Beri Edukasi Pengaruh dan Dampak Pergaulan Bebas kepada Karang Taruna Joglo

Print Friendly and PDF

Mahasiswa KKN Unisri, Tiara Rindy Aristya saat memberi edukasi pengaruh dan dampak pergaulan bebas.

Beri Edukasi Pengaruh dan Dampak Pergaulan Bebas kepada Karang Taruna Joglo

Solo- majalahlarise.com -Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta kelompok 74 yang beranggotakan 26 orang dengan Dosen Pembimbing Lapangan Wirid Winduro, S.Si., M.Si. yang berlokasi di RW 09 Kelurahan Joglo, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta Periode 24 Juli-31 Agustus 2023 dengan mengusung tema “UNISRI Ikut Serta Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Melalui Perbaikan Stunting, Ekonomi Ekstrim dan Sanitasi Lingkungan”. 

Pelaksana kegiatan KKN, Tiara Rindy Aristya, Mahasiswa Fakultas Ilmu Hukum Semester 6 Universitas Slamet Riyadi Surakarta menyampaikan dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa program kerja yang dikelompokkan menjadi Program Kerja Individu dan Kelompok. 

Pelaksanaan program kerja memberikan edukasi pengaruh terhadap dampak pergaulan bebas kepada teman-teman Karang Taruna Rt. 04 khususnya pada umur remaja. Bertempat di Kelurahan Joglo, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Kamis (10/8/2023)

"Pergaulan bebas adalah perilaku menyimpang yang tak sesuai pergaulan  bebas adalah perilaku menyimpang yang tak sesuai norma dan ajaran agama. Contoh pergaulan bebas adalah memakai narkoba, minum minuman alkohol, hingga seks bebas. Pergaulan bebas jika dibiarkan bisa berbahaya, jadi pahami ciri-ciri, dampak, hingga cara menghindari pergaulan bebas," paparnya.

Lebih lanjut dijelaskan, pergaulan bebas bisa mempengaruhi kepribadian seseorang yang mengarah pada hal negatif dalam mode, tren, dan perilaku. Oleh karena itu, pergaulan bebas harus dihindari karena dapat membahayakan kesehatan, keselamatan, dan masa depan seseorang.

"Ciri-ciri pergaulan bebas yaitu menghamburkan uang untuk kesenangan semata menuruti kepuasan nafsu. Kurang bertanggung jawab apabila diberikan tugas. Tidak bijaksana dalam memanfaatkan waktu, main game, begadang. Suka ikut pesta hura-hura yang tidak bermanfaat. Berperilaku tidak baik dalam lingkungan masyarakat dan merugikan masyarakat," ujarnya.

Menurut Tiara Rindy Aristya, faktor penyebab pergaulan bebas yaitu rendahnya tingkat pendidikan keluarga. Keluarga adalah lingkungan terdekat seseorang dan kelompok yang punya pengaruh besar terhadap perkembangan seseorang. Tingkat pendidikan keluarga juga sangat berpengaruh besar pada terjadinya pergaulan bebas perkembangan seseorang. Tingkat pendidikan keluarga juga sangat berpengaruh besar pada terjadinya pergaulan bebas. "Sebagai contoh, keluarga yang memberikan kebebasan kepada anak tanpa batasan yang tegas dan jelas bisa menjadi boomerang," ungkapnya.

Keluarga broken home. Selain itu, kondisi keluarga yang tidak harmonis alias broken home juga berpeluang membuat anak terjerumus kepada pergaulan bebas. Orang tua yang sering bertengkar di depan anak hingga bercerai bisa merusak perkembangan psikis anak. Itu membuat sang anak cenderung mencari kesenangan di luar rumah karena tidak mendapatkan kasih sayang dan rasa aman dari keluarga.

Ekonomi keluarga. Keluarga dengan tingkat ekonomi rendah membuat anak tidak dapat bersekolah dan biasanya banyak yang putus sekolah. Ini membuat pergaulan anak menjadi liar dan bergabung bersama anak-anak lain yang senasib sehingga perilakunya makin menyimpang dan mengarah ke pergaulan bebas.

"Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari pergaulan bebas. Ini bisa dilakukan dari dalam diri atau dengan bantuan lingkungan, seperti keluarga hingga penegak hukum," terang Tiara Rindy Aristya.

Cara menghindari pergaulan bebas yaitu Menegakkan aturan hukum. Aturan hukum perlu ditegakkan dengan tegas. Penegakan aturan hukum mampu memberikan efek jera kepada pelaku pergaulan bebas dan berfungsi sebagai benteng untuk menyelamatkan generasi muda bangsa Indonesia.

Sosialisasi di Sekolah. Adanya sosialisasi akan bahaya pergaulan bebas membuat masyarakat terutama para remaja mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari pergaulan bebas sebagai langkah pencegahan. Sosialisasi ini bisa mulai dilakukan di lingkungan sekolah.

Memperbaiki cara pandang. Cobalah untuk ubah cara pandang Anda. Sebisa mungkin agar berpikir optimis menghadapi apa yang terjadi dalam hidup. Apabila mendapatkan kekecewaan dan gagal mendapatkan hal yang diinginkan, coba untuk menanggapinya dengan positif. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top