GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
KEGIATAN RELIGI PAGI SEBAGAI SARANA MENDISIPLINKAN KARAKTER SISWA SISWI SMP NEGERI 4 RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA
KEGIATAN RELIGI PAGI SEBAGAI SARANA MENDISIPLINKAN KARAKTER SISWA SISWI SMP NEGERI 4 RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA
Oleh: Lilies Setyarini, S.Pd
Guru SMP Negeri 4 Randublatung Kabupaten Blora, Jawa Tengah
Lilies Setyarini, S.Pd |
Di era digital merupakan sebuah tantangan bagi para pendidik dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Para pendidik mau tidak mau harus siap menghadapi pergantian zaman dengan berbagai macam bentuk perilaku anak didiknya. Tentu hal ini merupakan bagian penting dari tupoksi sebagai guru. Selain tugasnya sebagai pengajar, guru mempunyai peran dalam mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Bahkan guru pun juga mempunyai peran penting dalam membentuk karakter anak didiknya.
Menurut Ki Hadjar Dewantara guru menjadi teladan, menjadi seorang model sekaligus mentor dari peserta didik di dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter yang meliputi olah pikir, olah hati dan olah rasa. Pendidikan karakter, moral dan budaya sebenarnya sudah dirintis oleh Ki Hadjar Dewantara dengan tri pusat pendidikan yang dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial. Lingkungan sekolah (guru) saat ini memiliki peran sangat besar dalam pembentukan karakter anak/siswa. Peran guru dalam dunia pendidikan modern sekarang ini semakin kompleks, tidak sekedar sebagai pengajar semata, pendidik akademis tetapi juga merupakan pendidik karakter, moral dan budaya bagi siswanya.
Inilah yang menjadi tantangan berat bagi guru untuk membekali anak didik dalam menghadapi perkembangan zaman. Era semakin maju menjadikan anak didik kita mengalami perubahan yang sangat pesat. Tindakan kriminal semakin merambah luas, konten – konten video asusila semakin banyak, dengan kemudahan mengakses teknologi maupun informasi menjadikan kehidupan anak anak jaman sekarang rentan akan tindakan criminal ataupun asusila. Sehingga sangat diperlukan pendidikan karakter yang dapat di mulai dari lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Bentuk-bentuk penyimpangan yang terjadi di masyarakat saat ini diantaranya maraknya tawuran antar pelajar apalagi banyak terjadi di kota – kota besar, perampokan, pembunuhan bahkan pemerkosaan disertai mutilasi. Kemudian bentuk perilaku menyimpang remaja misalnya, pembuliyan yang sekarang marak terjadi dimana – mana, pelecehan seksual bahkan pemerkosaan, penggunaan narkotika sampai dengan melakukan tindakan pornografi. Perilaku – perilaku seperti inilah yang nantinya berdampak pada masa depan generasi penerus selain menjadi indicator terpuruknya suatu bangsa jika sudah rusak generasi penerusnya. Fenomena tersebut yang mengharuskan dengan segera pendidikan karakter benar – benar diterapkan disekolah. Dengan penerapan pendidikan karakter diharapkan mampu membentengi anak – anak dari krisis multidimensi pada era tekhnologi ini.
Berbagai bentuk dan jenis kegiatan di sekolah semuanya disisipi oleh pendidikan karakter. Tidak hanya kegiatan saja yang terdapat unsur pendidikan karakter, guru pun sebagai model bagi anak didiknya haruslah menerapkan dan membiasakan berperilaku baik didepan anak didiknya karena guru merupakan ujung tombak di kelas. Guru memberikan teladan yang baik tutur kata dan tingkah laku yang tercermin di setiap harinya.
Kegiatan belajar di sekolah sangat mempengaruhi pembentukan karakter anak. Maka dari itu Sekolah perlu berinovasi menciptakan kegiatan yang mampu mewujudkan pembentukan karakter anak. Diantaranya kegiatan religi pagi yang diterapkan di sekolah. Kegiatan ini dimulai tepat pukul tujuh waktu bel masuk sekolah, anak –anak bergegas menuju mushola untuk melantunkan asmaul husna kemudian dilanjutkan pembacaan surat – surat pendek. Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 20 menit dan kegiatan religi setiap pagi mampu mewujudkan pembentukan karakter pada anak. Terbukti dari penerapan kegiatan pagi seperti ini selama 3 bulan mampu membiasakan anak anak SMP Negeri 4 Randublatung Kabupaten Blora memiliki sikap disiplin dan sikap santun dalam kesehariannya. Pembentukan karakter yang positif dapat terbentuk melalui kegiatan-kegiatan yang positif pula.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
Tidak ada komentar: