MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK

Print Friendly and PDF

MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK


Oleh: 1) Suyadi, S.Ag. 2) Etika Kurniawati, S.Pd.I.


Guru Rumpun Akidah Akhlak

Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo




       Menurut Wahyudi (2017) menjelaskan bahwa akidah merupakan kepercayaan yang bersih dari keraguan dan dihayati dengan sepenuh hati, sedangkan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam diri seseorang yang mempengaruhi perbuatannya.

       Kata "pendidikan akhlak" berasal dari kata "pendidikan" dan "akhlak." Menurut Ahmad Tafsir (1992: 20), pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh guru terhadap pertumbuhan fisik dan rohani anak-anak mereka menuju kepribadian yang utama. Pendidikan adalah upaya untuk meningkatkan diri secara keseluruhan. Ini mencakup semua kegiatan pendidik, baik formal maupun non-formal, dan melibatkan guru dan siswa. Dalam definisi ini, pendidikan membentuk setiap aspek kepribadian. 

       Bagian penting dari pendidikan Islam adalah mata pelajaran Akidah Akhlak. Tujuannya adalah untuk membentuk karakter siswa berdasarkan ajaran Islam dengan memahami akidah dan menerapkan akhlak yang baik. Mereka diharapkan dapat menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama. 

Akidah Akhlak harus dipelajari melalui proses pembelajaran. Dibutuhkan model pembelajaran yang meningkatkan Aktivitas Belajar yaitu Model Jigsaw.

       Jigsaw awalnya diciptakan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan rekan di Universitas Texas. Slavin dan rekan di Universitas John Hopkins kemudian mengubahnya (Arends, 2001: 50).

       Aronson et al. mengembangkan metode mengajar Jigsaw sebagai metode pembelajaran kooperatif. Ini dapat digunakan untuk mengajar membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. 

       Pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah jenis pembelajaran kooperatif di mana kelompok terdiri dari beberapa orang. Setiap orang dalam kelompok bertanggung jawab atas bagian materi yang dipelajari dan memiliki kemampuan untuk mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya.

       Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw melibatkan siswa dalam kelompok kecil yang heterogen yang terdiri dari empat hingga enam orang. Siswa bekerja sama satu sama lain dengan ketergantungan yang positif, bertanggung jawab atas bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lain. 

       Jigsaw dirancang untuk membuat siswa lebih bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri dan orang lain. Siswa tidak hanya harus mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut satu sama lain serta bekerja sama untuk mempelajarinya. 

       Aktivitas belajar siswa adalah keterlibatan siswa dalam proses belajar dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa membantu proses belajar berhasil dan menghasilkan manfaat, seperti peningkatan jumlah siswa yang terlibat aktif dalam belajar, jumlah siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan, dan jumlah siswa yang berinteraksi tentang materi pelajaran. Karena siswa menjadi lebih berpartisipasi, terbuka, dan sensitif dalam kegiatan pembelajaran, pendekatan partisipatoris guru akan mampu menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. 

       Individu dapat memperbaiki diri mereka melalui aktivitas belajar, yang melibatkan interaksi antara individu dan lingkungan mereka. Dalam hal aktivitas belajar, Menurut Rousseau dalam Sardiman (2007)  menyatakan bahwa semua pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan, pengalaman, penyelidikan, kerja, dan fasilitas yang dibuat sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Ini menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus berpartisipasi dalam pendidikan secara aktif.

       Dengan menggunakan Model Jigsaw pada pembelajaran Akidah Akhlak dapat meningkatkan Aktivitas Belajar dalam proses belajar siswa.


Daftar Pustaka

Ahmad Tafsir, (1992). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arends, R.I (2001). Exploring Teaching: An Introduction to Education. New. York: Mc Graw-Hill Companies.

Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.

Wahyudi, D. (2017). Pengantar Akidah Akhlak dan Pembelajarannya. 




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top