PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIK SECARA KRITIS DAN KREATIF MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Print Friendly and PDF

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIK SECARA KRITIS DAN KREATIF MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


Oleh: 1) Mukhoyaroh, S.Pd. 2) Dwi Asri Mulatsih, S.Si. 3) Yasrun, S.Pd. 4) Dewi Fitriana, S.Pd.

Guru Rumpun Matematika

Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Rembang




       Perkembangan teknologi dan informasi menuntut siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif, terutama dalam matematika. Kemampuan ini penting untuk mendukung keterampilan abad ke-21, seperti pemecahan masalah dan kolaborasi. Salah satu metode yang dapat mengembangkan kemampuan ini adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL), yang menempatkan siswa pada pusat pembelajaran dengan menghadapkan mereka pada masalah nyata untuk merangsang berpikir kritis dan kreatif.

       Berpikir kritis dalam matematika adalah kemampuan untuk menganalisis informasi, membuat kesimpulan logis, dan mengevaluasi argumen berdasarkan bukti. Dalam konteks matematika, kemampuan ini mencakup pemahaman konsep, analisis data, dan evaluasi solusi matematik. Di sisi lain, kreativitas matematika melibatkan kemampuan menghasilkan ide-ide inovatif dalam menyelesaikan masalah. Guilford (1967) mengidentifikasi dimensi kreativitas seperti fleksibilitas, kelancaran ide, dan orisinalitas. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) menurut Barrows (1986) adalah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar melalui pengalaman memecahkan masalah nyata. Proses ini meningkatkan keterlibatan siswa, memotivasi pembelajaran mandiri, serta memperkuat kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

       Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan pendekatan kuasi-eksperimen, yang melibatkan siswa kelas VIII MTsN 4 Rembang, Jawa Tengah sebagai subjek penelitian. Instrumen penelitian terdiri dari tes kemampuan berpikir kritis, tes kreativitas matematik, dan observasi aktivitas siswa selama pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL), siswa dilatih untuk menganalisis permasalahan matematik, mengidentifikasi informasi relevan, dan mengevaluasi berbagai pendekatan penyelesaian, yang berujung pada peningkatan kemampuan berpikir kritis. Selain itu, PBL juga mendorong siswa untuk mengeksplorasi ide-ide dan menghasilkan solusi yang orisinal, dengan aktivitas diskusi kelompok yang memperkaya perspektif mereka. Peningkatan motivasi belajar juga terlihat pada siswa yang merasa lebih tertantang untuk menyelesaikan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan mereka.

       Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam matematika. Dengan melibatkan siswa dalam proses pemecahan masalah nyata, PBL meningkatkan pemahaman konsep, mendorong eksplorasi ide, dan memperkuat kemampuan evaluasi. Oleh karena itu, PBL dapat menjadi salah satu strategi pembelajaran yang direkomendasikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di Indonesia.


Daftar Pustaka :

Barrows, H. S. (1986). A taxonomy of problem-based learning methods. Medical Education, 20(6), 481-486.

Guilford, J. P. (1967). The nature of human intelligence. New York: McGraw-Hill.

Savery, J. R., & Duffy, T. M. (1995). Problem-based learning: An instructional model and its constructivist framework. Educational Technology, 35(5), 31-38.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top