GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Implementasi Merdeka Belajar dengan Problem Based Learning di SD Muhammadiyah PK Kottabarat
Murid secara berkelompok mengumpulkan data dengan mencatat kendaraan bermotor yang melintas di Jalan Dr. Muwardi, Surakarta. |
Implementasi Merdeka Belajar dengan Problem Based Learning di SD Muhammadiyah PK Kottabarat
Solo- majalahlarise.com -Hakikat kemerdekaan dan kebebasan berpikir harus dimulai oleh guru terlebih dahulu sebelum kemudian diajarkan kepada murid. Sistem pengajaran berubah dari yang sebelumnya lebih banyak di dalam kelas menjadi lebih bervariasi dan dilakukan di luar kelas.
Murid dapat berdiskusi lebih dalam dengan guru, belajar di luar kelas, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru. Hal tersebut akan mendukung terbentuknya karakter peserta didik yang berani, mandiri, terampil berkomunikasi, berkarakter, literat, dan berkompetensi. Karena, sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing.
Mengacu pada program merdeka belajar pada kondisi PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas), Andi Arfianto, guru Matematika kelas V SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran Matematika materi penyajian data, Rabu (30/3/2022).
Menurut Andi, merdeka belajar sangat berkaitan dengan model pembelajaran Project Based Learning (PBL). Pada model ini, pembelajaran berbasis proyek nyata untuk memastikan terbentuknya soft skill, hard skill, dan karakter yang kuat.
Baca juga: Sambut Ramadan 1443 H, Siswa SMP Muhammadiyah PK Solo Bagikan Paket Sahur
"Melalui PBL, murid menjadi terbuka pola pikirnya, diberikan pemantik satu pertanyaan bisa menjawab dua sampai empat jawaban dengan pola pikir yang berbeda-beda, dan mereka bisa mendiskusikannya secara terbuka," ujar Andi.
Sintak model pembelajaran PBL terdiri dari enam langkah. Pertama, orientasi murid pada masalah. Dalam kegiatan ini guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mengamati gambar yang berkaitan dengan penyajian data, mengidentifikasi, dan mencari informasi.
Kedua, murid dibagi ke dalam kelompok dengan anggota 3 – 4 anak. Guru menginstruksikan bahwa setiap kelompok melakukan diskusi untuk menentukan ketua (leader), presenter (presentasi), pencatat (penyaji).
Ketiga, membimbing penyelidikan murid secara mandiri maupun kelompok. Pada langkah ini, guru membimbing murid mencari data secara berkelompok sesuai petunjuk di lembar kerja peserta didik (LKPD) dengan praktik di luar kelas.
Murid secara berkelompok mengumpulkan data dengan mencatat kendaraan bermotor yang melintas di Jalan Dr. Muwardi, Surakarta. Dalam waktu lima belas menit, mereka mencatat berbagai jenis kendaraan, antara lain sepeda motor, mobil pribadi, mobil box, mobil pick up, angkutan kota, dan bus.
Keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada langkah ini, secara berkelompok murid menyajikan data dari hasil yang diperoleh ke dalam bentuk tabel dan diagram. Kemudian dipresentasikan di depan kelas dan ditempel di papan yang sudah disiapkan.
Langkah kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada langkah ini, setiap kelompok melakukan kegiatan kunjung hasil karya dan memberikan tanggapan terhadap hasil karya kelompok lain.
Andi menambahkan bahwa kegiatan kelompok dapat memberikan kebebasan kepada murid untuk memilih peran yang mereka kehendaki. Tujuannya agar murid mampu mengeksplorasi dan berkreasi sesuai dengan minatnya.
"Murid merasa lebih bersemangat untuk menyelesaikan tugasnya secara berkelompok, karena mereka merasa nyaman dan percaya diri dengan peran yang mereka pilih sendiri atau ditunjuk oleh anggota kelompoknya, imbuh Andi.
Menurut salah satu siswa kelas V, Dhanurendra Mukti Widodo, kegiatan pembelajaran Matematika kali ini sangat mengasyikkan.
“Saya senang belajar di luar kelas, bisa praktik menghitung kendaraaan yang melintas bersama teman-teman satu kelompok," pungkas Danu. (Sofyan)
Baca juga: RT 03 Sukoroyom Kulon Bagi-Bagi Sembako untuk Warga Setempat
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: