GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PENDIDIKAN KARAKTER MEMILIKI MAKNA LEBIH TINGGI DARI PENDIDIKAN MORAL
PENDIDIKAN KARAKTER MEMILIKI MAKNA LEBIH TINGGI DARI PENDIDIKAN MORAL
Oleh : Tri Pambudi Raharja
SDN 1 Sawangan, Alian Kebumen Jawa Tengah
Tri Pambudi Raharja |
Pendidikan merupakan suatu proses sadar yang dilakukan kepada peserta didik guna menumbuhkan dan mengembangkan jasmani maupun rohani secara optimal untuk mencapai tingkat kedewasaan. Rasionalitas tentang pendidikan senantiasa dikaitkan dengan upaya pembentukan karakter. Pada sisi lain, karakter akan terbentuk oleh berbagai faktor yang ada, dan di antaranya adalah prinsip, strategi, dan model belajar yang dipengaruhi lingkungannya. Belajar pada hakekatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan, dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat juga terjadi individu menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan, baik positif atau bersifat negatif. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi lingkungan merupakan factor yang penting dalam proses belajar mengajar.
Setiap orang diduga akan memiliki karakter hasil belajar yang berbeda-beda, disebabkan oleh karena mereka mengalami proses belajar di lingkungan yang berbeda. Sehingga, dapat dikaitkan bahwa dominasi lingkungan memiliki pengaruh kuat pada pendidikan karakter. Pengembangan keterampilan sosialisasi dan integrasi pendidikan karakter adalah bagian penting dari keberhasilan akademis seorang anak. Upaya pendidikan karakter menjadi efektif ketika diimplementasikan secara ketat dan dengan landasan ilmiah.
Sekolah harus fokus pada pengajaran karakter dalam kurikulum reguler. Seperti yang telah diterapkan di berbagai negara tersebut di atas, pendidikan karakter terbukti mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang dibuktikan dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Sebab, berbagai masalah di suatu negara akan mampu diatasi jika sumber daya manusianya memiliki kualitas yang baik.
Saat ini pendidikan karakter dan budaya bangsa tengah mengalami berbagai permasalahan. Diantaranya dissorientasi dan belum terhayatinya nilai-nilai Pancasila, bergesernya nilai-nilai kehidupan, memudarnya nilai-nilai budaya bangsa, melemahnya budaya bangsa dampak dari Seminar Nasional Pendidikan 2018 103 masuknya beragam budaya luar yang kurang sesuai dengan karakter bangsa. Akibatnya banyak terjadi kasus-kasus yang saat ini mengemuka di media massa. Yakni kekerasan, tawuran, pornografi dan narkoba.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Untuk itu proses pendidikan karakter di sekolah melibatkan semua komponen seperti isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Namun demikian, hakekat pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga pembelajar memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pendidikan karakter dan akhlak mulia pembelajar secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter pembelajar diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasikan, serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: