GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
TEKNIK POINT COUNTERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
TEKNIK POINT COUNTERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
Oleh: 1) Dra. Puji Hastuti, 2) Mauria Tania, S.Pd.
Guru Rumpun Sosiologi
Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo
Kata "sosiologi" berasal dari kata Yunani "logos", yang berarti "ilmu," dan "socius", yang berarti "masyarakat." Setelah revolusi industri Prancis pada abad ke-19, sosiologi muncul di Eropa. Bapa sosiologi Auguste Comte menggunakan penelitian sosial untuk mempelajari pola kehidupan masyarakat.
Sosiologi adalah bidang studi yang mempelajari kehidupan sosial, perilaku sosial, dan struktur masyarakat, serta bagaimana kehidupan sosial memengaruhi manusia.
Mata pelajaran Sosiologi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang dinamika sosial, membantu mereka memahami perbedaan budaya, serta mengembangkan keterampilan analisis terhadap masalah sosial yang ada di masyarakat. Dengan mempelajari sosiologi, siswa diharapkan dapat beradaptasi dan berkontribusi dalam masyarakat yang plural.
Sosiologi harus dipelajari melalui proses pembelajaran. Dibutuhkan model pembelajaran yang meningkatkan Hasil Belajar Siswa yaitu model Teknik Point Counterpoint.
Menurut Dewi Wulandari (2015) mengatakan bahwa pembelajaran Point Counterpoint adalah suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif berargumen (mengajukan ide-ide, gagasan-gagasan) tentang masalah yang muncul atau sengaja muncul dalam proses pembelajaran sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran Point Counterpoint sendiri dilakukan dalam kelompok, dengan dua kelompok yang bekerja sama untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Teknik Point Counterpoint memungkinkan pelaksanaan tugas lebih cepat dan dapat dilakukan tanpa persiapan sebelumnya.
Teknik Point Counterpoint (PCP) adalah model pembelajaran yang melibatkan teknik debat untuk membahas masalah dari berbagai sudut pandang. Metode ini dapat mendorong diskusi dan membantu siswa memahami masalah kompleks dengan lebih mendalam.
Siswa diminta untuk mempertimbangkan berbagai perspektif melalui pendekatan pembelajaran Point Counterpoint. Materi pembelajaran adalah hal pertama yang harus diperhatikan ketika metode pembelajaran ini dikembangkan. Isu-isu kontoversi harus ada dalam bahan pelajaran. Setelah pelajaran berakhir, lakukan evaluasi sehingga siswa dapat menemukan jawaban atas argumen-argumen mereka.
Menurut Kunandar (2014:62) menjelaskan hasil belajar sebagai kemampuan atau keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor tertentu yang dimiliki siswa selama proses pembelajaran. Terdapat enam tingkatan domain kognitif: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Lima domain afektif: menerima, menanggapi, menilai, mengelola, dan menghayati. Lima domain psikomotor: peniruan, manipulasi, ketepatan, artikulasi, dan pengalamiahan.
Setelah siswa belajar sesuatu hasil itu disebut hasil belajar. Hasil belajar biasanya berupa nilai, baik nilai mentah maupun nilai yang sudah dikumpulkan. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa hasil belajar ini melibatkan perubahan perilaku siswa selain nilai. Hasil belajar, seperti yang dijelaskan oleh Hamalik dalam Hamiyah dan jauhar (2014:267), berarti perubahan tingkah laku, seperti dari tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak mengerti menjadi mengerti. Unsur subjektif tingkah laku adalah rohani, sedangkan unsur motoris adalah jasmaniah. Pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, persepsi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap akan muncul sebagai hasil dari pendidikan.
Dengan menggunakan Pemanfaatan Teknik Point Counterpoint pada pembelajaran Sosiologi dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam proses belajar siswa.
Daftar Pustaka
Kunandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja. Grafindo Persada.
Mohammad Jauhar, (2014). Strategi Belajar-Mengajar Di Kelas. Jakarta : Prestasi. Pustakaraya.
Wulandari, Dewi (2009) Pengaruh Strategi Pembelajaran Point Counterpoint Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas XII DI SMAN 2 MOJOKERTO. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
Tidak ada komentar: