GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KONTEKS MERDEKA BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KONTEKS MERDEKA BELAJAR
Oleh: Sunarti
SD Negeri 2 Pendowo Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung Jawa Tengah
Sunarti |
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal dan memahami, menghayati hingga mengimani dan bertakwa serta berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Pendidikan Agama Islam sumber utamanya kitab suci Al-Qur'an dan Hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.” (Dahwadin & Nugraha, 2019).
Penguatan definisi ini difokuskan bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai rangkaian mata pelajaran. Pendidikan Agama Islam membentuk peserta didik yang siap mendapatkan pemahaman dan pengenalan ajaran agama Islam melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berupa pelatihan, bimbingan dan pengajaran dan pengalaman. Pelatihan dapat diperoleh dengan pengembangan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui praktik dan demonstrasi. Dalam bentuk pengajaran, Pendidikan Agama Islam disampaikan baik secara formal di sekolah ataupun informal dan nonformal di rumah dan masyarakat. Pendidikan Agama Islam di sekolah sesuai dengan materi yang diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Definisi lain Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh (Hasan, 2017).
Definisi ini diperuntukkan dalam rangka memberikan pemahaman materi-materi ajar Pendidikan Agama Islam secara luas dan mendalam. Pemaparan tentang pelaksanaan ajaran agama Islam agar peserta didik dapat dibina dan diasah sehingga mempunyai militansi yang kuat terhadap ajaran agama Islam. Ajaran agama Islam dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Pendidikan Agama Islam dapat juga didefinisikan sebagai usaha dalam.
Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki beberapa fungsi. Pertama, Pendidikan Agama Islam memiliki fungsi penanaman nilai-nilai ajaran Islam melalui pembelajaran yang bermutu. Kedua, Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki fungsi keunggulan baik dalam segi pembelajaran maupun dalam segi output yang dihasilkan yakni terwujudnya peserta didik yang berkepribadian insan kamil. Ketiga, Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki fungsi rahmatan lil a’lamiin yang artinya peserta didik baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan sosial mampu menebarkan kedamaian sebagai esensi dari ajaran agama Islam.
Melihat begitu pentingnya fungsi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) bagi peserta didik di sekolah, maka penerapan kurikulum merdeka sebagai kurikulum terbaru dengan mengusung konsep merdeka belajar sangatlah penting, dalam rangka pencapaian tujuan dan hasil pembelajaran Pendidikan agama Islam yang maksimal. Akan tetapi pada kenyataannya sebagian sekolah masih menemui beberapa kendala yakni kurangnya pemahaman guru terkait konsep kurikulum merdeka. Kurangnya adaptasi guru dan peserta didik dalam pembelajaran kurikulum merdeka karena telah terbiasa dengan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013. Sistem penilaian yang digunakan dalam kurikulum merdeka, serta beberapa problematika lainya yang ditemui dalam penerapan kurikulum merdeka dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada pembelajaran pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam sebagai nama mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik mulai tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi mestilah dirancang sesuai dengan harapan dan kebutuhan peserta didik. Pendidikan Agama Islam dapat diajarkan dengan saksama guna mencapai tujuan yang sesuai dengan konsep sejarah dan masa depan bangsa. Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sesuai dengan rencana dan aktivitas pembelajaran. Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus jelas dan mengikuti setiap era dan perkembangan. Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam versi “Merdeka Belajar” mesti memperhatikan hal-hal berikut:
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam membuat peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis.
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam membuat peserta didik memiliki kreativitas
3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam membuat peserta didik memiliki kemampuan dan keterampilan berkomunikasi
4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam membuat peserta didik memiliki kerja sama dan mampu berkolaborasi
5. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam membangun jati diri peserta didik yang konfiden atau kepercayaan diri. (Akhmad, 2018).
Pendidikan Agama Islam diberikan bukanlah sebatas memberikan pengetahuan, tetapi lebih jauh guna pembentukan sikap dan kepribadian serta kemampuan untuk mengamalkan ajaran agama masing-masing peserta didik. Untuk itu kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam mestilah diupayakan menciptakan peserta didik yang bebas merdeka. Merdeka dalam memperoleh materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan merdeka dalam mengedepankan di lingkungan sekolah dan masyarakat. Dalam hal ini, menyahuti betapa prioritasnya mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di program “Merdeka Belajar”, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
1. Kewajiban tiap satuan pendidikan untuk menyediakan guru agama yang sama dengan keyakinan peserta didiknya meski dia minoritas. Guru agama ini nantinya yang memiliki otoritas untuk memperkuat keberagamaan peserta didiknya.
2. Lembaga pendidikan mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama dan mengajarkan agamanya.
3. Lembaga keagamaan mempersiapkan guru-guru yang memiliki keahlian tentang agama dan sekaligus bisa menerjemahkan ke dalam kurikulum yang ada.
4. Pemerintah dalam hal ini kerja sama dengan sekolah/satuan pendidikan merancang kurikulum untuk tercapainya proses belajar yang dapat menumbuhkan kemerdekaan belajar. (Asfiati, 2020)
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: