GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA MELALUI PEMBELAJARAN TEMBANG MACAPAT ASMARADHANA
PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA MELALUI PEMBELAJARAN TEMBANG MACAPAT ASMARADHANA
Oleh: Arif Sugiyarto, S.Pd
Guru Bahasa Jawa SMK Negeri 1 Bangsri Jepara Jawa Tengah
Arif Sugiyarto, S.Pd |
Remaja adalah masa transisi yang krusial dalam pembentukan karakter individu. Berbagai faktor dapat memengaruhi perkembangan kepribadian mereka, dan salah satu cara yang unik dan efektif adalah melalui pembelajaran tembang Macapat Asmaradhana. Tembang Macapat Asmaradhana adalah sebuah bentuk puisi lama dalam bahasa Jawa yang tidak hanya memiliki nilai estetika tinggi tetapi juga mendalam dalam makna-makna kehidupan dan cinta. Dalam konteks ini, mari kita jelajahi bagaimana pembelajaran tembang Macapat Asmaradhana dapat membentuk karakter remaja. Keterkaitan antara Tembang Macapat Asmaradhana di fase pelajar yang utamanya di jenjang SMA/SMK sangat berkesinambungan, mengingat para pelajar SMA/SMK dalam masa Puber yang rentan dalam hal percintaan,dan tidak lupa peran orang tua dan Guru untuk melakukan pengawasan selektif pelajar di era sekarang ini agar pergaulan bebas tidak menjerumuskan mereka.
1. Mengajarkan Nilai-Nilai Moral
Tembang Macapat Asmaradhana sering kali menyelipkan nilai-nilai moral yang kuat, seperti kesetiaan, pengorbanan, dan rasa hormat. Dalam memahami dan menyanyikan tembang ini, remaja dapat belajar mengenai pentingnya moralitas dalam kehidupan sehari-hari. Tembang ini bisa menjadi cermin yang membantu mereka mengembangkan integritas dan perilaku yang baik.
2. Mengembangkan Empati dan Keterampilan Sosial
Asmaradhana sering kali menggambarkan berbagai nuansa emosi, termasuk kebahagiaan, kesedihan, dan kehilangan. Melalui interpretasi dan pemahaman tembang ini, remaja dapat mengasah keterampilan empati mereka. Mereka belajar merasakan dan memahami perasaan orang lain, yang merupakan aspek penting dalam membangun hubungan sosial yang sehat.
3. Mendorong Refleksi Diri
Tembang Macapat Asmaradhana juga sering kali mencerminkan konflik internal dan perjalanan karakter. Remaja dapat merenungkan lirik-lirik tembang tersebut untuk memahami perjalanan batin karakter dalam mengatasi cobaan dan tantangan. Ini dapat merangsang refleksi diri, membantu remaja mengenali dan memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik.
4. Mengasah Kreativitas dan Ekspresi Diri
Pembelajaran tembang ini melibatkan unsur seni, seperti musik dan sastra. Aktivitas menyanyi, memainkan alat musik, atau menciptakan interpretasi kreatif dari tembang Macapat Asmaradhana dapat merangsang ekspresi diri dan mengembangkan kreativitas remaja. Ini juga memberi mereka platform untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka dengan cara yang konstruktif.
5. Meningkatkan Keterampilan Bahasa dan Kritis Berpikir
Tembang ini menggunakan bahasa Jawa klasik yang kaya makna. Proses belajar memahami dan menginterpretasikan lirik-lirik tembang dapat meningkatkan keterampilan bahasa remaja. Selain itu, melalui analisis terhadap makna-makna yang tersembunyi dalam tembang, mereka dapat mengasah keterampilan kritis berpikir mereka.
6. Memupuk Rasa Bangga terhadap Budaya Lokal
Pembelajaran tembang Macapat Asmaradhana juga memberikan remaja kesempatan untuk menggali dan memahami warisan budaya mereka sendiri. Ini dapat memupuk rasa bangga terhadap identitas lokal mereka, mengingatkan mereka akan kekayaan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Melalui pembelajaran tembang Macapat Asmaradhana, remaja dapat merasakan kedalaman nilai-nilai kehidupan dan cinta. Proses ini tidak hanya membangun karakter yang kuat tetapi juga membentuk mereka menjadi individu yang lebih baik dalam masyarakat. Kesadaran terhadap nilai-nilai moral, empati, dan keterampilan ekspresi diri yang dikembangkan melalui tembang ini dapat membimbing remaja menuju perjalanan pembentukan karakter yang positif.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: