Meski Banyak Kelebihan, Aquaponik Belum Banyak Ditekuni

Print Friendly and PDF

 

Kebun hodroponik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta.

Meski Banyak Kelebihan, Aquaponik Belum Banyak Ditekuni

Solo- majalahlarise.com -Aquaponik masih jarang ditekuni masyarakat, khususnya petani. Padahal aquaponik itu menarik, karena merupakan sistem pertanian yang mengombinasikan akuakultur atau pemeliharaan hewan air dengan hidroponik yang selama ini dikenal sebagai sistem budidaya tumbuhan dengan media tanam air.

Aquaponik sendiri dilakukan dalam satu tempat yang sama. Dalam sistem aquaponik akan terjadi suatu siklus yang saling menguntungkan antara ikan dan tanaman. Kotoran ikan yang dibiarkan begitu saja di dalam kolam dapat menjadi racun bagi ikan-ikan yang ada di dalamnya.

Namun, dengan sistem aquaponik, tanaman akan mengurai racun itu dan menjadikan sebagai suplai oksigen pada air untuk ikan. Sementara, unsur hara yang terdapat di kotoran ikan bisa menjadi komponen baik untuk tanaman itu sendiri.


Baca juga: Tim Mahasiswa KKN Universitas Trunojoyo Gelar KKN Mandiri, Pembuatan Kerajinan Tangan Dari Barang Bekas Untuk Anak-Anak

Hal itu dipaparkan dalam kuliah umum yang diselenggarakan Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta, baru-baru ini. Kuliah umum secara virtual yang diikuti lebih dari 50 mahasiswa itu menghadirkan dua pembicara yang kompeten.

Yakni, M Jazaer, pelaku saha bidang pertanian dan tercatat sebagai alumni Fakultas Pertanian Unisri 1986 dan Rahmi Sri Sayekti MSc, koordinator lapangan pangan dan hortikultura Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada (PIAT-UGM) Yogyakarta, yang memiliki pengalaman di bidang budidaya tanaman pangan dan aeroponik.

Dekan Fakakultas Pertanian Dr Dewi Ratna Nurhayati mengatakan, tujuan dari kegiatan kuliah umum adalah agar para sivitas akademika memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam integrasi ilmu, yakni antara ilmu pengetahuan dengan teknologi terkini.

"Target yang ingin dicapai dari kuliah umum ini adalah untuk memperoleh wawasan keilmuan dan mampu membandingkan antara teori dan keterampilan yang diperoleh dalam proses perkuliahan dengan fakta di lapangan," kata Doktor Dewi. (Sofyan)


Baca juga: Guru dan Karyawan SMPN 8 Surakarta WFH, Sekolah Digunakan Rumah Karantina dan Perawatan Khusus OTG


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top