GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN MANUSIA KELAS XI MIPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI SMA NEGERI 3 DEMAK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN MANUSIA KELAS XI MIPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI SMA NEGERI 3 DEMAK
Oleh : Tika Pandhan Lestari, S.Pd
Guru SMA Negeri 3 Demak Jawa Tengah
Tika Pandhan Lestari, S.Pd |
Belajar merupakan pengalaman bagi setiap orang untuk mendapatkan sesuatu hal yang lebih baik. Perubahan perilaku yang mengacu ke arah yang positif diharapkan menjadi produk dari hasil belajar itu sendiri. Belajar bisa dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan di manapun, tak terkecuali di sekolah. Di lingkungan sekolah banyak sekali pembelajaran yang dapat diperoleh untuk mendapatkan hasil positif. Di sinilah banyak anak yang belajar memperbaiki perilaku/ sikap dan juga untuk memperoleh ilmu baru yang tentunya akan bermanfaat untuk saat ini atau dikemudian hari. Anak belajar di kelas dibantu oleh tenaga pendidik (guru) untuk mencapai sesuatu yang baru. Kedua komponen ini harus saling melengkapi dalam kegiatan belajar mengajar.
Namun dalam kegiatan belajar mengajar tersebut tentunya tidak selalu berjalan lurus dan mulus. Pastinya banyak sekali kendala-kendala yang mungkin dijumpai dalam proses tersebut. Kendala itulah yang nantinya akan menghambat keberhasilan dari proses belajar mengajar.
Salah satu bentuk kendala yang sering dijumpai di kelas adalah rendahnya motivasi belajar peserta didik. Hal tersebut sebetulnya bisa diamati oleh guru ketika awal masuk kelasnya. Dijumpai peserta didik yang kurang siap mengikuti pelajaran, seperti kurang suka dengan materinya atau mata pelajarannya, terlebih lagi banyak peserta didik yang menganggap materi biologi hanya berupa hafalan-hafalan, sehingga membuat mereka kesulitan dalam mencerna konsep dari meteri tersebut. Kondisi ini diperburuk dengan adanya peserta didik yang menganggap pembelajaran sangat monoton sehingga mereka bosan dan ditambah lagi rasa ingin tahu peserta didik mengenai meteri yang akan disampaikan guru sangat rendah.
Kondisi tersebut yang akhirnya menjadi latar belakang penulis untuk melakukan perubahan dalam pembelajaran di kelas. Selama ini penulis sering menggunakan metode ceramah dan pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher-centered learning) dan kurang mengembangkan model-model pembelajaran. Hal tersebut yang mungkin menjadi penyebab peserta didik mempunyai tingkat motivasi belajar yang rendah. Di zaman yang serba canggih seperti ini diharapkan seorang guru harus bisa menyeimbangkan antara pembelajaran dengan kemajuan zaman saat ini.
Pembelajaran yang berpusat pada murid (student-centerd learning) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya pikir peserta didik, sehingga dengan adanya pembelajaran yang seperti itu bisa membuat peserta didik lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan memperoleh tingkat motivasi belajar yang lebih meningkat.
Sebelum penulis melakukan perubahan dalam kelas, terlebih dahulu penulis melakukan refleksi diri dengan berkomunikasi antar teman sejawat dan kepala sekolah. Dari komunikasi dua arah tersebut didapatkan hasil bahwa penulis perlu mengembangkan model – model pembelajaran di kelas, selain itu penulis bisa juga melakukan variasi dalam pembelajaran, misalnya menayangkan video ataupun bisa melakukan literasi yang menggunakan teknologi digital, yang sejatinya memang pada era globalisasi ini pembelajaran harus berbanding lurus dengan kemajuan teknologi.
Penulis juga melakukan kajian literatur untuk mendapatkan beberapa referensi terkait model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas. Beberapa literatur yang sekian banyak, akhirnya penulis menggunakan model pembelajaran discovery learning. Model pembelajaran ini diambil penulis karena model tersebut membuat peserta didik aktif berfikir kritis untuk mengidentifikasi masalah yang terkait dengan materi. Selain itu peserta didik juga dituntut untuk memperoleh konsep dari materi tersebut, dan terlihat peserta didik cenderung mendominasi dari sebagian rangkaian pembelajaran. Peran guru hanya sebagai fasilitator.
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Peserta didik mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan materi.
2. Peserta didik merumuskan permasalahan yang terkait dengan materi.
3. Peserta didik merencanakan penemuan konsep dengan membentuk kelompok kecil dalam kelas, satu kelompok terdiri dari 3-4 anak.
4. Peserta didik mengumpulkan data dengan cara menganalisis LKPD yang diberikan guru dan melakukan literasi digital lewat link yang dibagikan guru lewat grup whatsapp.
5. Peserta didik mengolah data dengan mulai mengerjakan LKPD.
6. Peserta didik mengomunikasikan hasil dari diskusi kelompok dan terjadi feedback atau umpan balik antar kelompok.
7. Peserta didik menemukan konsep dari materi pembelajaran dengan disampaikan melalui penyampaian kesimpulan.
Dari kegiatan – kegaitan tersebut guru dapat menilai bahwa peserta didik terlihat lebih antusias dalam mengikuti setiap langkah – langkah pembelajaran. Didukung dengan adanya pemutaran video yang terkait dengan materi serta adanya bahan ajar yeng berbasis teknologi, sehingga peserta didik bisa memanfaatkan handphone untuk alat pendukung proses pembelajaran. Selain itu desain LKPD yang berwarna juga membuat peserta didik lebih bersemangat dalam mengolah data sehingga mereka bisa menemukan konsep materi. Model pembelajaran seperti ini membuat proses belajar mengajar menjadi lebih hidup dan lebih bisa dimaknai.
Dengan demikian, model pembelajaran discovey learning ini terbukti bisa meningkatkan motivasi belajar. Peserta didik menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, lebih bisa mengikuti alur pembelajaran dengan antusias. Peserta didik juga terlihat nyaman dan senang saat proses pembelajaran berlangsung serta mampu mengikuti arahan guru dengan antusias. Hal ini terbukti ketika angket motivasi dibagikan guru kemudian diisi oleh peserta didik, banyak sekali peserta didik mengalami peningkatan motivasi belajarnya, sehingga dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai harapan.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: