GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Hubungi:
Telp/ WA : 082245929199
majalahlarise@gmail.com
Total Tayangan Halaman
CB Magazine »
Mitra Usaha
»
Mas Kurik Bonsai Giritontro, Sabar dan Telaten Kunci Sukses Bisnis Bonsai
Mas Kurik Bonsai Giritontro, Sabar dan Telaten Kunci Sukses Bisnis Bonsai
Posted by CB Magazine on Minggu, 23 Agustus 2020 |
Mitra Usaha
Mas Kurik saat menata tanaman bonsai. |
Mas Kurik Bonsai Giritontro, Sabar dan Telaten Kunci Sukses Bisnis Bonsai
Wonogiri- majalahlarise.com -Tanaman yang sedang diburu para pecinta maupun kolektor akhir-akhir ini salah satunya adalah bonsai. Seni maupun tampilan merupakan salah satu daya tarik tersendiri. Semakin lama usia pohon semakin tinggi pula harga tawarannya.
Salah satu pembuat bonsai adalah Mas Kurik. Itulah nama yang sudah tidak asing bagi warga Sukoroyom Kulon Pucanganom Giritontro Wonogiri dan sekitarnya.
Mas Kurik bisa dikatakan petani, perancang, ataupun pembuat tanaman liar yang sebelumnya tidak ada nilainya dirubah menjadi bonsai yang mempunyai nilai jual berkat keuletan dan kesabarannya.
Baca juga: Meriahkan HUT Ke-75 Kemerdekaan RI, Korwil Kecamatan Bidang Pendidikan Giritontro Gelar Lomba Kreativitas Pendidikan
Saat ditemui disela sela kesibukannya belum lama ini, bercerita dalam sehari bisa mendapatkan tunggak (bakal bonsai) dua sampai tiga pohon. Pencarian dilakukan lereng gunung dengan menempuh jalan kaki puluhan kilo meter.
"Kalau pas mujur bisa menemukan atau mendapatkan tunggak yang bagus. Tapi kadang juga mendapatkan yang biasa saja atau malah tidak dapat. Pohon yang dicari diantaranya Serut, beringin, asem, wau, atau tunggak apa saja yang bisa dibuat menjadi bonsai," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, pencarian ini sudah dilakukan kurang lebih 6 bulan yang lalu. Dalam pencarian sering bertemu dengan para pencari tunggak bonsai dari berbagai daerah, luar kecamatan bahkan ada yang dari sekitar Solo Raya.
Baca juga: Spesial Sego Tiwul Ada di Rumah Makan Pondok Degan Giritontro
Pencarian biasanya dilakukan Mas Kurik dimulai pukul 13.00 WIB sampai 06.00 WIB. Setelah terkumpul di rumah tunggak tersebut mulai diproses dengan pembuatan media tanam di pot, lalu dibungkus plastik dan menunggu hasil semi. Terlihat ratusan tunggak calon bonsai yang baru proses tersusun rapi di pelataran samping rumah.
Dalam menunggu hasil semi ini butuh waktu 2 sampai 3 bulan. Selama masa inilah merupakan masa kecemasan dan harapan antara bisa bersemi hidup ataupun mati. Setelah melewati masa itu maka hidup atau mati tumbuhan tersebut bisa diketahui.
"Untuk yang hidup maka tentu akan dirawat dan dibuat bonsai sesuai karakter pohonnya. Pohon yang paling diminati para kolektor adalah pohon Serut," katanya.
Baca juga: Merayakan HUT RI ke-75, SMPN 4 Pracimantoro Adakan Gowes Keliling Kawasan Kars
Menurutnya prinsip dalam merawat bonsai haruslah sabar. Bonsai tidak boleh diperlakukan secara instant. Harus diperlakukan seperti mahluk hidup yang lain. Sabar merupakan kuncinya, Karena tanpa kesabaran hasilnya tidak akan bisa dinikmati.
Bonsai-bonsai hasil karyanya tersebut akan dilepas ke pembeli apabila benar benar sudah melewati perawatan minimal 2 sampai 3 tahun. Karena masa itulah masa yang benar benar baru bisa melihat hasil bonsainya.
"Semakin lama usia bonsai tersebut semakin muncul seni eksotik yang bisa dilihat maupun dinikmati para pecintanya. Saat ini walau bonsai masih tahap perawatan pembungkusan sudah banyak orang yang menawar bonsainya. Pembeli belum tentu bisa merawat dan bisa hidup maka lebih baik tidak dijual dulu. Harus menunggu 2 sampai 3 tahun. Itulah sebabnya para peminat dan pembeli juga harus sabar. Semakin lama semakin tua maka bonsai akan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Saat ditanya apakah tidak tertarik dengan bisnis bunga yang lain dia pun menjawab tidak. "Bagaimanapun bonsai tetep mempunyai daya tarik dan seni tersendiri. Semakin sabar menanti maka bonsai akan semakin dinikmati," tuturnya. (Syarif/ Sofyan)
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: