Posted by CB Magazine on Sabtu, 28 Oktober 2017 |
Pendidikan
 |
Dekan Fakultas Ekonomi Univet
Bantara Sukoharjo, Dr. Sri Wahyu Agustiningsih, SE, MM saat menyampaikan materi diskusi |
 |
Peserta FGD |
 |
Foto bersamaTim peneliti, Narasumber dan Tamu undangan |
FGD Pengembangan Model
Strategi Bertahan Hidup Pedagang Kaki Lima Perantau Etnis Minang &
Penduduk Asli di Pasar Nusukan Solo
Sukoharjo – majalahlarise.com-Untuk kedua kalinya, peneliti
dari Dosen FISIP Univet Bantara
Sukoharjo yakni Dra. Betty Gama, M.Si, Dr. Yoto Widodo, M.Si, Haryanto,
S.Sos, M.Kom menggelar Focus Group Discussion (FGD) FGD Pengembangan Model Strategi Bertahan Hidup Pedagang Kaki Lima
Perantau Etnis Minang & Penduduk Asli di Pasar Nusukan Solo. Kamis (26/10)
di lantai 2 Gedung FISIP Univet Bantara Sukoharjo.
FGD ini menghadirkan pembicara Dekan Fakultas Ekonomi Univet
Bantara Sukoharjo, Dr. Sri Wahyu Agustiningsih, SE, MM, Ketua Paguyuban
Pedagang Pasar Nusukan Solo (PAPPAN) Ganto Suwaro, SE, dihadiri tamu undangan dan peserta dari
mahasiswa FISIP Univet Bantara Sukoharjo.
Ketua tim peneliti, Dra. Betty Gama, M.Si dalam laporan
mengatakan tujuan penelitian memberikan deskripsi strategis mempertahankan
hidup pedagang kaki lima ditengah-tengah persaingan perdagangan yang semakin
ketat. Menjelaskan deskripsi daya dukung lingkungan ruang, jejaring dan
kerjasama pedagang kaki lima, paguyuban pedagang kaki lima dengan stakeholder
kota terutama pemerintah kota Surakarta. Merumuskan strategi komunikasi
penjualan yang efektif bagi pedagang kaki lima di pasar Nusukan.
Dalam diskusi, Dekan Fakultas Ekonomi Univet Bantara
Sukoharjo, Dr. Sri Wahyu Agustiningsih, SE, MM menyampaikan strategi bertahan
hidup pedagang kaki lima (PKL) diantaranya mengerucut menjadi kelompok dengan
kearifan-kearifan solidaritas mekanik. Mempertahankan setiap jengkal ruang kota
yang bernilai ekonomis. Membentuk entitas kecil dalam komunitas yang biasanya
seragam. Ikut dengan orang yang punya modal. Mensiasati kebijakan aparat
pemerintah.
“Kalau bertahan hidup pedagang perantau etnis Minang, mereka
mempunyai prinsip hidup orang Minang yang bikin mereka sukses menaklukan tanah
rantau diantaranya Alam takambang jadi guru artinya alam dan pengalaman adalah
guru terbaik. Meski tak menimba ilmu hingga perguruan tinggi, mereka tetap bias
mereguk manisnya kesuksesan. Adat Basandi Syarak, syarak basandi kitabullah
artinya pepatah yang mengajarkan untuk sukses jujur dan mengedepankan kualitas,”
paparnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Nusukan Solo
(PAPPAN) Ganto Suwaro, SE menjelaskan pasar tradisional perlu diberdayakan
karena memberi manfaat pada pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah.
Menjaga tingkat kestabilan harga sembako. Peningkatan pendapatan asli daerah.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan potensi ekonomi. Peningkatan
penyerapan tenaga kerja.
“Pasar tradisional yang diharapkan yakni pasar yang bersih,
aman dan nyaman. Fasilitas umum yang memadai seperti tempat parkir, tempat
ibadah, kamar mandi/wc bersih. Manajemen yang professional. Pedagang dan
pengelola pasar harus disiplin. Barang yang dijual sesuai ukur, takaran dan
timbangan serta kualitas baik. Meningkatkan kesejahteraan pedagang. Menjaga kepuasan
konsumen. Tidak ada pungutan liar dan meminta-minta,” tuturnya. (Sofyan)
Tidak ada komentar: