GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
KUNCI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
KUNCI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
Oleh: Dian Wulandari, S.Pd
SDN 2 Candiroto, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah
Dian Wulandari, S.Pd |
Mutu pendidikan di Indonesia masihlah tertinggal jauh jika dibandingkan dengan mutu pendidikan negara lain. Seperti yang kita ketahui, pendidikan di Indonesia terkesan buruk. Di Indonesia, mutu pendidikan di desa tidak sebanding dengan mutu pendidikan di kota. Mutu pendidikan di desa atau daerah tertinggal masih jauh dari kata baik mengenai kualitasnya. Masih banyak sarana dan prasarana yang kurang memadai, serta tenaga pengajar yang tidak kompeten dan jumlahnya yang lebih sedikit dibandingkan di kota. Mulai saat ini, permasalahan mutu pendidikan di Indonesia harus mulai dicarikan solusinya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Faktor tersebut salah satunya adalah rendahnya kualitas tenaga pengajar. Keadaan guru atau tenaga pengajar di Indonesia terlihat menyedihkan. Banyak guru yang belum memiliki profesionalisme yang memadai serta masih banyaknya guru honorer. Selain daripada itu, guru juga banyak yang belum berkompeten pada bidangnya. Permasalahan ini hendaknya untuk segera diselesaikan, mengingat betapa pentingnya peran guru dalam dunia pendidikan kita.
Biaya pendidikan yang mahal juga berpengaruh pada rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Mahalnya biaya pendidikan dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi membuat masyarakat yang kurang mampu tidak memiliki pilihan lain selain tidak menyekolahkan anak-anaknya. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, namun bisa diakali dengan siapa yang seharusnya membayar biaya pendidikan yang berkualitas agar orang yang kurang mampu dapat mengenyam pendidikan yang ada. Sebenarnya, pemerintahlah yang seharusnya dapat menjamin warganya memperoleh pendidikan berkualitas.
Selanjutnya faktor kurikulum pendidikan yang buruk. Kurikulum pendidikan di Indonesia juga masih belum relevan dengan kebutuhan dunia kerja, pengembangan kemampuan peserta didik melalui kurikulum pendidikan di Indonesia masih kurang baik dan tidak sesuai yang dibutuhkan pada dunia kerja. Perlu adanya perbaikan dan perluasan kurikulum pendidikan yang lebih baik dan merata sesuai dengan standar pendidikan internasional agar mutu pendidikan di Indonesia.
Adapun beberapa solusi yang ditawarkan untuk mengatasi rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, terutama melalui solusi teknis. Salah satu caranya adalah dengan mengupayakan peningkatan profesionalisme guru atau tenaga pengajar di institusi pendidikan. Solusi teknis selanjutnya yaitu dengan membenahi kurikulum yang digunakan pada pendidikan di Indonesia. Karena kurikulum adalah instrumen pendidikan yang sangat penting dalam meletakkan landasan-landasan pengetahuan dan pembentukan karakter anak didik. Dalam kurikulum harus dibentuk proses pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Diperlukan tenaga pengajar yang profesional dan diberlakukannya kurikulum yang baik dan mempunyai keserasian dengan kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Karena dua elemen itu merupakan elemen kunci untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pendidikan di Indonesia saat ini masih belum merata. Masih banyak orang-orang yang belum mendapatkan pendidikan yang seharusnya mereka terima sejak umur 6 tahun. Contohnya di kota-kota besar di sana sarana dan prasarana pendidikan di sana sudah sangat maju. Sedangkan di desa-desa hanya mengandalkan sarana dan prasarana seadanya. Tak hanya sarana dan prasarana saja yang belum merata tetapi juga belum meratanya tenaga pengajar sehingga sekolah-sekolah di desa masih banyak yang membutuhkan guru-guru dari daerah-daerah lain.
Banyak upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pemerataan Pendidikan di Indonesia, seperti menyediakan sekolah gratis, membangun sarana dan prasarana yang memadai termasuk sarana olahraga untuk setiap sekolah baik yang di perkotaan maupun pedesaan sesuai kebutuhannya, memberikan kepada siswa yang berprestasi dan/atau dari keluarga yang tidak mampu, dan yang terakhir memberikan subsidi untuk sekolah swasta yang diprioritaskan pada daerah-daerah yang kemampuan ekonominya lemah.
Sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah, namun sampai sekarang upaya tersebut belum bisa terlaksana dengan baik. Walau begitu pemerintah Indonesia khususnya Menteri Pendidikan sedang berusaha dengan keras untuk memeratakan Pendidikan di Indonesia. Kesuksesan suatu bangsa tergantung pada pendidikan yang diterima oleh masyarakat.
Seperti yang kita ketahui bahwa di tahun 2019 terdapat 4.3 juta anak di Indonesia tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka, salah satu penyebabnya adalah karena kemiskinan masyarakat Indonesia dan biaya pendidikan yang cenderung cukup tinggi, penyebab lainnya adalah karena kurangnya edukasi terhadap para orang tua bahwa pendidikan bagi anak-anak mereka sangatlah penting, sehingga orang tua di Indonesia cenderung mengabaikan pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka.
Kurangnya edukasi tentang pentingnya pendidikan masyarakat juga disertai dengan kurangnya edukasi atas fungsi dari pendidikan sendiri. Yang selama ini di pahami oleh sebagian besar orang tua pendidikan hanyalah tentang nilai yang tertulis dalam sebuah ijazah, bukan tentang pengetahuan yang di dapat oleh anak anak mereka. Hal tersebut menyebabkan Sebagian orang tua memberikan tekanan kepada anak anak mereka agar selalu memperoleh nilai yang sempurna dan mengabaikan pengetahuan yang sebenarnya. Padahal sejatinya bakat dan kemampuan setiap anak tidak bisa disamarakatan dengan hanya melihat tinggi atau rendahnya nilai ijazah. Sistem pembelajaran di Indonesia adalah system yang mewajibkan seorang siswa menguasai seluruh mata pelajaran. Padahal seorang anak bisa saja berbakat di bidang Pendidikan matematika namun tidak berbakat dalam bidang Pendidikan Bahasa begitupun sebaliknya, sehingga bakat dan kemampuan seorang anak tidak bisa di tentukan dari nilai ijazah mereka,
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: