE) Kabupaten Wonogiri menggelar Wisuda Kompetensi Penata Rias Wajah Pengantin Make Up Artist (MUA) Level III Tahun 2024. Bertempat di Diamond Hotel & Restoran Solo pada Selasa (5/11/2024), acara ini dihadiri oleh 75 peserta dan berbagai tokoh penting dari dunia kecantikan serta pemerintahan.
Direktur Yayasan Pendidikan Curahan Dewi Fortuna (CURDEFO INSTITUTE), Dwi Purwaningsih, BA, S.Pd AUD, M.Pd, menyampaikan wisuda kali ini berbeda karena menghadirkan MUA yang sudah terkenal, seperti Ibu Cony yang merias saat pernikahan Wakil Presiden Gibran Rakabuming, Mas Edy dari Keraton Mangkunegaran, dan Mas Antok. "Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyatakan peserta wisuda telah menyelesaikan pelatihan dengan baik dan penuh tanggung jawab. Kompetensi yang telah diperoleh diharapkan menjadi bekal untuk terus berinovasi dan berkompetisi di dunia industri," tegasnya.
Ketua Panitia, Anita Wulan Sari, SM, melaporkan wisuda ini diikuti oleh 400 peserta dari berbagai provinsi, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Yogyakarta. Dari jumlah tersebut, 375 peserta dinyatakan lulus uji kompetensi, dan 75 di antaranya hadir dalam acara wisuda. "Sertifikat yang diberikan menjadi bukti pengakuan di dunia industri, yang kini semakin mengutamakan tenaga kerja bersertifikasi," ujarnya.
Baca juga: Menjadi Guru Hebat dan Inspiratif untuk Multigenerasi NKRI
Lebih lanjut, Anita menyampaikan selain prosesi wisuda, panitia juga memberikan penghargaan kepada 10 peserta terbaik yang dinilai memiliki kemampuan luar biasa dalam bidang tata rias pengantin. "Ini menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga mempraktikkan keterampilan yang dapat langsung diaplikasikan di dunia kerja," tuturnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Surakarta, Widyastuti Pratiwiningsih, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada CURDEFO INSTITUTE atas kontribusinya dalam meningkatkan sumber daya manusia. "Dengan kompetensi ini, para wisudawan dapat segera memasuki dunia kerja atau memulai usaha mandiri, yang pada akhirnya membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran," katanya. Widyastuti juga menekankan pentingnya karakter dan etika kerja dalam menunjang keberhasilan di dunia industri.
Kepala Bidang Pelatihan Produktivitas Penempatan Tenaga Kerja Transmigrasi Kabupaten Wonogiri, Joko Pramono, menambahkan sektor kecantikan dan kuliner saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. "Sertifikasi ini membuka peluang besar untuk berkarya di kedua sektor tersebut. Kami juga berharap ada sinergi antara tenaga kerja bersertifikasi dan pemerintah untuk memaksimalkan kontribusi mereka di masyarakat," ujarnya.
Masduqi, SE, M.Si, Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah, menyoroti tantangan yang dihadapi para MUA di era modern. "Selain keterampilan teknis, MUA harus bisa berperan sebagai konsultan kecantikan yang memahami kebutuhan unik setiap pelanggan. Perkembangan teknologi juga memaksa mereka untuk terus beradaptasi dengan produk kosmetik terbaru yang cocok dengan berbagai jenis kulit," jelasnya.
Masduqi berharap Wisuda Kompetensi MUA Level III ini bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga simbol kesiapan para lulusan untuk terjun langsung ke dunia kerja. "Dengan bekal sertifikasi dan keterampilan yang mumpuni, mereka diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru, baik sebagai profesional maupun wirausahawan di bidang kecantikan," harapnya. (Sofyan)
Baca juga: Kampanye Kreatif Mahasiswa DKV ISI Surakarta, Puluhan Poster Kawal Pilkada di CFD Solo
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...