GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
WHOLE METHOD BERBANTU VIDEO TUTORIAL MAMPU MENGASAH PEMAHAMAN, KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KONSEP TEKNIK DAN PROSEDUR DALAM BERKARYA TARI KREASI
WHOLE METHOD BERBANTU VIDEO TUTORIAL MAMPU MENGASAH PEMAHAMAN, KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KONSEP TEKNIK DAN PROSEDUR DALAM BERKARYA TARI KREASI
Oleh : Irma Tri Maharani, S.Pd.
Guru Seni Budaya SMA Negeri 1 Karangreja Purbalingga Jawa Tengah
Irma Tri Maharani, S.Pd. |
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan bangsa menanamkan nilai –nilai moral agama, membina kepribadian, mengajarkan pengetahuan, melatih kecakapan, ketrampilan memberikan bimbingan, arahan, tuntunan, keteladanan dan lain-lain, (Sukmadinata, N.S., Kurikulum dan pembelajaran kompetensi. 2004 Bandung: Yayasan Kusuma karya).
Di sekolah pendidikan dilalui dengan proses pembelajaran, karena pembelajaran merupakan suatu proses perubahan perilaku yang dilakukan oleh individu secara keseluruhan. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah selalu terjalin interaksi belajar antara guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Menurut Winkel dalam (Nurrahma, 1991:14) Belajar menghasilkan suatu perubahan tingkah laku keterampilan, kemampuan dan kecakapan serta perubahan-perubahan aspek-aspek lainnya yang ada pada diri siswa yang melakukan kegiatan belajar. Melalui pembelajaran inilah akan dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, pengembangkan potensi diri serta dapat membentuk karakter siswa. Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang menjadikan para pembelajarnya memperoleh penguasaan konsep tentang apa yang diajarkan.
Peran seorang guru dalam pendidikan sangatlah vital, karena guru merupakan ujung tombak keberhasilan dalam pendidikan. Sebagai pekerja profesional seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di tuntut memiliki strategi, menguasai teknik-teknik pengajaran maupun menguasai metode dalam mengajar. Metode mengajar adalah cara yang dilakukan untuk saling berinteraksi sehingga proses berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai (Suprijono, Agus, Cooperative Learning ,Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2009 hal 4). Metode belajar juga dapat di artikan sebagai “a way in achieving something” (Sanjaya,2008). Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementsikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satunya pada mata pelajaran Seni Budaya.
Di SMA Negeri 1 Karangreja Purbalingga Jawa Tengah, mata pelajaran Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan kepada para siswanya. Pendidikan seni budaya berkaitan erat dengan proses edukasi di Indonesia sehingga dipelajari di sekolah karena merupakan amanat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pendidikan seni budaya pada hakekat adalah suatu proses kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan nilai-nilai budaya yang bermakna di dalam diri manusia melalui pembelajaran seni budaya. Nilai-nilai yang dimaksud berkaitan dengan pengembangan imajinasi, intuisi, pikiran, kreativitas, dan kepekaan rasa; Kata ‘bermakna’ terkait dengan ‘kearifan’ dalam menyikapi hidup dan kehidupan agar lebih berarti dan bermanfaat bagi sesama dan lingkungannya. Untuk mencapai kearifan diperlukan persyaratan, di antaranya adalah pengetahuan yang luas (to be learned), kecerdikan (smartness), akal sehat (common sense), mengenali inti yang dipahami (insight), bersikap hati-hati (discreet), pemahaman norma dan kebenaran, dan kemampuan mencerna (to digest) pengalaman hidup (Buchori, 2000). Implikasi dari nilai-nilai bermakna adalah berwatak mulia dan berbudi luhur, bersikap jujur, rendah hati, disiplin, setia, terbuka, toleransi, penuh perhatian, belas kasih, adil, terbuka. Semua itu secara integratif tercermin di dalam sikap, kata dan tindakan, yang harus dibelajarkan dan dibiasakan kepada anak.
Melihat begitu luas cakupan dan manfaat mata pelajaran tersebut maka sebagai guru seni budaya dituntut untuk selalu berinovasi dalam mengatur strategi pembelajaran, terutama dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran berbasis teknologi modern agar lebih menarik dan memudahkan para siswa dalam belajar. Inovasi pembelajaran sudah sering lakukan oleh penulis. Penulis yang juga pengampu mata pelajaran Seni Budaya di kelas XI MIPA 3 di SMA Negeri 1 Karangreja Purbalingga pada semester gasal tahun pelajaran 2022/2023, saat menyampaikan materi “Konsep, Teknik dan Prosedur dalam Berkarya Tari Kreasi” memilih menerapkan metode Whole Methode berbantu video tutorial. Alasan pemilihan metode tersebut karena ketika guru menyampaikan materi menjumpai beberapa siswa yang tidak aktif, kurang fokus dan hanya bersenda gurau dengan teman-temannya sehingga daya serap pengetahuan,pemahaman maupun keterampilan menurun. Hal tersebut tentunya berdampak juga pada nilai hasil belajarnya. Penurunan dapat diketahui saat guru memberikan tanya jawab te.Dari total seluruh siswa kelas Vori maupun praktek, sebanyak 35 siswa hanya sekitar 84% yang mampu mendekati benar dengan mendapat nilain rata-rata 84 telah melampaui KKM.Sedangakan 16% siswa lainya belum mampu sehingga nilai masih di bawah KKM. Melihat kondisi diatas penulis akhirnya melakukan evaluasi dan mengganti metode pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dengan menerapkan Whole Methode dan video tutorial sehingga hasilnya mampu membawa perubahan yang positif.
Agus Mahendra dalam Modul teori Belajar Mengajar Motorik (2007: 273-276) menyatakan bahwa metode global atau Whole Method adalah suatu cara mengajar yang beranjak dari umum ke yang khusus,dalam mengajar keterampilan gerak atau permainan,maka bentuk yang utuh atau keseluruhan diajarkan terlebih dahulu kemudian dipecah-pecahkan menjadi bagian-bagian. Sedangkan video tutorial lantai merupakan video tari hasil karya penulis yang berisi tutorial menari yang telah dibuat semenarik mungkin agar memudahkan siswa dalam mempelajari dan terampil dalam mempraktekkan gerakan dengan benar.
Adapun tahapan-tahapan proses pembelajarnnya yaitu: 1) Preview,guru menyampaikan tujuan, indikator dan proses pembelajaran serta menyiapkan berbagai sarana yang dibutuhkab. 2) Guru menyampaikan point materi diselingi dengan menayangkan video tutorial menari secara utuh, kemudian dilanjutkan memamparkan materi dan mempraktekkan gerakan menari secara bagian-bagian dengan benar. 3) Guru menyuruh siswa untuk mencoba melakukannya sendiri secara utuh seperti di video tutorial. 4) Review, Setelah seluruh siswa melakukan percobaan guru mengundang semua siswa untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ditemukan selama percobaan. Kemudian guru memberikan pengarahan dari yang utuh ke bagian-bagian tari secara rinci lagi. 5) Setelah siswa mencoba dan mengetahui kesalahannya maka siswa mulai mencoba kembali, dengan tujuan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang masih dibuat selanjutnya siswa diberi kesempatan mencoba lagi hingga keterampilannya bisa tercapai dengan baik. 6) Pemantapan, setelah beberapa kali terlibat dalam proses review dan retrial, siswa terus disarankan untuk mencoba untuk memantapkan kemampuannya dengan melatih berulang-ulang dan guru selalu mendampingi sampai benar-benar tercapai tujuan pembelajarannya.
Penerapan metode di atas telah membawa dampak kemajuan yang lebih baik. Penguasaan materi serta ketrampilan yang komplek dapat dikuasai dengan baik oleh siswa, karena tiap-tiap bagian dipelajari secara runtut perbagian-bagian yang dilakukan secara sitematis dan kontinyu. Sehingga berdampak pada peningkatan penguasaan materi, pemahaman, keterampilan dan hasil belajar. Nilai hasil belajar siswa diketahui meningkat setelah guru mengadakan ulangan praktek senam lantai pada seluruh siswa kelas XI MIPA 3 dengan jumlah 35 anak telah menguasai materi dan praktek seni tari sehingga nilai hasil belajarnya 100% meningkatkan dari sebelumnya dengan mendapatkan nilai-rata-rata 92 melampaui batas KKM stelah diadakan ulangan teori maupun praktek.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: