GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
WAYANG SEBAGAI KEARIFAN LOKAL, PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 1 MIJEN DEMAK
WAYANG SEBAGAI KEARIFAN LOKAL, PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 1 MIJEN DEMAK
Oleh: Eko Bagus Budi Prasetyo, S.Sn
Guru Seni Budaya SMA Negeri 1 Mijen, Demak Jawa Tengah
Eko Bagus Budi Prasetyo, S.Sn |
Kata pembelajaran berdiferensiasi sudah akrab di telinga kita sejak Kurikulum Merdeka diterapkan di sekolah. SMA Negeri 1 Mijen merupakan salah satu sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka tersebut dan melakukan pembelajaran berdiferensiasi pada proses belajar mengajarnya termasuk pada mata pelajaran Seni Budaya. Diharapkan dengan mengenalkan siswa kepada proses artistik, dan memasukkan unsur budaya mereka ke dalam pendidikan akan dapat menumbuhkan pada setiap siswa ciri-ciri kreatif, inisiatif, dan imajinasi yang subur, kebijaksanaan emosi, arah moral, kemampuan bertindak secara kritis, dan kebebasan berfikir serta bertindak.
Pendidikan Seni Budaya di SMA Negeri 1 Mijen Demak menjadi salah satu cara dalam membangun sumber daya manusia yang diperlukan untuk memanfaatkan kekayaan sumber kebudayaannya. Memanfaatkan modal dan sumber kebudayaan merupakan kebutuhan penting untuk membangun industri kebudayaan yang kreatif.
Kabupaten Demak menyimpan segudang potensi berbasis kearifan lokal. Wayang sebagai salah satunya yang berkembang pesat hingga sekarang. Wayang sebagai kearifan lokal akan tetap memainkan peranannya sebagai sistem nilai yang dijadikan rujukan dalam pemenuhan keperluan hidup jika masih tetap terpelihara dan hadir bagi warga masyarakat yang menjadi pendukungnya.
Potensi Wayang Sebagai Kearifan Lokal dan Media Pendidikan Seni
Wayang merupakan salah satu seni pertunjukan Nusantara, yang sebaran pendukungnya meliputi wilayah Asia Tenggara. Wayang meliputi berbagai seni diantaranya seni peran, seni suara, seni musik, seni lukis, seni sastra, dan lainnya. Wayang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media hiburan dan pendidikan. Oleh karena itu wayang dianggap memiliki nilai berharga dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa Indonesia.
Pertunjukan wayang sebenarnya merupakan media pembelajaran tradisional yang telah berkembang luas di masyarakat. Sejak awal keberadaannya, selain sebagai hiburan, wayang bertujuan sebagai agen penyaluran pengetahuan kepada masyarakat luas. Wayang juga sangat penting perannya bagi dunia pendidikan, mengingat aspek pendidikan dan kebudayaan yang saling berkaitan erat. Dalam perannya sebagai media pembelajaran, wayang diharapkan mampu menyampaikan nilai-nilai kebudayaan kepada siswa.
Sebagai sebuah media, wayang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu serta mengalami transformasi bentuk sesuai dengan kondisi sosial budaya. Berbagai bentuk dan jenis wayang pada berbagai kelompok masyarakat dapat menjadi sumber pembelajaran di sekolah khususnya Sekolah Menengah Atas. Dengan berbagai bentuk dan kepentingan sasaran pembelajaran tertentu, wayang dapat dipakai oleh guru sebagai media pembelajaran yang relevan hingga saat ini.
Pemilihan wayang bisa diaplikasikan pembelajaran Seni Budaya untuk menanamkan nilai, dengan contoh yang terkonkrit dan perilaku yang mencerminkan nilai positif tokoh wayang dengan mengetahui masing-masing dari karakter pewayangan. Pembuatan wayang bisa memakai kertas wayang atau metode lain dengan tujuan karakter atau tokoh pewayangan ini bisa sampai di benak anak-anak didik. Penerapan media wayang akan menggugah siswa untuk menikmati ceritanya, mengenali tokoh-tokoh positifnya, hingga kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, pada intinya wayang bisa menjadi alat pembelajaran yang menarik. Selain sebagai upaya untuk menjaga kebudayaan nusantara juga bisa memberikan pengalaman belajar siswa.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: