GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PEMBELAJARAN SEJARAH BERDIFERENSIASI BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KELAS X SMAN 1 GODONG
PEMBELAJARAN SEJARAH BERDIFERENSIASI BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KELAS X SMAN 1 GODONG
Sri Gundala, S.Pd |
Pendidikan sejarah sudah diajarkan sejak di Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) yang bertujuan agar peserta didik mampu memperoleh pemahaman pengetahuan, serta pemahaman historis, dan pemahaman sejarah. Menurut Muhammad Iqbal Birsyada (2022:25) mengemukakan pembelajaran sejarah memiliki beberapa tujuan diantaranya: 1) menambah ilmu pengetahuan yang belum di dapat di sekolah. 2) menambah kekuatan untuk mematahkan ilmu teori. 3) menambah rasa keingintahuan atau penasaran dan masih banyak lagi.
Dalam mempelajari sejarah di sekolah tidaklah mudah. Berbagai kendala dihadapi peserta didik yang mengakibatkan sulitnya memahami materi dipelajarinya. Kendala diantaranya peserta didik menganggap pelajaran sejarah merupakan pelajaran yang tidak populer atau tidak favorit serta menjemukan karena menghafal. Selain itu dianggap kurang bermanfaat bagi masa depan dan tidak penting dalam dunia kerja. Ditambah pula guru mata pelajaran sejarah kurang menguasai substansi materi, metode pembelajarannya kurang efektif dan kreatif.
Pemilihan metode pembelajaran sejarah sangat diperlukan bagi guru untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat membantu dalam tercapainya instruksional efektif dan efesien. Maka dari itu penulis menerapkan pembelajaran sejarah berdiferensiasi berbasis kearifan lokal di kelas X SMAN 1 Godong.
Kearifan lokal merupakan nilai luhur, norma, tradisi dan budaya yang berlaku dalam menata dan mengatur tatanan kehidupan masyarakat setempat (Zoer'aini Djamal Irwan,2020:151). Sedangkan pembelajaran berdiferensiasi menurut Jenri Ambarita (2023:XI) yaitu pembelajaran yang memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik. Keragaman karakteristik dari peserta didik menjadi dasar mewujudkan pembelajaran yang memerdekakan artinya pembelajaran yang disesuaikan fesyen peserta didik bukan fesyen guru.
Konsep yang ditetapkan dalam pembelajaran sejarah berdiferensiasi berbasis kearifan lokal sebagai berikut: Kearifan Lokal dalam Konteks Pembelajaran Sejarah: a. Pengenalan kearifan lokal sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari. b. Memahami keanekaragaman budaya dan tradisi untuk mengapresiasi nilai-nilai lokal.
Langkah Diferensiasi Pembelajaran Sejarah yaitu a. Mengidentifikasi kebutuhan dan tingkat pemahaman siswa secara individual. b. Menyesuaikan metode pengajaran dan materi agar sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa. Integrasi Kearifan Lokal dalam Kurikulum: a. Pemilihan tema dan topik yang terkait dengan kearifan lokal. b. Penggunaan cerita, lagu, dan puisi lokal sebagai materi pembelajaran. c. Mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang terkait dengan budaya lokal.
Penggunaan Teknologi sebagai Alat Pembelajaran: a. Pemanfaatan teknologi untuk memfasilitasi pembelajaran yang berdiferensiasi. b. Pembuatan konten digital yang mencakup aspek-aspek kearifan lokal.
Keterlibatan Komunitas Lokal: a. Melibatkan tokoh-tokoh masyarakat atau pemangku kepentingan lokal dalam pembelajaran.
b. Kunjungan ke tempat-tempat bersejarah atau kultural sebagai bagian dari pengalaman belajar.
Sedangkan Evaluasi Pembelajaran Berdiferensiasi melalui: a. Pengembangan penilaian yang mencakup berbagai gaya belajar. b. Memberikan umpan balik yang konstruktif untuk memotivasi siswa.
Manfaat Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal: a. Peningkatan pemahaman pembelajaran sejarah. b. Pengembangan kepekaan budaya dan sosial. c. Meningkatkan rasa kebanggaan dan identitas siswa terhadap budaya lokal mereka. Studi Kasus: Implementasi Berhasil di Sekolah Tertentu: a. Menggambarkan bagaimana sekolah atau lembaga pendidikan tertentu berhasil menerapkan pendekatan ini. b. Bagikan pengalaman dan pembelajaran yang dapat diambil oleh lembaga lain.
Pembelajaran Sejarah berdiferensiasi berbasis kearifan lokal bukan hanya tentang pengembangan keterampilan menghafal dan berbahasa saja tetapi juga tentang membentuk individu yang dapat menghargai dan memahami keberagaman budaya. Dengan menerapkan konsep ini, mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan memotivasi siswa untuk menjadi warga global yang berpengetahuan luas dan memiliki kedalaman kultural yang kuat.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
Tidak ada komentar: