PEMBENTUK KARAKTER ISLAMI SISWA

Print Friendly and PDF

PEMBENTUK KARAKTER ISLAMI SISWA


Oleh: Irnawati

SD Negeri 2 Tleter, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung Jawa Tengah 


Irnawati


       Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin maju mengakibatkan perubahan-perubahan dalam berbagai aspek kehidupan di tengah masyarakat, terutama dalam aspek pendidikan yakni masalah kemerosotan moral yang akhir-akhir ini memasuki generasi muda (Lubis, 2009: 5). Contohnya penemuan televisi, komputer, dan handphone telah mengakibatkan sebagian masyarakat terutama remaja dan anak-anak terlena dengan dunia layar. Layar yang menjadi teman setia. Hampir setiap bangun tidur menonton televisi, mengisi waktu luang untuk bermain game atau facebook-an. Akibatnya hubungan antar keluarga menjadi renggang. Ini menunjukan bahwa teknologi layar mampu membius sebagian besar remaja dan anak-anak untuk tunduk pada layar dan mengabaikan yang lain (Kusuma, 2012: 3). Kondisi moral atau karakter generasi muda yang makin rusak, ditandai dengan maraknya seks bebas dikalangan remaja, peredaran narkoba, tawuran pelajar, peredaran vidio dan foto porno pada kalangan pelajar. Rusaknya moral bangsa dan menjadi akut seperti korupsi, kejahatan, tindakan kriminal pada semua sektor pembangunan semakin merajalela (Kusuma, 2012: 3). Berbagai fenomena yang terjadi di atas semakin membuka kita bahwa diperlukan obat yang mujarab dan ampuh untuk menyelesaikan persoalan tersebut yakni berupa penanaman dan pembinaan kepribadian dan karakter sejak dini yang dilakukan secara terpadu di lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat (Kurniawan, 2013: 19) melalui dunia pendidikan. Pendidikan tidak cukup hanya mengedepankan kecerdasan intelektual saja, akan tetapi perlu dibarengi dengan etika, moral, dan akhlakul karimah. Karena pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dan urgen dalam kehidupan manusia kerena berupaya melatih segala potensi yang dimiliki manusia, seperti potensi fisik, akal dan sikap. Sebagaimana pendidikan di Indonesia yang diatur dalam UU No 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam bab II Pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cerdas, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan karakter bangsa (Mu'in, 2016: 294). Untuk membangun manusia yang memiliki nilainilai karakter mulia dibutuhkan pendidikan Islam yang misi utamanya memanusiakan manusia, yang menjadikan manusia mampu menjalankan aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya sehingga terwujudnya insan kamil (Marzuki, 2015: 5). Pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kemauan, kesadaran serta tindakan (Kuanaepi, 2013: 353).

        Pembentukan karakter siswa di sekolah tidak terlepas dengan adanya peran seorang guru, terutama guru pendidikan agam Islam yang mampu mewarnai siswa menjadi insan yang mulia, melalui keteladanan atau pembiasaan yang dilakukan oleh seorang guru pendidikan agama Islam, karena guru adalah panutan dan idola siswa dalam segala hal terutama dalam mengajar dan mendidik (Sani, 2016: 141). Guru sebagai suri tauladan bagi siswa-siswanya dengan memberikan contoh perilaku yang baik sehingga bisa mencetak dan membentuk generasi yang memiliki karakter yang baik pula. Oleh sebab itu di tangan gurulah akan dihasilkan siswa yang berkualitas baik secara akademik, keahlian, kematangan emosional, mental dan spiritual. Guru pendidikan agama Islam adalah guru agama disamping melaksanakan tugas pengajaran yaitu memberikan pengetahuan keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi siswa, ia membantu kepribadian dan pembinaan akhlak, juga menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketaqwaan para siswa (Wiyani, 2012: 100). Salah satu tugas seorang guru yaitu membentuk sekaligus membimbing siswa berperilaku Islami serta mencegah dari perbuatan yang buruk, sebagaimana Q.S Ali Imran ayat 104.

       Pentingnya peran seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pembentukan karakter Islami siswa, maka dibutuhkannya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang baik dan profesional sehingga bisa mencetak dan membentuk generasi yang berkarakter baik pula. Misalkan dengan adanya penanaman dan pembiasaan program keagamaan yang dipandu oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sehingga terwujudnya karakter Islami para siswa, yang terlihat dari kegiatan baca tulis al Qur’an setelah pulang sekolah yang sudah diprogramkan oleh sekolah. Berjalannya pembiasaan program keagamaan tidak akan berjalan dengan tertib tanpa adanya peran seorang guru.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top