GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Harpi Melati Surakarta Selenggarakan Seminar Tata Cara Adat Panggih Pengantin Gagrak Surakarta
Drs. KPH Raditya Lintang Sasongka, M.Si (Pangarsa Sanggar Pasinaon Pambiwara Karaton Surakarta) saat menyampaikan materi seminar. |
Harpi Melati Surakarta Selenggarakan Seminar Tata Cara Adat Panggih Pengantin Gagrak Surakarta
Solo- majalahlarise.com -Harpi (Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia) Melati Surakarta bekerjasama dengan Sanggar Pasinaon Pambiwara Karaton Surakarta mengadakan Seminar Tata Cara Adat Panggih Pengantin Gagrak Surakarta mengangkat tema "Perbedaan Panggih di dalam Karaton Surakarta dan di luar Karaton Surakarta". Menghadirkan narasumber Drs. KPH Raditya Lintang Sasongka, M.Si (Pangarsa Sanggar Pasinaon Pambiwara Karaton Surakarta), KP Budayaningrat, S.Kr, S.Pd (Dwijo Sanggar Pasinaon Pambiwara Karaton Surakarta), Umi Napsiatun, S.Pd, M.M (Ketua Harpi Melati Surakarta). Bertempat di Gedung Sasana Krida Kusuma (Gedung Wanita) Surakarta. Selasa (21/2/2023).
Ketua Harpi Melati Surakarta, Umi Napsiatun, S.Pd, M.M saat ditemui di sela-sela acara menyampaikan tujuan seminar ini untuk melestarikan budaya yang ada di Surakarta terkait budaya adat istiadat upacara Panggih. Oleh karena itulah Harpi turut serta melestarikan budaya leluhur tetap terjaga.
"Latarbelakang kegiatan, seiring kemajuan zaman khususnya upacara Panggih jauh dari yang ada di Karaton Surakarta. Di dalam Karaton dan di luar Karaton berbeda. Jangan sampai yang menjadi norma kaidah yang berhubungan upacara Panggih melenceng jauh tetap berpedoman dari norma," terangnya.
Umi Napsiatun, S.Pd, M.M (Ketua Harpi Melati Surakarta). |
Baca juga: Murid SD Muhammadiyah PK Kottabarat Belajar Membuat Briket Eceng Gondok
Lebih lanjut dikatakan, melalui organisasi Harpi bisa mewujudkan pelestari budaya. Selain upacara Panggih ada beberapa upacara yang digali diantaranya upacara Siraman, upacara Tedak Sinten, upacara Midodareni.
"Ketika kita mengerti tata cara upacara adat, harapannya semua yang terlibat perias, weeding organizer, fotografer dapat menempatkan diri agar jalannya upacara rapi," ungkapnya.
Narasumber Drs. KPH Raditya Lintang Sasongka, M.Si menjelaskan adanya perbedaan upacara Panggih di dalam Karaton dan di luar Karaton dikarenakan Karaton tidak mempunyai organisasi yang menjaga kualitas kontrol sehingga terjadi perubahan dari pakem. Selain itu, dari para tetua tidak menurunkan ilmunya kepada keturunannya. Sehingga keturunan ini hanya melakukan saja tanpa mengetahui makna yang dilakukan.
"Beberapa karakteristik tatacara Panggih di Karaton Surakarta yaitu kirab mendahului Panggih, penganten tanpa selop atau alas kaki, setelah Panggih Pengantin tidak diselimuti Sindur, tidak ada tatacara Besan Mertui, Besan dengan orang tua mempelai tidak duduk sederet dengan mempelai," ucapnya.
Sementara itu, narasumber KP Budayaningrat, S.Kr, S.Pd menerangkan upacara Panggih atau dhaup adalah puncak dari rangkaian upacara pernikahan adat Jawa. Pada umumnya ucapara Panggih dibarengkan dengan resepsi pernikahan. Dalam upacara Panggih terdapat beberapa upacara Panggih, krobongan, sungkeman, tumplak punjeng bagi mantu terakhir.
Upacara Panggih diawali dengan mempelai wanita dan mempelai pria berjalan berlahan untuk saling bertemu berhadap-hadapan di tengah pendapa atau gedung yang digunakan untuk resepsi. Kemudian setelah berjarak kurang lebih 2 meter mempelai saling melempar 'gantalan'.
"Saling melempar gantalan ini dapat dilakukan secara bersamaan ataupun saling mendahului kemudian saling mendekat dan mempelai pria menginjak telur ayam. Mempelai wanita jongkok untuk membasuh kaki mempelai pria," jelasnya.
Dalam acara ini ada demo makeup dari LTpro dan pengundian door prize sepeda motor, mesin cuci, televisi dan lainnya. (Sofyan)
Baca juga: SMP Negeri 8 Surakarta Ikuti Talkshow HPSN 2023 Kota Surakarta
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: