GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PENERAPAN BUDAYA POSITIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH
PENERAPAN BUDAYA POSITIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH
Oleh : Marina Sinta Meilani, S.Pd
Guru Bhs Indonesia SMA N Sumpiuh Banyumas Jawa Tengah
Marina Sinta Meilani, S.Pd |
Tujuan pelaksanaan pendidikan di sekolah yaitu untuk membentuk siswa Indonesia menjadi generasi yang berpendidikan, cerdas, bermartabat dan berkarakter. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dilaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah dan pembiasaan atau proses yang baik. Proses pembiasaan tersebut dikenal dengan budaya atau pembudayaan.
Untuk membentuk siswa yang berprestasi dan berkarakter baik, maka sekolah perlu membangun budaya positif di lingkungan sekolah. Budaya sekolah sendiri diartikan sebagai tradisi sekolah yang tumbuh serta berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah. Dengan kata lain, budaya sekolah menjadi kebiasaan yang disepakati bersama untuk dilakukan dalam waktu yang lama ketika terjadi kegiatan pembelajaran.
Sekolah adalah salah satu tempat untuk pembentukan karakter seorang siswa. Pendidikan karakter atau pembiasaan budaya positif di sekolah dapat dilakukan dengan hal pembiasan dan dimulai dari hal yang sederhana seperti menjaga kebersihan, menjaga kerapian, sopan dan santun. Seorang Pelajar Indonesia harus dapat membiasakan budaya positif terutama nilai profil pelajar Pancasila dan penguatan pendidikan karekter yang dicanangkan oleh pemerintah melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan. Dalam menerapakan program tersebut sekolah sangat perlu membuat panduan dalam pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah.
Dengan membangun kebiasaan atau budaya positif di lingkungan sekolah, maka nilai-nilai baik bisa diterima oleh siswa dan membentuk karakter dan kecerdasan mereka. Bahkan, pembentukan karakter menjadi salah satu tujuan utama dalam pendidikan. Hal ini juga dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantara yang merupakan Bapak Pendidikan Indonesia yang mengisyaratkan jika pendidikan untuk mencapai kehidupan yang bahagia.
Adapun karakter yang diharapkan dari pelaksanaan pendidikan yaitu menjadi manusia serta anggota masyarakat yang yang tercantum dalam profil pelajar Pancasila yaitu Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, Kreatif, Gotong Royong, Berkebhinekaan Global, Bernalar Kritis serta Mandiri.
Ada banyak budaya positif yang seharusnya diterapkan di sekolah untuk membiasakan warga sekolah melakukan hal baik, memiliki akhlak, dan bermanfaat untuk lingkungan. Untuk menerapkan budaya positif di sekolah tentu diperlukan peran guru dan sekolah yang optimal. Guru bisa membangun komunitas di sekolah untuk menyiapkan siswa di masa depan menjadi manusia berdaya, bukan hanya untuk pribadinya saja tetapi berdampak positif pada masyarakat.
Adapun berikut ini merupakan tujuan budaya positif di sekolah yang bisa diterapkan, yaitu:
Melaksanakan Tata Tertib Sekolah
Di setiap sekolah pastinya ada tata tertib yang harus dipatuhi oleh setiap siswa. Tata tertib berfungsi sebagai pembatas antara yang boleh dan tidak boleh dan antara yang baik dan tidak baik bagi warga sekolah.
Sekolah membuat tata tertib untuk disepakati dan dijalankan bersama. dengan melaksanakan dan menaati tata tertib maka situasi di sekolah akan berjalan dengan tertib dalam waktu yang lama. Program sekolah juga jadi berjalan sesuai dengan aturan main. Kebiasaan positif ini harus terus berkembang hingga menjadi karakter.
Cinta Kebersihan dan Lingkungan
Penanaman rasa cinta kebersihan adalah budaya positif yang harus dimiliki setiap siswa. Di sini, cinta kebersihan artinya menjaga kebersihan terhadap diri sendiri dan juga terhadap lingkungan sekolah.
Kebersihan terhadap diri sendiri bertujuan untuk membentuk pribadi siswa yang sehat dan jiwa yang kuat. Siswa juga akan dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik setiap harinya.
Untuk rasa cinta kebersihan terhadap lingkungan sekolah, siswa dapat membuat jadwal piket membersihkan kelas dan halaman sekolah supaya bersih. Dengan lingkungan sekolah yang bersih, maka akan tercipta udara segar dan belajar jadi nyaman.
Kejujuran
Karakter kejujuran juga sangat penting untuk ditanamkan di lingkungan sekolah, bukan hanya untuk siswa, tetapi guru juga sebagai tenaga pengajar. Kejujuran adalah investasi yang berharga terciptanya komunikasi dan hubungan yang sehat antar manusia.
Dampak positif dari menjadi manusia yang jujur ada untuk berbagai sisi kehidupan. Apalagi di masa sekarang di mana kejujuran mahal harganya. Karakter ini harus sudah dibangun dan ditanamkan sejak usia dini. Menjadi orang yang dipercaya orang lain adalah hal yang sangat indah untuk dimiliki seseorang.
Religius
Dengan menanamkan karakter religius sejak usia dini, maka akan jadi langkah awal menumbuhkan sikap dan perilaku keberagamaan pada siswa. Upaya penanaman nilai religius harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Misalnya di tahap masa kanak-kanak, mereka ada di tahapan meniru dari yang dilihat dan didengar.
Yang bisa dilakukan oleh sekolah adalah dengan membiasakan berdoa sebelum memulai kegiatan dan selalu bersyukur kepada Tuhan YME. Peran guru sangatlah penting di sini untuk jadi teladan, pengingat, dan sebagai contoh untuk melaksanakan kegiatan bersifat religius.
Sifat Toleransi
Sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” dengan segala keberagaman yang ada di dalamnya. Karena itulah sangat penting untuk memiliki sifat toleransi antar sesama. Di sekolah pastinya berkumpul siswa dan guru dari berbagai agama dan suku. Contoh hal yang bisa dilakukan untuk menyongsong sifat toleran adalah dengan tidak memaksakan pendapat sendiri kepada orang lain dan saling menghargai perbedaan dengan sesama.
Sikap Nasionalis
Sikap nasionalis atau cinta tanah air dapat diimplementasikan dengan cara berpikir dan bertindak untuk menaruh kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok. Karakter ini dapat ditanamkan dengan pelaksanaan upacara bendera dan menghormati tokoh bangsa. Sikap ini akan meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa.
Itulah beberapa budaya positif di sekolah yang bisa diterapkan untuk membangun karakter siswa lebih baik. Tentunya masih banyak budaya-budaya lainnya yang tidak boleh ditinggalkan dan harus diajarkan di sekolah sejak dini seperti budaya sekolah adiwiyata, budaya literasi dan lainnya. Dengan menerapkan budaya positif ini secara konsisten dan dengan sebaik mungkin, maka akan melahirkan generasi Indonesia yang bukan hanya cerdas, tetapi berkarakter baik.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: