Posted by CB Magazine on Jumat, 14 Juli 2017 |
Mitra Usaha
 |
Bu Sutino saat melayani pembeli |
Warung Makan
Pak Sutino Depan Univet Sukoharjo
Senang Terima Kritikan Demi Kemajuan
Usaha
Sukoharjo - Mencapai kesuksesan menjalankan usaha memerlukan proses
panjang dan memakan waktu cukup lama. Bahkan tidak sedikit pula merintis usaha
dengan susah payah, jatuh bangun dan kekurangan modal usaha. Namun jika usaha
itu dijalankan penuh kesabaran, ketekukan serta pantang menyerah niscaya
kesuksesan dapat diraih walau harus memakan waktu puluhan tahun.
Begitu pula usaha yang dijalani Bu Sutino membuka warung makan yang diberi
nama warung makan Pak Sutino berada di depan Kampus Univet Sukoharjo. Usaha
warung makannya saat ini dibilang sukses. Pencapaian kesuksesan tersebut
memerlukan waktu hampir 25 tahun lebih.
Suka duka pun dialaminya sejak merintis usaha pada tahun 1985. Bahkan rumah
yang juga sebagai tempat berjualan pun dulunya masih berupa rumah bambu (gedhek).
Saat majalah
LARISE menyambagi warung makan tersebut terlihat bu Sutino sibuk melayani para pembeli yang kebanyakan dari mahasiswa
Univet. Para mahasiswa tersebut meluangkan waktunya menikmati masakan dan
minuman sambil menunggu waktu jam kuliah dimulai.
“Alhamdulillah usaha ibu sekarang ini bisa dibilang
sukses, beraneka macam makanan khas jawa tengah bisa dinikmati disini. Banyak
pembelinya sejak 4 tahun terakhir karena banyak mahasiswa yang kuliah di
Univet. Tahun-tahun sebelumnya masih sepi dan warungnya pun masih kecil
tempatnya. Sekarang sudah bisa menampung para pembeli yang makan disini,”
terang bu Sutino menceritakan kondisi usaha miliknya sambil melayani pembeli.
Pada kesempatan itu pula, ia menceritakan awal mula
berjualan setiap pagi hanya jualan sayuran dari kebun sendiri antara lain
kembang turi, ketela yang hasil keuntungannya digunakan untuk modal berjualan
sore hari seperti lotis, cao, es temu lawak dijual seharga Rp. 10,- dengan mendapatkan
keuntungan Rp. 25,-.
“Waktu itu anak-anak masih kecil, repot sekali
jualan sendiri. Saking repotnya pernah anak pertama saya kesiram air panas.
Maklum belum punya orang untuk membantu. Dari keuntungan yang didapat bisa membangun
sumur, dan merenovasi warung dari gedhek
menjadi tembok tapi masih kecil yang dibantu anak-anak kos dekat warung. Mereka
tidak malu walau anak kuliahan membantu saya,” ungkapnya.
Saat disinggung mengenai kiat memajukan usaha, ibu
yang ramah ini mengaku dirinya hanya bermodal keuletan dan kegigihan serta dalam
keadaan apapun terlebih jika jualannya tidak laku harus bersabar dan hanya
pasrah. Selain itu, dirinya senang menerima masukan dan kritikan dari pembeli
sebab dengan diberi masukan ini usahanya semakin maju.
“Pernah juga mengalami keterpurukan tapi masih tetap
bisa berjualan karena modalnya dari kebun dan beras dari sawah sendiri. Banyak
juga yang pembeli itu utang sampai sekarang pun belum dibayar tapi saya diamkan
tidak saya tagih,” tuturnya.
Beraneka makanan yang dijajakan di warung tersebut antara
lain soto, gado-gado, nasi sayur, nasi rames, oseng-oseng, pecel belut,
gudangan, terancam, ayam, nila, lele goreng, jajanan pasar dan lain-lain. (Sofyan)
Tidak ada komentar: