GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PENDEKATAN PENANAMAN KARAKTER ANAK USIA DINI
PENDEKATAN PENANAMAN KARAKTER ANAK USIA DINI
Oleh: Sunarni, S.Pd.AUD
TK Desa Lemahbang, Kecamatan Kismantoro Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah
Sunarni, S.Pd.AUD |
Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan yang bermula dari seluruh negara di dunia yang dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan early childhood education (ECD). Menu generik menjabarkan pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak dini yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahap selanjutnya (2007 : 3). PAUD merupakan lembaga terdekat dengan kehidupan anak yang sangat mempengaruhi kehidupan dan tingkah laku anak hingga dewasa.
Keluarga merupakan lembaga PAUD yang paling dekat dengan kehidupan anak. Keluarga akan mempengaruhi kehidupan bersosial anak di sekolah baik bersama guru maupun teman sebayanya (Feeney.,et.al, 2007 : 29). PAUD juga dapat dikatakan sebagai proses pembinaan tumbuh kembang anak usia 0–8 tahun secara menyeluruh, mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan bagi Perkembangan mental, intelektual, emosional, moral, dan sosial (NEST, 2007). Seluruh aspek perkembangan anak dikembangkan melalui program PAUD ini dalam aktivitas belajar yang menyenangkan karena dilaksanakan dalam kegiatan bermain. Aspek perkembangan sebagai potensi bawaan anak tidak akan berkembang tanpa stimulasi dari orang tua di rumah dan pendidik anak di sekolah. PAUD merupakan peletak dasar berbagai perkembangan anak yang akan sangat berpengaruh pada proses kehidupan anak di masa mendatang.
Pendidik anak usia mempunyai tugas yang sangat kompleks dalam menghadapi anak yang masih dalam usia muda. Tugas mendidik anak usia dini tidaklah muda, karena anak belajar dari apa yang dilihat, didengar, dan dirasakannya. Sebelum meminta anak berperilaku moral yang baik, terlebih dahulu pendidik PAUD memiliki perilaku positif yang dapat dilihat dan ditiru anak. Sementara pendidikan moral selama ini yang dilakukan di sekolah lebih banyak menerapkan konsep dan teori saja. penerapan dalam bentuk perilaku masih kurang mendapat perhatian. Peran pendidik, terutama pada tingkat PAUD, tidak hanya sebagai pentransfer konsep ilmu saja, namun lebih pada pembimbing bagi pembentukan perilaku, watak hingga karakter.
Pengembangan nilai moral sebagai dasar membangun karakter anak harus memperhatikan sifat anak itu sendiri. Anak paling mudah mempelajari sesuatu jika melihat dan melakukan sendiri. Hal ini dikarenakan anak masih belajar menggunakan organ sensorinya, daripada perasaan yang umum digunakan orang dewasa.
Pendidik PAUD tidak hanya berperan pada aspek akademik saja. Pendidik berperan dalam hal pembelajaran (dari proses perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi), berperan dalam proses administrasi kelas, dan berperan dalam psikologis anak (proses pencegahan, penanganan, hingga rehabilitasi).
Pembentukan karakter anak termasuk dalam peran guru dalam bidang psikologis ini, karena guru harus mencegah muncul karakter yang buruk, menanamkan karakter yang diharapkan, dan memperbaiki karakter yang terlanjur rusak.
Penanaman karakter di sekolah membutuhkan pendidik PAUD yang dapat dijadikan tokoh sekaligus perancang dalam proses pembentukan ini. Pendidik PAUD bukan sekedar orang yang menstranfer ilmu ke anak-anak, namun lebih dari itu, merupakan orng yang berperan memberikan konsep ilmu bahkan pembentukan sikap dan perilaku. Pendidik pada tingkat PAUD secara langsung membuat rancangan pengembangan perilaku karakter pada anak, melaksanakan, dan mengembangkannya sehingga menjadi cara hidup anak.
Pendidik perlu menguasai strategi pengembangan pada anak usia dini sehingga rencana yang sudah disusun dapat dilaksanakan sesuai tujuan pengembangan. Pendidik PAUD perlu memahami karakteristik anak sesuai usia, budaya, dan lingkungannya sehingga apa yang disampaikan tidak terlalu jauh dengan kehidupan anak sehari-hari. Hal ini juga agar perilaku yang akan kita tanamkan dapat diamati dan ditiru anak sesuai sifatnya sebagai pengamat dan peniru.
Pendidik PAUD adalah salah orang yang paling dekat dengan hidup anak, karenanya setiap sikap yang terlihat dari pendidik akan dicontoh anak. Anak belum mampu memilih perilaku mana yang boleh ditiru dan yang tidak. Setiap perilaku yang teramati oleh anak, dianggapnya sebagai perilaku yang boleh ditiru. Pendidik perlu memahami bagaimana bersikap dan berperilaku di depan anak-anak agar sikap dan perilaku yang dicontoh anak adalah perilaku yang diharapkan tertanam pada anak saja.
Anak paling mudah mempelajari sesuatu dari mengamati dan meniru, terutama dalam menanamkan karakter ini. Cara paling mudah menanamkan karakter adalah melalui pembiasaan perilaku yang diharapkan tersebut dalam setiap aktivitas anak. Keberhasilan pembiasaan akan menentukan keberhasilan pembentukan karakter anak yang berpengaruh pada pembentukan karakter bangsa nantinya.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: