PENDIDIKAN AGAMA ISLAM YANG AKTIF DAN KREATIF

Print Friendly and PDF

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM YANG AKTIF DAN KREATIF  

 

Oleh: Samsul Sufyan Arief

SD Negeri 1 Kembangsari, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung Jawa Tengah 


Samsul Sufyan Arief


       Pembelajaran pendidikan agama Islam yang berlangsung saat ini masih mengalami banyak kelemahan. Penyampaian materi pelajaran kurang begitu dipahami oleh peserta didik sehingga menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak mengerti akan agama Islam itu sendiri apalagi mengamalkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Terlebih pada era Disrupsi 4.0 ini, yang secara tidak langsung memaksa para pendidik untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam proses pembelajaran PAI secara aktif dan kreatif. Berkaitan dengan proses pembelajaran yang sedang diteliti, ditemukan fakta bahwa selama ini materi pembelajaran di SD Negeri 1 Kembangsari cara mengajarnya melalui metode yang relatif konvensional. Artinya, proses pembelajaran dilakukan dengan cara penyampaian materi, dilanjutkan dengan metode menghafal dan praktik, sehingga penyerapan materi sebagian peserta didik terkesan monoton dan membosankan. Sesuai dengan pendapat Sutrisno bahwa metode pembelajaran yang digunakan para guru agama Islam selama ini lebih banyak menggunakan metode ceramah. Guru memberi penjelasan dengan berceramah mengenai materi pelajaran dan siswa sebagai pendengar. Metode pembelajaran semacam ini kurang memberikan arahan pada proses pencarian, pemahaman, penemuan dan penerapan. Akibatnya, pendidikan agama Islam kurang dapat memberikan pengaruh yang berarti pada kehidupan sehari- hari siswasiswanya. Akibatnya, terjadi krisis moral pada kalangan siswa-siswa SD, SLTP dan SMU, yang pada akhirnya krisis moral pun meluas pada anak-anak bangsa ini. Dalam konteks pendidikan agama Islam, sudah saatnya kita mengubah paradigma pengajaran yang selama ini lazim digunakan dalam proses belajar mengajar pendidikan agama Islam ke arah paradigma pembelajaran 1.

       Bukan rahasia lagi bahwa bahwa paradigma belajar mengajar PAI kita selama ini masih sangat sarat dengan orientasi pengajaran daripada pembelajarannya. Akibatnya di kalangan peserta didik, pendidikan agama Islam seringkali dipandang sebagai mata pelajaran yang menjenuhkan dengan dogma dan indoktrinasi norma-norma agama yang kurang membuka ruang bagi siswa untuk lebih kritis dan kreatif dalam proses belajar mengajar. Tidak mengherankan jika kemudian peserta didik menjadi malas dan kurang bersemangat mengikuti mata pelajaran.

        Kegiatan belajar mengajar di kelas hanya didominasi oleh guru, seakan-akan guru adalah sumber utama dalam belajar, sedangkan para siswa hanya sebagai pendengar setia, para siswa hanya mendengarkan hal-hal yang diberikan oleh guru dan mereka menelan saja hal-hal yang direncanakan dan disampaikan oleh guru, siswa dianggap sebagai objek. Dalam kegiatan belajar mengajar yang seperti ini kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem penuangan lebih mudah pelaksanaannya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan; guru cukup mempelajari materi dari buku, lalu disampaikan kepada siswa. 

       Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa salah satunya yang sangat berperan yaitu terletak pada metode pembelajaran. Oleh karena itu guru harus berusaha semaksimal mungkin bervariasi dalam memakai metode pembelajaran bagaimana menciptakan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa agar siswa semangat dalam belajar, bagaimana agar siswa benar-benar terlibat aktif secara fisik, mental, intelektual dan emosional dalam pembelajaran dan bagaimana menciptakan siswa-siswa yang kreatif. Keaktifan siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar, karena siswalah yang seharusnya banyak aktif. Oleh karena itu, pembelajaran di Sekolah hendaknya mengaktifkan peserta didik tidak hanya secara mental sehingga mampu menerapkan hasil adari materi yang diajarkan satu strategi untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan siswa, sehingga siswa termotivasi untuk aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar.

       Kegiatan pembelajaran, dalam implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini, begitu banyak macam strategi ataupun metode pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran PAI secara aktif dan kreatif diantaranya adalah: 

Model pembelajaran langsung (direct instruction). Merpakan model pembelajran yang menekankan pada penguasaan konsepdan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif,.

Model pembelajaran kooperatif, merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham kontriktivis. 

Model pembelajaran Inkuiri/penemuan merupakan pembelajaran berbasis inkuiri, polanya mengikuti metode sains yang memberi kesempatan kepasa peserta didik untuk belajar bermakna. Inkuiri sebagai salah satu strategi pembelajaran yang mengutamakan proses penemuan dalam kegiatan pembelajarannya untuk memperoleh pengetahuan.

       Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pembelajaran Agama yang aktif dan kreatif dengan berbagai metode yang dipakai dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas yaitu dengan melihat kondisi lingkungan kelas yang ada sebab keberhasilan pembelajaran melihat lingkungan dan melihat kemampuan anak didik. Melalui pendekatan lingkungan pembelajaran menjadi bermakna. Sikap verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan dan pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya. Konsep-konsep keilmuan dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. 

       Secara garis besar Langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran PAI Aktif dan kreatif yang harus dilaksanakan sebagai berikut : 

1. Guru berusaha untuk membangkitkan semangat dengan menggunakan berbagai alat bantu. Misalnya guru menyediakan media pembelajaran visual atau proyektor dan media lainya dalam materi berwhuduk atau sholat yang benar. Dan lagi contoh cara memandiakan janazah dan mengkafaninya dengan media siswa dikelas yang mempergakan. 

2. Guru mengatur kelas sedemikian rupa agar lebih menarik dan kondusif untuk situasi pembelajaran dan membuat siswa merasa betah di kelasnya. Misalnya, peduli pada kebersihan kelas dan memberikan hiasan didinding tembok kelas dengan hiasan yang edukatif contoh siswa membuat karyanya terus diletakkan di kelas. 


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top