METODE FISHBOWL DAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Print Friendly and PDF

METODE FISHBOWL DAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


Oleh: 1) Sarifah Hidayati, S.Ag. 2) Parjono, S.Pd, M.Si

Guru Rumpun Sejarah Kebudayaan Islam

Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo




       Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam menggunakan stereotip bahwa materi ini hanyalah cerita masa lalu, sehingga siswa tidak tertarik dengannya. Sejarah sering dianggap sebagai mata pelajaran tambahan karena fokusnya pada pengayaan pengetahuan kognitif tanpa menciptakan sikap afektif. Pembelajaran SKI di madrasah biasanya berfokus pada hafalan dan informasi. Dalam waktu yang terbatas, mencakup banyak materi dan urutan yang kompleks sulit disesuaikan. Materi sering diberikan secara monoton, yang membuatnya sulit bagi beberapa siswa untuk menerima dan memahaminya (Syaipudin: 2023) .

       SKI adalah mata pelajaran yang mempelajari sejarah dan perkembangan kebudayaan Islam, termasuk kajian tentang berbagai dinasti seperti Umayyah, Abbasiyah, dan al-Ayubiyah. Tujuan pembelajaran SKI adalah untuk membentuk pemahaman yang komprehensif tentang nilai-nilai keislaman dan sejarah umat Islam, serta untuk mengembangkan karakter siswa melalui integrasi nilai-nilai moral dalam pembelajaran.

       Sejarah Kebudayaan Islam harus dipelajari melalui proses pembelajaran. Dibutuhkan model pembelajaran yang meningkatkan Minat Belajar yaitu model Metode Fishbowl Dan Peer Teaching.

       Metode Fishbowl adalah salah satu contoh pembelajaran berbagi. Metode ini digunakan untuk bekerja dengan dua kelompok: kelompok dalam dan kelompok luar. Seorang ketua memimpin beberapa orang peserta dalam diskusi untuk membuat keputusan. Tempat duduk diatur dalam bentuk semi-lingkaran. Sub kelompok pendengar duduk di sekitar sub kelompok diskusi, yang memiliki dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi. Sub kelompok diskusi disebut sebagai sub kelompok diskusi (Barkley, Cross, & Howel, 2004). 

       Sementara metode Peer Teaching melibatkan siswa mengajar siswa lain atau siswa bertindak sebagai pengajar. Siswa yang bertindak sebagai tutor adalah siswa yang memiliki kelebihan dibandingkan siswa lainnya, artinya tutor adalah siswa yang lebih pintar atau lebih memahami topik pelajaran tertentu (Surakhmad, 1994:53). 

       Menurut Hardjana (1994), minat adalah dorongan kuat untuk sesuatu yang disebabkan oleh kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan, atau keinginan tertentu. Minatnya adalah kecenderungan untuk tertarik atau terdorong untuk memperhatikan sesuatu dalam bidang tertentu. Minatnya dapat berfungsi sebagai motivasi untuk melakukan sesuatu atau sebagai konsekuensi dari melakukannya. Karena itu, minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, atau keterampilan melalui usaha, pengajaran, atau pengalaman (Hardjana, 1994).

       Minat dan perhatian dalam belajar memiliki hubungan yang erat sekali. Pengaruhnya terhadap aktivitas belajar harus diperhatikan. Karena daya tarik suatu subjek, siswa yang berminat akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Mereka akan rajin belajar, merasa senang mengikuti pelajaran SKI, dan bahkan dapat menemukan kesulitan menyelesaikan soal latihan. Pelajaran yang menarik minat siswa akan mudah dihafal. Motivasi berhubungan dengan cinta. Kebutuhan dan minat menimbulkan motivasi, jadi minat adalah alat yang tepat. Jika Anda memiliki minat dalam belajar, prosesnya akan berjalan lancar. Oleh karena itu, guru harus menumbuhkan minat siswa agar pelajaran mudah dipahami siswa .

       Dengan menggunakan Pemanfaatan Metode Fishbowl Dan Peer Teaching pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat meningkatkan Minat Belajar dalam proses belajar siswa.


Daftar Pustaka

Barkley, E., Cross, P., Howel, C. (2004). Collaborative learning techniques: A handbook for college faculty. Jossey Bass. 

Hardjana. (1994). Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.

Surakhmad, Winarno. (1994). Metode Pengajaran. Jakarta: Depdikbud.

Syaipudin, L. (2023). Teacher Learning Strategies In Shaping Student Character In Islamic Cultural History Lessons At SMP 45 Latukan Karanggeneng Lamongan. Jurnal Pendidikan Indonesia, 1(02), 57–65.




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top