GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Pendidikan
Kegiatan Tarling SMPN 2 Giritontro di masjid Al Ikhlas di dusun Poro, kelurahan Tlogosari Kecamatan Giritontro. |
SMPN 2 Giritontro Gelar Tarling Rutin Setiap Ramadhan
Wonogiri- majalahlarise.com -Seperti tahun-tahun sebelumnya keluarga besar SMPN 2 Giritontro selalu rutin melakukan kegiatan Tarling (Taraweh keliling) selama bulan Ramadhan di beberapa pelosok daerah. Untuk kali ini tarling dimulai dari masjid Al Ikhlas di dusun Poro, kelurahan Tlogosari Kecamatan Giritontro, Wonogiri Senin (18/3/2024).
Rasyid Hamdana yang akrab disapa mas haji selaku koordinator tarling sekaligus guru Pendidikan Agama Islam menyampaikan kegiatan seperti ini sudah menjadi agenda rutin setiap tahunnya. "Tujuan dari kegiatan selain untuk berdakwah sekaligus menjalin silaturahmi dengan masyarakat," ujarnya.
Sukatmo dalam tausyiahnya mengajak para jamaah untuk selalu menjaga iman dan Islam. Sebagai seorang muslim wajib menjaga ibadah terutama sholat lima waktu.
"Kunci dari kemakmuran daerah ada di masjid. Apabila masjid dipenuhi jamaah setiap harinya maka Allah akan memberikan kemakmuran pada daerah tersebut," tegasnya. (Syarif)
Baca juga: PKS SMAN 1 Purwantoro Gelar "Berbagi Takjil" di Bulan Ramadan
Artikel Pengembangan Profesi
PAGUYUPAN NGUNJUK CIU SEBAGAI SUBKULTUR KOTA SOLO
Oleh: Prof. Dr. Bani Sudardi
Guru Besar Prodi Sastra Indonesia, FIB, Universitas Sebelas Maret
Prof. Dr. Bani Sudardi |
Dalam setiap kelompok masyarakat selalu ada masyarakat under cover yaitu satu kelompok masyarakat yang memiliki aturan dan tata nilai yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Di Indonesia, misalnya kita mengenal kelompok masyarakat warok dari Ponorogo yang mengutamakan kesaktian dan ilmu kanuragan sementara dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak memiliki istri tetapi memelihara seorang pemuda yang disebut gemblak. Sementara itu, di daerah seperti Pati, Blora, Cepu, kita menemukan kelompok masyarakat yang disebut sebagai masyarakat Samin. Kelompok masyarakat ini memiliki tata nilai sendiri; diantaranya tidak mau menyekolahkan anaknya, tidak mau berobat ke dokter, serta tidak mau membayar pajak.
Kita ketahui bahwa meminum minuman keras merupakan sesuatu yang secara umum di Indonesia dianggap sebagai hal yang kurang baik karena berpengaruh pada kesehatan dan perilaku. Namun demikian hal tersebut tidaklah menyurutkan orang-orang yang ingin kehidupan di kelas sehingga produksi minuman keras seperti tuak, laru, dan ciu masih terus berlanjut hingga sampai saat ini.
Terdapat kelompok masyarakat di kota Solo yang memiliki kegemaran untuk minum-minuman keras. Di Surakarta khususnya di daerah kabupaten Sukoharjo, terdapat pusat produksi ciu yang sudah turun temurun di Bekonang, Sukoharjo. Aslinya cairan tersebut adalah bentuk bahan mentah sebelum diolah menjadi alkohol dan barang-barang lain. Namun demikian, banyak orang yang menyalahgunakan ciu tersebut sebagai minuman keras karena memang memiliki kandungan alkohol yang cukup tinggi.
Dalam penelitian tentang gaya hidup meminum ciu, Dr. Yusana dari Kajian Budaya Universitas Sebelas Maret menemukan ada 3 kelompok peminum ciu tersebut. Hasil kajian yang disampaikan dalam Seminar Kajian Budaya 1 itu mengungkapkan bahwa produksi ciu sudah ada sejak zaman Belanda. Bahan baku ciu adalah tetes tebu, atau cairan dari tebu yang sdah tidak digunakan membuat gula. Seiring produksi gula di Indonesia, pada tahun 1925 produksi ciu mengalami peningkatan.
Aslinya ciu tidak sepenuhnya digunakan untuk minuman keras. Ciu digunakan untuk bahan baku alkohol, bahan kecantikan, ritual, obat oles, penghangat badan, dan pupuk pupuk organik. Namun, yang paling terkenal adalah sebagai minuan keras. Alasannya mudah, harganya relatif sangat murah dibanding minuman keras branded.
Tradisi minum ciu sudah berlangsung lama. Dalam pertunjukan tayub selalu diikuti minum ciu dan ciu muncul dalam parikan-parikan. Misalnya “ciu gambar manuk, aku melu apa entuk”, “tuku ciu sakbotole, bapak turu ketok botole”, ngombe ciu tambule melon, malem minggu penake kelon, ngombe ciu kelebon setan, malem minggu aku arep muludan.
Para peminum tersebut peminum bebas. Namun, kemudian muncul kelompok-kelompok peminum ciu. Menurut kajian Dr. Yusana, peminum ciu ada 3 jenis. Pertama kelompok terpelajar dari kraton Surakarta. Kelompok ini disebut Pakempalan Ngunjuk Ciu (Kelompok Peminum Ciu) disingkat Pangunci. Kelompok ini terdiri sekelompok abdi dalem kraton setelah lelah belajar atau bermain gamelan, lalu duduk-duduk sekitar kraton. Mereka minum ciu dengan aturan tertentu, yaitu satu sloki saja dengan tambahan (trambul) makanan kecil dan daging babi. Mereka dalam minum ciu berpedoman kepada Serat Centhini tentang kondisi orang minum. Yang diambil maksimal hanya minum dua sloki. Dalam Serat Centhini dideskripsikan tahapan-rahapan orang minum sebagai berikut.
1. Minum satu sloki dengan ciri eka padma sari, wajah berseri seperti bunga pada kemerahan.
2. Minum dua sloki dengan ciri dwi amartani orangnya kelihatan bersikap sopan santun.
3. Minum tiga sloki dengan ciri tri kawula busana, sudah tidak tahu sopan santu, menganggap seperti jongos menganggap diri seperti Tuan.
4. Minum empat sloki dengan ciri catur wanara rukêm, bersikap sudah seperti kera berebut makanan. Beringas dan tidak beraturan.
Dalam meminum ciu kelompok ini tidak sampai mabuk karena sudah tahu batasannya. Yang dilakukan mirip yang dilakukan oleh para penabuh gamelan atau pengibing tayub yang minum ciu sekedar menghangatkan badan mencegah ngantuk. Mereka minum ciu tiap malam kamis saja. Kelompok Pangunci menimbulkan kelompok lain yang mengikuti yaitu Paguyuban Ngunjuk Ciu (Pangunci) yang berdiri tahun 2004. Mereka masyarakat kebanyakan atau wong cilik. Mereka minum ciu pada waktu akhir pekan atau hari libur karena pada umumnya mereka pekerja berbagai sektor. Kelompok ini memiliki pimpinan yang mengontrol agar anggotanya tidak berlebihan dalam minum ciu. Mereka minum dengan memutarkan sloki ciu di antara anggotanya. Mereka ada prinsip “sak sloki diubengke”, setelah minum satu sloki segera diberikan teman lainnya.
Kelompok terakhir adalah kelompok bebas. Mereka minum ciu tanpa aturan. Mereka minum kapan saja dan dimana saja dan cenderung tanpa aturan yang jelas. Hampir tidak ada kontrol bagi mereka . Resiko berbuat onar ketika mabuk sering terjadi. Ciu sebenarnya bukanlah barang yang bebas dipasarkan. Namun seiring peminat peminum ciu yang masih banyak, ciu tetap dijual secara sembunyi-sembunyi. Pemasaran ciu condong pada delivery order atau warung ilegal tertentu. Produksi ciu juga sudah mengalami penyempurnaan. Ciu yang aslinya berwarna kecoklatan sudah dibuat jernih dengan aneka rasa seperti rasa original, leci, pisang kluthuk, nanas, anggur, melon, ketan hitam. Pasarannya meliputi Solo Raya dan kota-kota sekitarnya, bahkan sampai ke Jakarta. Selama produksi ciu masih ada, kelompok masyarakat subkultur peminum ciu akan selalu ada. Tradisi minum-minuman keras sudah ada sejak zaman dahulu kala dengan berbagai bentuk dan jenisnya.
Pendidikan
Anggota PKS SMAN 1 Purwantoro saat membagikan bingkisan takjil kepada para pengendara melintas di jalan raya Purwantoro-Ponorogo. |
PKS SMAN 1 Purwantoro Gelar "Berbagi Takjil" di Bulan Ramadan
Wonogiri- majalahlarise.com -Bulan Ramadan menjadi momen istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta memperbanyak amalan kebaikan. Semangat berbagi dan kepedulian terhadap sesama juga ditunjukkan oleh Patroli Keamanan Sekolah (PKS) SMAN 1 Purwantoro melalui kegiatan "PKS Berbagi Takjil". Bertempat di depan Jalan raya Purwantoro-Ponorogo. Minggu (17/3/2024).
Puluhan anggota PKS dengan sigap membagikan takjil kepada para pengendara yang melintas. Takjil yang dibagikan berupa makanan ringan dan minuman yang menyegarkan.
Pembina PKS SMAN 1 Purwantoro, Dony Purnomo menuturkan kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kepedulian dan berbagi kepada sesama di bulan Ramadan. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bentuk implementasi karakter pelajar Pancasila, khususnya nilai gotong royong, kepedulian sosial, dan religius.
"Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja PKS SMAN 1 Purwantoro dalam rangka menumbuhkan karakter pelajar Pancasila. Kami ingin menanamkan nilai-nilai gotong royong, kepedulian sosial, dan religius kepada para siswa," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Dony Purnomo, kegiatan "PKS Berbagi Takjil" merupakan salah satu bentuk pengabdian PKS SMAN 1 Purwantoro kepada masyarakat. PKS SMAN 1 Purwantoro berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan, serta dalam membentuk karakter pelajar Pancasila.
Kegiatan "PKS Berbagi Takjil" mendapat respon positif dari para pengendara. Mereka mengaku senang dan terbantu dengan adanya kegiatan ini.
"Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama bagi yang sedang dalam perjalanan dan belum sampai di rumah saat waktu berbuka" ujar Roni salah seorang pengendara. (Sofyan)
Zona Ramadhan
Ustad Waloyo saat menyampaikan ceramah Ramadhan. |
Ceramah Ramadhan, Keutamaan Sholat Bagi Umat Islam
Wonogiri- majalahlarise.com -Ibadah sholat merupakan ibadah yang wajib dikerjakan oleh umat Islam. Sholat memiliki keutamaan yaitu ibadah yang pertama kali dihisab atau perhitungan amal manusia kelak di Akhirat. Selain itu sholat merupakan intisari dari ibadah dan doa kepada Allah SWT.
Hal tersebut disampaikan ustad Waloyo dalam ceramah usai sholat Isya dan Terawih berjamaah di masjid Al Barokah dusun Gunungan Manyaran, Sabtu malam (16/3/2024).
"Ketika kita melaksanakan sholat dan paham makna bacaan di dalamnya yang terkandung doa kepada Allah SWT maka sholat semakin khusuk," ujarnya.
Lebih lanjut ustad Waloyo mengatakan melaksanakan Sholat merupakan perintah langsung dari Allah SWT ketika nabi Muhammad SAW dipanggil ke Sidratul Muntaha. Sehingga sholat merupakan ibadah wajib dikerjakan dalam situasi dan kondisi apapun.
"Keadaan sehat maupun sakit tetap wajib melaksanakan sholat. Keadaan mati juga disholatkan. Ini berbeda dengan ibadah lainnya," jelasnya.
Dikatakan ustad Waloyo, sholat merupakan rukun Islam yang menjadi tiang agama. Jika umat Islam tidak melaksanakan sholat ibarat runtuhnya agama Islam. Selain itu sholat juga membedakan antara orang beragama Islam dengan orang kafir.
"Jika sholat ditinggalkan maka Islam lepas dari diri kita, maka pembeda antara orang Islam dengan orang kafir itu adalah sholat. Sholat kunci juga sebagai pembuka amal-amal yang lain," tuturnya.
Sebelum berakhirnya ceramah, ustad Waloyo mengajak jamaah untuk senantiasa menjaga ibadah sholat. (Sofyan)
Zona Ramadhan
Penceramah Mohammed Ahed Abu Younis Hafizahullah menceritakan sejarah dan kondisi warga Palestina yang saat ini. |
Univet Bantara Gelar Pengajian Akbar Ramadhan Peduli Palestina Hadirkan Mohammed Ahed Abu Younis Hafizahullah
Sukoharjo- majalahlarise.com -Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo bersama BMM (Baitulmaal Muamalat) menggelar pengajian Akbar Palestina mengangkat tema "Pengajian Akbar Ramadhan Peduli Palestina 2014" menghadirkan Mohammed Ahed Abu Younis Hafizahullah (Syekh dan Imam Masjid Abu Hurairah Gaza Palestina). Bertempat di Auditorium kampus. Jumat (15/3/2024).
Acara ini dihadiri pimpinan dan pengurus YPPP Sukoharjo, seluruh Pimpinan, Dosen dan Karyawan Univet Bantara Sukoharjo, guru dan karyawan SMA dan SMK Veteran 1 Sukoharjo, serta dihadiri jamaah dari beberapa Majelis Taklim Masjid di Sukoharjo.
Rektor Univet Bantara, Prof. Dr. Farida Nugrahani, M.Hum dalam sambutan mengatakan pengajian akbar ini merupakan rangkaian acara Dies Natalis akan barokah bagi Univet Bantara kedepannya karena acara ini dilaksanakan dalam rangka peduli Palestina.
"Kita sebagai negara yang merdeka ingat sejarah senantiasa bersaudara dengan Palestina, maka kita harus banyak bersyukur karena kita bernasib lebih baik dari Palestina yang sekarang sedang berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Farida Nugrahani mengajak kepada hadirin untuk menunjukan simpatik, empati, dukungan berupa tenaga, pikiran atau apapun yang mampu diberikan untuk membantu saudara kita di Palestina supaya segera merdeka.
"Semoga warga Palestina dikuatkan dan dirahmati Allah SWT dengan berbagai kebahagiaan dan niat yang kuat untuk berjuang menjadi merdeka," harapnya.
Ketua panitia Ahmad Rosyid, M.Pd.I. dalam laporan menyampaikan kegiatan peduli Palestina ini merupakan salah satu dari rangkaian acara Dies Natalis Univet Bantara ke-56. Selain itu pengajian ini sebagai bentuk realisasi kerjasama kemitraan antara Univet Bantara dengan BMM yang merupakan lembaga terpercaya dalam penyaluran zakat infaq wakaf dan aktivitas sosial keagamaan secara konsisten aktif penggalangan donasi disumbangkan ke Palestina.
"Semoga dengan adanya acara ini keluarga besar Univet Bantara senantiasa berusaha bertaaruf mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga Univet Bantara selalu mendapatkan rahmat dan ridho Allah SWT semakin maju dan berkembang," tuturnya.
Perwakilan BMM Zainul Muttaqin, S.T. mengatakan disadari atau tidak Univet memiliki visi misi nilai kejuangan yakni nilai kejuangan tidak terlepas dari historical sejarah perjuangan para tokoh-tokoh pejuang terdahulu meraih kemerdekaan dan mampu pertahankan kemerdekaan didukung secara moril, politik internasional maupun materi oleh salah satunya Palestina.
"Nilai kejuangan gayung bersambut dukungan Palestina. Insya Allah kegiatan kita ini menjadi bukti bahwa kita tidak hanya fokus ke depan berjuang tetapi tidak melupakan sejarah," ujarnya.
Dalam ceramah, Mohammed Ahed Abu Younis Hafizahullah menceritakan sejarah dan kondisi warga Palestina yang saat ini sedang dalam berjuang memperebutkan kembali tanah yang sudah direbut penjajah Israel. Banyak korban berjatuhan.
"Orang-orang Israel berkeyakinan ideologi dasar Yahudi sebagai bangsa pilihan Tuhan, tanah Palestina yang diberikan Tuhan untuk mereka, kawasan Masjidil Aqsha adalah kawasan peninggalan Sulaeman atau istana Sulaeman. Orang-orang Palestina mengorbankan dirinya melindungi Masjidil Aqsha yang merupakan tempat suci ketiga kaum muslimin, kiblat pertama kaum muslimin," paparnya.
Lebih lanjut dikatakan, sebagai kaum muslimin yang harus dilakukan yaitu membangun kesadaran mengenai persoalan Palestina. "Kita harus aktif mencari tahu lebih jauh tentang Palestina kemudian mengajarkan, menyampaikan hal tersebut pada teman-teman kita, anak-anak kita, siapapun yang kita kenal bahwa Masjidil Aqsha tempat suci ketiga kaum muslimin, kiblat pertama kaum muslimin," jelasnya.
Setelah penyampaian ceramah dilanjutkan penggalangan dana lewat infaq dan lelang amal serta diakhiri doa bersama. Dana terkumpul dari infaq dan lelang amal sebesar Rp. 75.163.100. (Sofyan)
Baca juga: Al-Quran Petunjuk bagi Manusia dan Pembeda
Artikel Pengembangan Profesi
Peran Artificial Intelligence (AI) untuk Belajar Pragmatik dan Psikopragmatik Bagi Multigenerasi NKRI Abad XXI
Oleh: Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.
Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Penggiat LIterasi Arfuzh Ratulisa
Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M. Rohmadi Ratulisa
Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum. |
"Kawan, keheningan jiwa di ujung senja membuka mata hati dan pikiran untuk terus bersilaturahmi dan berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis & membaca) sepanjang masa"
Belajar linguistik struktural, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, analisis wacana, dan implementasinya menjadi penguatan yang sangat diperlukan untuk mempelajari linguistik structural dan fungsional. Pemahaman terhadap linguistik fungsional, seperti pragmatik, sosiolinguistik, psikolinguistik, psikopragmatik, sosiopragmatik, etnolinguistik, religiolinguistik, neurolinguistik, dan implementasinya dalam berbagai konteks kehidupan benar-benar menjadi ladang kajian tersendiri dalam bidang interdisipliner linguistik. Belajar linguistik secara komprehensif, baik secara mikro dan makro perlu dilakukan dengan praktik dan implementasi dalam multikonteks yang beragam sesuai kebutuhan. Hal ini sebagai upaya untuk menguatkan daya pikir, kritis, karsa, dan cipta multigenerasi NKRI untuk terus berkarya dan berliterasi dengan Ratulisa sepanjang masa.
Pragmatik dan psikopragmatik merupakan tindak lanjut secara mendalam untuk belajar linguistik fungsional dan implementasinya dalam kehidupan nyata. Pragmatik dan psikopragmatik merupakan interdispliner linguistik yang mempelajari maksud ujaran/ tulisan seorang penutur/ penulis yang melibatkan konteks. Proses pemahaman untuk terus berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) bidang linguistik struktural dan fungsional menjadi lebih menarik era digital abad XXI. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh kelimpahan data yang tersedia sebagai sumber literasi digital untuk belajar dan juga sebagai data-data yang valid untuk diteliti oleh mahasiswa sarjana sebagai skripsi, mahasiswa magister sebagai tesis, dan mahasiswa doktor sebagai disertasi. Oleh karena itu, upaya untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kompetensi hardskill dan softskill bidang pragmatik dan psikopragmatik semakin menarik bagi multigenerasi NKRI. Perkembangan teknologi yang terus bergerak dan menggerakkan semua sektor dan bidang juga harus diikuti dan dipelajari sebagai teman bukan sebagai lawan berbasis digital.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu media dan percepatan akses untuk terus berliterasi dengan Ratulisa bidang linguistik khusunya pragmatik dan psikopragmatik. Salah satunya dengan memanfaatkan kanal youtube, google, perpusnas.go.id, arfuzhratulisa.id badanbahasa.kemdikbud.go.id, dan website digital library kampus-kampus di seluruh wilayah NKRI yang dapat dijadikan sumber literasi bagi multigenerasi NKRI. Selain itu saat ini banyak aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan sebagai media dan proses belajar pragmatik dan psikopragmatik berbasis digital. Salah satunya aplikasi Artificial Intelligence (AI) yang dapat diunduh pada playstore pada handphone yang dimiliki oleh para penggunanya masing-masing. AI memang dapat memberikan aneka informasi multikonteks sesuai yang diinginkan oleh setiap penggunanya. Namun demikian, mahasiswa harus diberikan bekal komitmen dan integritas untuk menjaga kode etik ilmiah. Hal ini sebagai komitmen dan integritas yang harus dimiliki sebagai calon guru, dosen, instruktur, peneliti, jurnalist, editor, dan profesi sejenis, serta profesi lainnya pada abad XXI. Dengan komitmen yang dimiliki tersebut, multigenerasi NKRI mau menggunakan aplikasi apa pun tidak masalah, sebatas sebagai media percepatan penelusuran dan pemerolehan data sumber literasi digital yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara norma hukum yang berlaku. Namun demikian, kesadaran diri untuk menjaga komitmen dan integritas diri sebagai profesional harus benar-benar dijaga secara berkelanjutan.
Titik temu proses belajaran pragmatik dan psikopragmatik berbasis AI tentu harus juga memerhatikan relevansi dan kekinian konteks sesuai bidangnya masing-masing. Objek-objek kajian pragmatik dan psikopragmatik berbasis digital, baik cetak, online, dan juga bentuk media-media AI dengan bahasa verbal tentu dapat dijadikan sumber-sumber literasi dan data penelitian pragmatikdan psikopragmatik era digital pada abad XXI. Pemilihan sumber-sumber data penelitian pragmatik dan psikopragmatik dalam media digital berbasis AI juga harus dipilih dan dipilah dengan kejujuran dna integritas diri pada sumber data yang valid dan sahih. Tidak boleh sekadar copy paste tanpa sumber data dan penjiplakan karya tanpa memerhatikan kode etik ilmiah yang berlaku. Hal ini sangat dilarang keras dan tidak boleh dilakukan oleh seluruh pembelajar linguistik khususnya bidang pragmatik dan psikopragmatik. Harus diingat, AI bukan sebagai lawan tetapi sebagai sahabat dan kawan untuk dijadikan sebagai media percepatan pemerolehan data dan sumber literasi dengan Ratulisa bidang linguistik khususnya pragmatik dan psikopragmatik.
Pengalaman setiap mahasiswa, guru, dosen, peneliti, jurnalis, dan masyarakat di seluruh wilayah NKRI tentu berbeda-beda terkait dengan penggunaan teknologi informasi pada abad XXI. Oleh karena itu, diperlukan upaya sosialisasi secara menyeluruh kepada multigenerasi NKRI terkait dengan enam literasi dasar, yaitu: (1) literas menulis dan membaca, (2) literasi numerik, (3) literasi keuangan, (4) literasi digital, (5) literasi sains, dan (6) literasi budaya dan kewargaan. Diantara 6 literasi tersebut, penguatan dan sosialisasi literasi digital harus terus dilakukan, dibagikan, dipraktikan, dan ditindaklanjuti penggunaannya dalam berbagai bidang keilmuan. Salahsatunya peran penting AI dan literasi digital lainnya dalam pembelajaran pragmatik dan psikopragmatik abad XXI. Selain itu juga diperlukan pemahaman dan pengalaman aneka aplikasi lain dan sejenis yang berbasis teknologi untuk dapat dimanfaatkan secara cepat untuk memeroleh informasi berbasis AI secara cepat, tepat, jujur, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik dan mematuhi norma hukum yang berlaku. Selamat mencoba AI untuk belajar linguistik khususnya bidang pragmatik dan psikopragmatik secara jujur, beretika, dan berkelanjutan sepanjang masa.
“Keberagaman kesemestaan di berbagai wilayah NKRI dapat membuka hati dan pikiran bahwa setiap diri kita memiliki kelemahan dan kelebihan yang dpat dikolaborasikan untuk dijadikan nilai-nilai yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat sepanjang hayat sebagai bentuk rasa Syukur kepada-Nya”
Surakarta, 15 Maret 2025
Zona Ramadhan
Penceramah dari majelis pembinaan kader dan sumber daya insani (MPKSDI) Dwi Jatmiko saat menyampaikan ceramah. |
Al-Quran Petunjuk bagi Manusia dan Pembeda
Sukoharjo- majalahlarise.com -Ramadhan bulan Al-Quran. Boleh dibilang, Ramadhan tanpa ramai dengung lantunan ayat suci bagaikan masakan tanpa garam. Seperti yang disampaikan Penceramah dari majelis pembinaan kader dan sumber daya insani (MPKSDI) Dwi Jatmiko, Rabu Sore (13/3/2024).
Acara ini dalam rangka Silaturahmi Buka Bersama Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani bersinergi dengan Angkatan Muda Muhammadiyah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta Angkatan Muda Muhammadiyah di Wisma Wardhana 2, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.
“Bulan Ramadhan di dalamnya diturunkan al-Quran. Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan pembeda, maka dibulan Ramadhan tahun 2024 ini harus perbanyak kaji al quran karena membacanya sangat mudah,” ujarnya.
Maka, lanjut dia, bukti al Quran sebagai petunjuk bagi manusia adalah dimudahkan untuk membaca baik pada kondisi normal maupun yang tidak dalam kondisi normal, seperti sakit bisa mendengarkan, dalam perjalanan bisa membaca, tua muda bisa, ibu hamil bisa baca, dan lainnya, Allah berikan kemudahan.
“Kita lihat Al Quran itu mudah yang tercantum dalam QS. Al Qamar: 17, 22, 32 dan 40.,” ujarnya.
Dwi Jatmiko menganjurkan orang yang mengkaji al-Quran akan ada pembeda dengan orang yang tidak mengkajinya. Selain petunjuk, al-Quran akan memberikan pembeda bagi yang mengkajinya, orang yang biasanya mengkaji al-Quran akan berakhlak seperti al-Quran. Maka belajar al quran harus mau menulis.
“Kita lihat al Quran surat ke 54 ayat 53. Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Jatmiko, ikan itu busuk mulai dari kepala seperti dikatakan filsuf Yunani Kuno.
“Artinya, di bulan Ramadhan ini tergantung pola pikir kita terhadap al Quran. Sebagai kitab suci umat muslim dimuliakan, tentu membacanya memiliki etika-etika khusus. Diantara adab tersebut adalah membaca setiap ayat dengan khusyuk dan merenungi setiap maknanya,” jelas Dai Standardisasi Majelis Ulama Indonesia Pusat angkatan ke-19.
Acara begitu istimewa karena dihadiri dari beberapa unsur mulai dari Ketua Majelis Pembinaan Kader & Sumber Daya Insani (MPKSDI) Dr Suyanto MPdI, Majelis Pembinaan Kader & Sumber Daya Insani (MPKSDI) Aisyiyah, Angkatan Pemuda Muhammadiyah (AMM), Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Kwarda Hizbul Wathan bersama Dewan Sughli, Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Pimpinan Daerah Tapak Suci Putera Muhammadiyah. (Sofyan)
Baca juga: Front One Hotel Airport Solo Hadirkan Paket Buka Puasa Ramadhan Menu Nusantara
Top 5 Popular of The Week
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
-
Master Setiawan, narasumber sekaligus pimpinan LKP Matematika Indonesia saat memberikan pelatihan matematika kepada calon tenaga kerja mag...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
Perwakilan siswa kelas IX saat menyampaikan kata pamitan. Pelepasan 196 Siswa Kelas IX SMPN 2 Giritontro Tahun 2023 Berjalan Khidmat dan Suk...