GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA MURID
PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA MURID
Oleh: Tutik Nur Akhyani, S.Pd.
SD Negeri 3 Lebak, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah
Tutik Nur Akhyani, S.Pd. |
Dasar mulai pendidikan tersebut merupakan interaksi antara pendidik serta siswa untuk memperoleh tujuan pendidikan. Pendidikan memiliki makna yang luas. Dalam situasi ini, komunikasi guru-siswa terjadi di suatu wilayah yang dikenal dengan suasana pendidikan. Lingkungan pendidikan tidak hanya dilingkungan fisiknya; itu pun termasuk lingkungan sosial dan intelektualnya. Pendidikan dan pendidikan mendidik berarti memberi, menumbuhkan, dan menanam nilai-nilai selama siswa yang berhubungan dengan nilai. Langkah selanjutnya setelah memberikan nasehat kepada siswa adalah mendorong mereka untuk melakukan tindakan guna membantu mereka mengembangkan potensi dan keterampilan sebagai siswa serta karakter agar tambah positif.
Menurut Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) No.20 tahun 2003 disebutkan agar tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang mampu bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri, serta mengembangkan keterampilan yang diperlukan. untuk melakukannya. Penting untuk mengembangkan potensi anak, dan segala upaya harus dilakukan untuk membantu mereka menjadi hormat dan patuh dengan Tuhan Yang Maha Esa, serta baik, berakhlak agung, terpelajar, kreatif, mandiri, serta warga negara bahwa berkomitmen dari negara demokrasi.
Dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, kewajiban orang tua ialah menjadikan anak tumbuh serta berkembang sesuai dengan sifat unik anak untuk mencapai kebahagiaan dan keamanan. Pada kata lain, orang tua membesarkan serta mendidik anak sesuai dengan kemungkinan, temperamen, serta kemampuannya dengan sumber daya yang tersedia baginya sampai mencapai kesuksesan dan kepuasan (Masitoh & Cahyani, 2020).
Fungsi pendidikan nasional serta proses pendidikan saat ini membawa seolah-olah ada 2 satuan mata uang yang berdekatan namun tidak berjauhan. Sampai saat ini perkembangan pendidikan tentang jenjang/tingkat bahwa itu juga memiliki kecenderungan menyeragamkan cara pembelajaran pada setiap siswa, menganggap setiap siswa memiliki kemampuan dengan minat supaya serupa, murid tidak akan mampu menyelesaikan masa.
Kondisi pandemi yang mengancam keberadaan manusia dalam skala dunia juga mempengaruhi kondisi untuk belajar, sehingga perlu adanya pendidikan orang dewasa. Secara idealis, setiap proses pembelajaran harus mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dewasa karena melakukan diagnosa awal sampai kondisi batin, latar belakang, serta mental peserta didik. Sehubungan dengan itu, Pemerintah melaksanakan Program Merdeka Belajar, dengan penambahan Kurikulum Merdeka bahwa sudah ada semenjak tahun ajaran sebelumnya tahun 2021 menjadi sorotan.
Satu-satunya langkah terpenting dalam memajukan paradigma belajar merdeka yang saat ini sedang dibahas dalam SKN adalah belajar berdiferensiasi, yang sejalan dengan akidah Ki Hajar Dewantara. Karena pentingnya pembelajaran yang dibedakan dalam kaitannya dengan progresivisme, pembelajaran yang dibedakan adalah jenis strategi pendidikan yang berbeda yang mengakui kebutuhan pelajar dewasa. Filsafat progresivisme berdiri dari murid (student center) sangat mendukung proses pendidikan yang bertuan dan mengembangkan berbagai aspek kemampuan individu dengan menghadapi kemajuan zaman yang semakin maju serta kompleks (Fadlillah, 2017).
Konsep merdeka lebih baik dipahami melalui kajian kurikulum merdeka yang lebih mendukung kemampuan dan potensi anak muda dalam membangun dan melakukan perubahan. Sebaliknya, peran seorang pendidik adalah fasilitator dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, harus ada perubahan pemikiran dari paradigma guru mengajar (behavioristic) ke paradigma pembelajaran siswa (konstruktivistik).
Peran seorang guru sebagai fasilitator bagi murid untuk menjelajahi dunia mereka, merenungkan, menemukan pengetahuan, dan berpikir secara kritis, tanpa menyampaikan informasi.
Guru membangun (membangun) pemikiran dan pemahaman murid agar sejalan dengan kerangka filosofis konstruktivisme. Dalam kerangka progresif, seorang siswa dapat melakukan usaha-usaha mandiri untuk meningkatkan kreativitasnya sesuai dengan mata pelajaran yang ditugaskan atau yang dikuasainya, sementara seorang guru dapat bertindak sebagai fasilitator dan memantau proses pembelajaran siswa. Ibrahim, 2018).
Di era modern ini, manusia didorong untuk berusaha keras atau bertindak jujur untuk mengembangkan kreativitasnya dalam berbagai bidang sesuai dengan cita-citanya. Sebagai bagian dari proses pembentukan pengetahuan budaya untuk mempengaruhi perkembangan siswa, tentu saja termasuk menelaah keadaan dan pengalaman yang ada di sekitar kehidupan (Salu, 2016).
Pembelajaran pasif siswa melalui mengingat, mengisolasi pendidikan mereka dari kehidupan nyata, ketakutan dan hukuman, dan sistem peringatan belajar kecil berdasarkan buku teks adalah contoh proses pembelajaran progresif. Progresivisme, sebaliknya, tidak mengutuk kehidupan sehari-hari dan menolak absolutisme dan otoritarianisme dalam segala manifestasinya.
Hanya kreativitas yang bisa ditumbuhkan pada diri anak jika diberi ruang dan dukungan yang dibutuhkan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang sudah dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti prosedur khusus seperti memberikan anak-anak dukungan yang mereka butuhkan untuk belajar dalam kelompok atau sendiri, memberikan mereka motivasi, termasuk mengikutsertakan anak-anak dalam semua aspek proyek yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan mereka sebagai anak-anak, dan menekankan pada anak-anak yang hidupnya terpenuhi (Jalaluddin, 2012). Satu-satunya cara paling efektif untuk menumbuhkan kreativitas anak adalah melalui pengajaran yang berbeda.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: