Posted by CB Magazine on Rabu, 07 Oktober 2020 |
Artikel Pengembangan Profesi
MODEL PBL UNTUK MENGANALISIS TEKS BIOGRAFI KELAS X IPS SMA PANCASILA 1 WONOGIRI
Oleh: Dra. Sri Lestari Handayani
Guru Bahasa Indonesia SMA Pancasila 1 Wonogiri
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJWmfczHk5F3Eb3y6AU9RAq2SfrqkUuvub_mOl4SHNmyYW9mf2roAi9hZ4s_iQ96dGzpbqrMf3KuhzLtU8Uz7QH2HQ3Hh49UtblHf5ky-2dLTGadVeo_2ftdsiQyKf5fBCL8AP_adA0jA/s320/handayani.jpg) |
Dra. Sri Lestari Handayani |
Pengajaran berbahasa diawali dengan pengajaran keterampilan mendengarkan dan membaca, sedangkan keterampilan produktif dapat turut meningkatkan kedua keterampilan tersebut akan menyatu sebagai kegiatan berbahasa yang padu. Dalam kegiatan mengajar di kelas X terdapat kompetensi menganalisis aspek makna dan kebahasaan dalam teks biografi, kompetensi dasar ini yang dianggap peserta didik kesulitan. Dengan demikian, pembelajaran menganalisis aspek makna harus menggunakan model pembelajaran yang tepat agar dapat diikuti oleh peserta didik. Model yang tepat dapat membuat suasana belajar mengajar di kelas menjadi menarik dan membuat suasana kelas intensif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik di kelas X IPS SMA Pancasila 1 Wonogiri, diperoleh informasi bahwa pelajaran bahasa Indonesia dalam menganalisis aspek makna dan kebahasaan merupakan pelajaran yang memerlukan ketekunan dan berpikir kritis. Permasalahan yang juga terjadi adalah peserta didik kurang tertarik untuk membaca biografi tokoh. Membaca dianggap memerlukan konsentrasi yang tinggi, memerlukan tenaga, perlu berpikir kritis oleh peserta didik. Padahal untuk menentukan hal yang menarik dalam biografi harus dengan membaca. Strategi yang digunakan guru pun mempengaruhi hasil kompetensi peserta didik.
Salah satu solusi yang dihadirkan adalah dengan memilih model yang tepat dalam mengajarkan kompetensi menganalisis aspek makna dan kebahasaan. Model yang dipilih adalah PBL (Problem Based Learning) merupakan pembelajaran yang berbasis masalah. PBL merupakan pembelajaran yang menyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog (Sani, 2015:127). Dengan menggunakan model PBL dalam pembelajaran menganalisis makna dan kebahasan dapat membantu peserta didik memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.
Tahapan model Problem Based Learning (PBL) tertuang dalam pola urutan alur tahap-tahap yaitu Tahap 1. Orientasi peserta didik pada masalah, Tahap 2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar, Tahap 3. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok, Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Keberhasilan kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar dan karakteristik peserta didik. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru dapat memilih model pembelajaran dengan mempertimbangkan materi yang akan diajarkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan ada relevansi antara teori dengan hasil temuan dalam penelitian, yaitu penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan mempermudah peserta didik dalam menganalisis. (*)
Tidak ada komentar: