MODEL GENERATIVE LEARNING MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Penulis: 1) Drs. Agung Prasetyono, 2) Sri Hidayati, 2) Lilin Ernawati
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Sukoharjo dan Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat diperlukan seseorang agar dapat menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan personal maupun bermasyarakat. Menurut Facione (2011) mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakan pengaturan diri dalam memutuskan sesuatu yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi, maupun pemaparan menggunakan suatu bukti, konsep, metodologi, kriteria, atau pertimbangan kontekstual yang menjadi dasar dibuatnya keputusan. Menurut Ennis (2011) menambahkan bahwa berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir reflektif dan beralasan yang difokuskan pada apa yang dilakukan. Kemampuan berpikir kritis meliputi kemampuan klarifikasi dasar, dasar pengambilan keputusan, menyimpulkan, memberikan penjelasan lebih lanjut, perkiraan dan pengintegrasian, serta kemampuan tambahan.
Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa guru memerlukan model pembelajaran yang cocok yaitu dengan model Generative Learning.
Menurut Aulia (2018) menjelaskan bahwa Model kooperatif tipe generative learning merupakan model pembelajaran yang bersifat konstruktivisme. Model pembelajaran ini lebih menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa sebelumnya.
Berikut adalah langkah-langkah dalam model pembelajaran generatif:
Tahap Eksplorasi (Pendahuluan)
Guru memberikan pemahaman awal untuk merangsang siswa apakah sudah memiliki pengalaman yang hampir sama dengan materi yang akan disampaikan. Pada tahap ini, guru membimbing peserta didik untuk melakukan eksplorasi dari pengetahuan, ide, atau konsep awal yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari maupun pengalaman dari tingkat kelas sebelumnya.
Tahap Pemfokusan (Pengenalan Konsep/Intervensi)
Siswa akan fokus terhadap benang merah antara pengalamannya dengan tujuan pembelajaran. Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk menetapkan konteks permasalahan berkaitan dengan ide atau pendapat siswa yang kemudian dilakukan pengujian. Pada tahap ini peserta didik melakukan pengujian hipotesis.
Tahap Tantangan
Guru memberikan sebuah kasus untuk dipecahkan. Mengarahkan siswa agar melakukan penukaran ide antar siswa atau kelompok.
Tahap Aplikasi (Penerapan Konsep)
Aplikasi ini digunakan sekaligus sebagai pemecahan terhadap masalah yang telah diajukan oleh guru. Siswa diajak untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan konsep barunya atau konsep yang benar dalam situasi baru yang berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Tahap Menilai Kembali
Dalam suatu diskusi, guru mengajak siswanya dalam menilai kembali kerangka kerja konsep yang telah mereka dapatkan. Tahapan ini membuat siswa merasa hasil kerjanya tidak sia-sia, tetapi dapat mendukung tercapainya pemahaman seperti yang menjadi tujuan.
Dengan menggunakan Generative Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Daftar Pustaka
Aulia, D. (2018). Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generative Learning Terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 14 Palopo. Prosiding Seminar Nasional, 3(1), 65-71
Facione, P. A. (2011). Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. Millbrae: Measured Reasons and The California Academic Press
Ennis, R. H. (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Disposition and Abilities. Last Revised. Emeritus Proffessor: University of Illinois.
Tidak ada komentar: