GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
MENGAPLIKASIKAN KARAKTER GOTONG ROYONG DALAM PEMBELAJARAN TEKS DESCRIPTIVE
STRATEGI POSTER SESSION UNTUK MENGAPLIKASIKAN KARAKTER GOTONG ROYONG DALAM PEMBELAJARAN TEKS DESCRIPTIVE
Oleh : Sri Sunarni, S.Pd
Guru Bahasa Inggris. SMA Negeri 1 Sidoharjo Wonogiri Jawa Tengah
Sri Sunarni, S.Pd |
Di tahun 2022 ini Pemerintah memberi pilihan setiap satuan pendidikan dalam memberlakuan Kurikulum Merdeka Belajar. Ada 3 pilhan yaitu Mandiri Belajar, Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi, disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Riset) dalam membuat kebijakan Kurikulum Merdeka bertujuan agar peserta didik mampu memahami konsep dan berkembangnya kompetensi mereka dengan optimal. Di Kurikulum Merdeka memiliki keunggulan diantaranya adalah materi yang dipelajari oleh peserta didik lebih sederhana dan essensial sehingga peserta didik lebih leluasa untuk mempelajarinya dan tujuan dari pembelajaran bisa tercapai dengan optimal. Keunggulan yang lain adalah Guru memiliki kebebasan dalam mengajar, dalam pemilihan materi menyesuaian dengan kondisi peserta didik, alokasi waktu, situasi dan kondisi sekolah maupun lingkungan sekolah terletak.
Kurikulum Merdeka dikembangkan dengan lebih flesibel dan berfokus pada materi essensial, karakter dan kompetensi memungkinkan peserta didik untuk bisa berkembang pada potensi dirinya di Kurikulum Merdeka. Pada pembelajaran Bahasa Inggris dengan siswa yang heterogen yang meliputi tingkat kecerdasan, motivasi, karakter, emosi, status sosial, latar belakang keluarga dan lain-lain, guru dituntut untuk berupaya menciptakan kegiatan pembelajaran yang “berbeda” agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan bisa tercapai dengan maksimal.
Khusus untuk materi Teks Descriptive adalah materi di Fase E yang diistilah di Kurikulum Merdeka setingkat dengan SMA yang harus dipelajari oleh peserta didik. Pembelajaran Teks Descriptive yang selama ini dengan model konvensional dengan lebih banyak ceramah dan bersifat Teacher centered, terlihat peserta didik pasif dan kegiatan pembelajaran hanya berlalu begitu saja tanpa meninggalkan kesan. Peserta didik mendapatkan teks berbentuk Descriptive selanjutnya menjawab pertanyaan-pertanyaan. Ketika peserta didk dituntut untuk kegiatan pengambilan nilai ketrampilan (Psikomorik) dan nilai karakter, Nilai yang dicapai peserta didik tidak bisa dicapai dengan maksimal. Karena hal itulah, maka penulis mencoba dengan strategi yang mampu untuk mengaktifkan kegiatan pembelajaran, utamanya peserta didik dengan tetap berpaku pada pencapaian pembelajaran baik materi maupun kompetensi agar bisa tercapai dengan maksimal. Pencapaian kegiatan belajar peserta didik tidak hanya berfokusnya nilai kognitif, ketrampilan, namun juga nilai karakter.
Di abad 21 dengan pemberlakuan Kurikulum Merdeka hal yang harus dikuasai oleh seseorang disamping penguasaan IT adalah nilai karakter positif yang melekat di dalam diri seseorang. Adapun nilai karakter yang akan tanamkan di Kurikulum Merdeka merupakan wujud Profil Pelajar Pancasila pada peserta didik. Profil Pelajar Pancasila meliputi: 1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2. Berkebhinekaan Global, 3. Bergotong royong, 4. Mandiri, 5. Bernalar kritis, 6. Kreatif. (Permendikbud No. 22 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024). Penanaman karakter-karakter tersebut diharapkan akan melekat diri peserta didik dan untuk selajutnya akan bisa menjadi modal peserta didik ketika lulus dan berada di masyarakat. Apalagi tantangan di abad 21, keberhasilan dan kemajuan yang luar biasa tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual (otak) dan perseorangan namun pribadi yang berkarakter kuat dan teamwork. Kegiatan teamwork bisa diajarkan pada peserta didik menempuh pendidikan, baik di tempat formal maupun non-formal. Dan bersamaan dengan itu bisa sekalian diajarkan, ditanamkan berbagai karakter positip salah satunya adalah karakter bergotong royong melalui kegiatan pembelajaran.
Untuk itulah penulis memilih karakter bergotong royong dalam kegiatan pembelajaran Teks Descriptive dengan menggunakan strategi Poster Session. “Strategi poster session pada dasarnya merupakan bagian daripada stategi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan strategi pembelajaran adalah rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pembelajaran”(Majid, 2013:7). Jadi strategi ini mengedepankan potensi diri yang melekat pada diri masing-masing peserta didik agar bisa berkembang dengan optimal dan lebih bermanfaat. Strategi ini merupakan kegiatan pembelajaran yang memindahakan apa yang dibayangkan berupa imaginsi, impian atau angan-angan ke dalam bentuk dominan grafis atau gambar. Strategi Poster Session ini dilakukan secara berkelompok. Hal ini akan mewujudkan suatu kerjasama atau gotong royong dari peserta didik di kelompok itu dengan saling memunculkan potensi masing-masing. Gotong royong adalah suatu kegiatan bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu sesuai yang telah disepakati. Kegiatan bersama-sama tersebut dilakukan dengan sukarela sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan bergotong royong diharapakan akan membuat kegiatan itu terasa lebih lancar, mudah, dan ringan (Permendikbud N. 22 Tahun 2020 Tentang Strategis Kementrian Kementrian Pendidikan dan Kebudayaa Tahun 2020-2024). Bergotong royong mampu mendorong masing-masing peserta didik untuk berkolaborasi atau bekerjasama, saling peduli, dan berbagi dengan peserta didik lain atau linkungan di kelompoknya. Gotong royong yang memiliki nilai penting diharapkan mampu untuk memaksimalkan potensi diri masing-masing peserta didik. Contoh ada peserta didik yang memiliki kemampuan menggambar, memahami konsep, memunculakan ide, mendesain dengan kreatif, memperindah suatu karya atau cerdas di komunikasi, masing-masing menyumbangkan potensinya. Kegiatan pembelajaran ini akan saling terjadi berkolaborasi, semua itu akan saling terkait satu dengan yang lain dan akan menghasilkan suatu hasil yang terbaik dan maksimal.
Kegiatan pembelajaran Teks Descriptive dengan srategi Poster Session di awali dengan pembentukan kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 samapi 4 peserta didik. Guru menjelaskan tujuan dari kegiatan pembelajaran saat itu. Guru menjelaskan strategi yang akan digunakan serta bagaiman langkah-langkahnya, termasuk nilai karakter gorong royong yang terkandung di dalamnya. Guru memberikan masing-masing kelompok sebuah Teks Descriptive. Teks Descriptive bervariasi meliputi tentang tokoh, tempat atau benda. Guru mengintruksikan setiap kelompok untuk berdiskusi menganalisis isi dari Teks Descriptive masing-masing. Isi dari analisis Teks Descriptive tersebut bisa berupa konsep meliputi nama, tujuan, bagian-bagiannya, dan ditutup dengan slogan, motivasi atau pesan yang berupa ajakan atau bujukan mengacu ke teks tersebut.
Setiap kelompok mendiskusikan teks masing-masing dan mengumpulkan informasi yang didapat. Selanjutnya dinformasi tersebut diwujudkan menjadi sebuah poster. Posternya berupa gambar-gambar yang sesuai dengan topik Teks Descriptive dan dilengkapi dengan beberapa kalimat penjelasnya. Masing-masing anggota kelompok mendapat bagian tugas sendiri-sendiri, contohnya ada peserta yang cepat dalam membuat konsep, ada yang pandai menggambar dan ada pula yang kreatif dalam penataan gambar, sedangkan yang cerdas dikomunikasi maka mendapat bagian presentasi atau menyajikan. Di kegiatan pembelajaran ini karakter gotong royong sangat terlihat.
Selanjutnya ruangan ditata untuk memajang hasil poster masing-masing kelompok. Untuk menghemat waktu, setiap kelompok dengan peserta didik yang memiliki kemampuan berkomunikasi, mempresentasikan poster kelompoknya dengan tetap bersiap bila ada peserta didik dari kelompok lain meminta penjelasan. Pembelajaran diakhiri dengan refleksi yaitu mendiskusikan kesan dan apa saja yang telah didapatkan peserta didik, utamanya dalam pembuatan poster yang lebih dominan gambar atau grafis dalam menyampaikan informasi atau pesan melalui kegiatan bergotong royong. Seperti kata bijak; “Alone, we can do so little and together we can do so much” – Helen Keller. “Sendiri, kita mampu mengerjakan begitu sedikit dan bersama kita mampu mengerjakan lebih banyak.”
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: