GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEKS PROSEDUR MELALUI MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING)
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEKS PROSEDUR MELALUI MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING)
Oleh: Alfi Hidayati, S.Pd.
Guru Mapel Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Pracimantoro, Wonogiri Jawa Tengah
Alfi Hidayati, S.Pd. |
Alat komunikasi yang digunakan dalam pembelajaran yaitu bahasa Indonesia. Bahasa merupakan salah satu muatan pelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan peserta didik dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa ada empat komponen yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Untuk mencapai keberhasilan dalam mengembangkan kompetensi tersebut, maka diperlukan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik. Penggunaan model pembelajaran yang inovatif, tentunya akan memberikan pengaruh pada penguasaan kompetensi peserta didik pada pelajaran bahasa Indonesa.
Pembelajaran bahasa Indonesia dianggap kurang menyenangkan, apalagi pada saat di jam-jam terakhir. Berdasarkan masalah yang dihadapi tersebut, maka perlu dihadirkan solusi yaitu pemilihan model pembelajaran yang tepat. Dengan pemilihan model yang inovatif, diharapkan dapat meningkatkan berpikir kritis dan hasil belajar pada materi teks prosedur. Model pembelajaran yang dipilih pada kelas VII A yaitu model Problem based Learning (PBL).
Model Problem based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan dunia nyata (real world) yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk pengetahuan baru. Menurut Amir (2010:21) Problem Based Learning (PBL) merupakan metode instruksional yang menantang peserta didik agar “belajar untuk belajar”, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis peserta didik dan inisiatif atas materi pelajaran Problem Based Learning (PBL).
Karakteristik PBL (Problem Based Learning) sebagai berikut: (1) belajar dimulai dengan suatu masalah, (2) memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata peserta didik, (3) mengorganisasikan pelajaran diseputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab yang besar kepada peserta didik dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, (6) menuntut pembelajar untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja. Kelebihan PBL Problem Based Learning Menurut Hamrun (2009:157) yaitu; Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. Menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru. Meningkatkan aktivitas pembelajaran. Membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Lebih meyenangkan dan disukai peserta didik. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan kemampuan mereka untuk menyelesaikan dengan pengetahuan baru.
Sedangkan kekurangan pada pembelajaran PBL (Problem Based Learning) adalah; manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mampu mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit bisa dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba, keberhasilan pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan, dan tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di kelas VII A terbukti bahwa dengan model PBL (Problem Based Learning) proses pembelajaran lebih menarik dan inovatif dan hasil belajar peserta didik lebih maksimal. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada materi teks prosdur dengan menggunakan model PBL (Problem Based Learning) dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: