GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA MELALUI SOAL HOT FISIKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA MELALUI SOAL HOT FISIKA
Oleh: Muhamad Sahal Mubarrok, S.Pd
Guru Fisika SMK Negeri 1 Bangsri Jepara Jawa Tengah
Muhamad Sahal Mubarrok, S.Pd |
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) merupakan kemampuan peserta didik dalam menginterpretasikan pengetahuannya dalam menyelesaikan suatu permasalahan melalui proses analisis, evaluasi hingga menciptakan ide dari permasalahan yang di sajikan. Tujuan dari kajian ini untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dengan soal (HOTS) Fisika. Bentuk penilaian yang digunakan dapat berupa soal tes dengan tipe instrumen pilihan ganda, pilihan ganda beralasan dan uraian. Soal tes yang digunakan memperhatikan ciri-ciri HOTS seperti memperhatikan indikator-indikator HOTS, KKO, permasalahan fisika dan stimulus, serta taksonomi bloom. Materi yang banyak dikembangkan yaitu suhu dan kalor, getaran harmonis, fluida statis dan dinamis. Metode yang sering digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah metode R&D dari Brog and Gall, metode 4D, metode deskriptif kualitatif, dan metode ADDIE. Salah satu usaha yang perlu dilakukan dunia pendidikan untuk menyiapkan siswa sebagai generasi penerus bangsa yang dapat bersaing di tingkat global adalah meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Hal tersebut dapat didorong dengan menyajikan soal-soal yang menstimulasi kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) peserta didik dengan instrumen seperti penjelasan di atas.
Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berikut adalah beberapa strategi dan tips untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui soal HOTS:
Rancang Soal yang Menantang:
Pastikan soal-soal HOTS dirancang untuk mendorong siswa berpikir lebih dalam, menganalisis informasi, dan membuat keputusan.
Gunakan kata-kata kunci seperti "mengapa," "bagaimana," atau "apa yang mungkin terjadi jika" untuk merangsang pemikiran kritis.
Integrasikan Materi Pelajaran:
Sisipkan soal-soal HOTS ke dalam konteks nyata atau situasi kehidupan sehari-hari agar siswa dapat mengaitkannya dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
Hubungkan materi yang diajarkan dengan aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Fokus pada Pemecahan Masalah:
Ajarkan siswa untuk memecahkan masalah dengan memberikan situasi atau kasus yang memerlukan pemikiran analitis.
Dorong siswa untuk merancang solusi mereka sendiri dan mempertimbangkan konsekuensi dari pilihan yang mereka buat.
Diskusi Kelompok:
Gunakan metode diskusi kelompok untuk mendorong siswa berbagi pandangan mereka dan berdebat tentang berbagai solusi atau pendapat.
Diskusi kelompok dapat membantu siswa melihat berbagai sudut pandang dan mengasah kemampuan berpikir kritis mereka.
Berikan Umpan Balik Konstruktif:
Berikan umpan balik yang merinci aspek-aspek positif dan perbaikan yang mungkin diperlukan dalam jawaban siswa.
Dorong siswa untuk memahami mengapa suatu jawaban dianggap benar atau salah.
Latihan Rutin:
Latihan rutin dengan soal HOTS dapat membantu melatih otak siswa untuk berpikir kritis secara teratur.
Berikan variasi dalam soal-soal tersebut untuk memastikan siswa terbiasa dengan berbagai jenis tantangan.
Promosikan Kemandirian:
Dorong siswa untuk mencari jawaban mereka sendiri sebelum meminta bantuan.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi dan menemukan solusi mereka sendiri.
Gunakan Teknologi:
Manfaatkan teknologi untuk memberikan latihan interaktif dan simulasi yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Platform pembelajaran online atau aplikasi edukasi dapat menyediakan sumber daya tambahan untuk mendukung pembelajaran.
Dengan menerapkan strategi ini, guru dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka melalui pendekatan yang berfokus pada soal-soal HOTS.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: