MODEL GENERATIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS

Print Friendly and PDF

MODEL GENERATIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS


Oleh: 1) Rusdiyanto, S.Pd. 2) Suwarni, S.Pd. 3) Siti Nur Rukayah, S.Pd., M.Pd. 4) Moh Basyori, S.Pd., M.Pd. 5) Sri Lestari, S.Pd. 6) Dwi Rustiana, S.S. 7) Sutrisno, S.Pd.

Guru Rumpun IPS

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sragen


       Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang yang mengkaji berbagai peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berhubungan dengan masalah sosial. Pendidikan IPS, sebagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga nilai, sikap, dan keterampilan untuk membantu siswa menjadi bagian dari masyarakat, bangsa, dan negara yang berbeda.

       Pendidikan IPS di sekolah dasar adalah bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan mereka dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain. Tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempelajari kehidupan masyarakat manusia secara sistematik. Dengan demikian, peran IPS sangat penting untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan mereka di masa depan sebagai warga negara dan anggota masyarakat yang baik.

       Model generative learning merupakan model pembelajaran yang menggunakan teori konstruktivisme yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif antara pengetahuan awal dengan pengetahuan baru yang dimiliki seseorang melalui peran aktifnya dalam pembelajaran. Menurut Made Wena (2009) model pembelajaran generative learning terdiri dari empat tahap strategi yaitu :

Tahap pendahuluan (eksplorasi)

Siswa diajak untuk menggali minat dan pengetahuan awal mereka tentang konsep kewarganegaraan. Melalui diskusi terbuka dengan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pemikiran kritis, siswa didorong untuk aktif berpartisipasi dan berbagi pandangan. 

Tahap pemfokusan atau pengenalan Konsep

Pada tahap ini, guru mulai memperkenalkan konsep-konsep dasar kewarganegaraan seperti nilai-nilai Pancasila, hak dan kewajiban warga negara, serta struktur pemerintahan. Untuk membantu siswa memahami konsep-konsep tersebut dengan lebih baik, guru menggunakan berbagai media pembelajaran yang menarik dan interaktif.

Tahap tantangan

Melalui studi kasus dan diskusi kelompok, siswa dilatih untuk menganalisis masalah sosial dan mencari solusi yang sesuai dengan nilai-nilai kewarganegaraan.

Tahap aplikasi atau penerapan konse

Melalui proyek-proyek praktis yang berorientasi pada masyarakat, seperti kampanye kesadaran atau kegiatan sosial, siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh.

Menurut Sutarman (2004: 100) kelebihan model generative learning, yaitu 

1. Memberi peluang kepada siswa untuk belajar secara kooperatif.

2. Merangsang rasa ingin tahu siswa, cocok untuk meningkatkan keterampilan proses.

3. Meningkatkan aktivitas siswa, diantara dengan bertukar pikiran dengan siswa lainnya, menjawab pertanyaan dari guru, serta berani terampil untuk mempresentasikan hipotesisnya.

4. Konsep yang dipelajari siswa akan masuk ke memori jangka panjang.

       Zulkarmain (2014) mengungkapkan bahwa pada umumnya siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran generative learning. Model pembelajaran generative learning membuat siswa menjadi lebih aktif di kelas dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan soal-soal sehingga bisa lebih memahami materi yang diberikan. 

       Dengan menggunakan model pembelajaran generative learning pada pembelajaran IPS dapat pemahaman mereka terhadap materi IPS pun menjadi lebih baik. Hal ini mengindikasikan bahwa model pembelajaran generative learning memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan efektivitas pembelajaran IPS. Dengan menggunakan model pembelajaran generative learning pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan pembelajaran menjadi lebih baik.


Daftar Pustaka

Riska Aulia dan Rora Rizki Wandini (2023). Karakteristik Mata Pelajaran IPS. Jurnal Pendidikan dan Konseling Volume 5 Nomor 2 Tahun 2023 E-ISSN: 2685-936X danP-ISSN: 2685-9351 Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Sutarman, Ani Suryani, dan Asep Saefuddin Achmad. (2004). Patogenesis Hawar Daun Bibit Pinus Merkusii yang Disebabkan oleh Pestalotia Theae di Pesemaian. Lampung University.

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Zulkarnain, Iskandar, dan Agustini Rahmawati. (2014). Model Pembelajaran Generatif untuk Mengembangkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa. EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika 2 (1).



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top