GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
MODEL ACTION LEARNING PADA PEMBELAJARAN PJOK
MODEL ACTION LEARNING PADA PEMBELAJARAN PJOK
Oleh: 1) Sumirat, S.Pd. 2) Setiyo Purnomo, S.Pd.
Guru Rumpun PJOK
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sragen
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan (PJOK) merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan untuk mengembangkan seluruh peserta didik melalui aktivitas jasmani. Selain meningkatkan kesehatan jasmani seperti kekuatan, ketangkasan, dan daya tahan, PJOK juga berperan penting dalam pengembangan kepribadian, meningkatkan rasa percaya diri, dan melatih keterampilan sosial. Melalui beragam olahraga dan aktivitas fisik, siswa diajarkan pentingnya menjaga pola hidup sehat, bekerja sama dalam tim, dan menghargai perbedaan.
Menurut Depdiknas (2004) Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kesegaran jasmani, membangun ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif, serta kecerdasan emosi.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, bahkan pada pendidikan tinggi. Tujuan Pendidikan Jasmani yaitu untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral dan aspek pola hidup sehat. (Permendiknas No.22 Tahun 2006:194).
Untuk mencapai tujuan-tujuan PJOK diatas diperlukan model pembelajaran yang sesuai, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah action learning. Silberman (2009) mengemukakan bahwa action learning adalah belajar sekaligus bertindak memberi siswa kesempatan untuk mengalami penerapan topik dan isi materi yang dipelajari atau didiskusikan dalam kelas dalam situasi kehidupan sesungguhnya. Sebuah proyek luar kelas menghadapkan mereka untuk menjadi kreatif dalam bertukar pendapat tentang penemuan mereka dengan sesama siswa.
Model pembelajaran berbuat (action learning) memberi penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok. Yang memiliki dua tujuan utama yaitu:
Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama berdasarkan nilai-nilai mereka sendiri.
Mendorong siswa untuk melihat diri mereka sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial dalam pergaulan dengan sesama, yang tidak memiliki kebebasan sepenuhnya, tetapi sebagai warga dari suatu masyarakat, yang harus mengambil bagian dalam suatu proses demokrasi.
Action learning adalah model yang digunakan dalam analisis nilai dan klarifikasi nilai dan ditambah pendekatan-pendekatan lain yang digunakan sesuai agenda kegiatan yang dilaksanakan di sekolah atau di tengah-tengah masyarakat ataupun praktik keterampilan dalam berorganisasi atau berhubungan dengan sesama. Action learning ini memberikan perhatian mendalam pada usaha melibatkan peserta didik Madrasah tsanawiyah dan sekolah menengah pertama dalam melakukan perubahan-perubahan sosial. Walaupun pendekatan ini berusaha juga untuk meningkatkan keterampilan “moral reasoning” dan dimensi afektif, namun tujuan utamanya adalah memberikan pengajaran kepada peserta didik, supaya mereka berkemampuan untuk memengaruhi kebijakan umum sebagai warga dalam suatu masyarakat yang demokratis.
Action learning memiliki runtutan implementasi pendekatan sebagai berikut:
1. Menentukan topik masalah.
2. Membahas suatu masalah.
3. Memunculkan berbagai pertanyaan.
4. Menentukan pilihan solusi (Plan A, B, C dan seterusnya).
5. Menganalisa masalah dan solusi yang ada.
6. Mengambil keputusan dan kesimpulan.
Dengan menggunakan model pembelajaran Action learning dapat meningkatkan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan .
Daftar Pustaka
Depdiknas. (2004). Standar Kompetensi Guru Pemula SMP-SMA. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.
Depdiknas. (2006). Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.
Anjani, S. R. (2018). Penerapan model pembelajaran nilai (value learning) melalui pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach). Jurnal Koulutus, 1(1), 11-34.
Silberman, Mel. (2009). Diterjemahkan Komaruddin Hidayat. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
Tidak ada komentar: