GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL CHIPS PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA
PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL CHIPS PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA
Oleh: 1) Aslam Hariyadi, S.Pd. 2) Habibi Ningtyas, S.Sn.
Guru Rumpun Seni Budaya
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sragen
Pembelajaran seni budaya merupakan suatu proses pembelajaran yang membantu siswa memahami, mencipta, dan mengapresiasi seni budaya. Proses ini melibatkan interaksi antara siswa, guru, dan lingkungan untuk menumbuhkan kreativitas, etika, dan pemahaman estetika. Tujuannya tidak hanya untuk melahirkan seniman, namun juga untuk membentuk karakter siswa yang lebih baik.
BMenurut Harry Sulastianto seni budaya sebagai suatu keahlian dalam aktivitas mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, yang menciptakan kemampuan dan imajinasi pandangan terhadap karya atau suasana yang dapat menghadirkan rasa indah. Dalam proses tersebut memerlukan model pembelajaran yang dapat mempermudah dalam kegiatan pembelajaran salah satunya model pembelajaran Chips.
Model pembelajaran chips merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang berpusat pada siswa (student center) dimana pembelajaran dilakukan dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang dan masing-masing anggota kelompok membawa sejumlah kartu yang berfungsi untuk menandai apabila mereka telah berpendapat dengan memasukkan kartu tersebut ke atas meja Wahab dalam (Harefa, 2020).
Langkah-langkah Model Pembelajaran Chips Adapun prosedur dalam pembelajaran kooperatif tipe chips yaitu:
a. Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau benda-benda kecil lainnya.
b. Sebelum memulai tugasnya, masing-masing anggota dari setiap kelompok mendapatkan 2 atau 3 buah kancing.
c. Setiap kali anggota selesai berbicara atau mengeluarkan pendapat, ia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah meja kelompok.
d. Jika kancing yang dimiliki salah seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya menghabiskan kancingnya masing-masing.
f. Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulangi prosedurnya kembali
Model pembelajaran chips dipilih peneliti karena menawarkan beberapa keunggulan. sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep sendiri dan memecahkan masalah.
b. Masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan pandangan mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.
c. Dapat mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok.
d. Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model chips aktivitas belajar siswa menjadi salah satu tolak ukur keberhasilannya. Dalam aktivitas belajar siswa dituntut aktif mengikuti proses belajar dapat dilihat dari kesungguhan memperhatikan penjelasan guru, mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang kurang dipahaminya ataupun ketekunannya dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Aktivitas belajar yang aktif akan memberikan pengaruh positif bagi siswa.
Sardiman (2008) aktivitas belajar adalah segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis. Aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi sebagai berikut:
a. Visual Activities, yaitu membaca, memperlihatkan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral Activities, yaitu menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran, wawancara, diskusi dan mengeluarkan pendapat, interupsi.
c. Listening Activities, yaitu mendengarkan uraian, percakapan dan pidato, musik.
f. Writing Activities, yaitu menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
g. Drawing Activities, yaitu menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram.
h. Motor Activities, yaitu seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak.
Dengan menggunakan model pembelajaran chips pada pembelajaran Seni Budaya dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Daftar Pustaka
Sulastianto, Harry. (2006). Seni dan Budaya. PT Grafindo Media Pratama.
Zain, Lukman. (2009). Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam DEPAG RI.
Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sardiman, A. M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
Tidak ada komentar: