Tujuh Aset Sekolah Modal Branding Berkemajuan

Print Friendly and PDF

Dialog magang Calon Kepala Sekolah (CKS) di Ruang Kepala Sekolah.


Tujuh Aset Sekolah Modal Branding Berkemajuan 

Solo- majalahlarise.com -Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Solo Dwi Jatmiko, membagikan tips untuk berkemajuan sebuah Lembaga pendidikan yang disebut tujuh Aset. Tujuh Aset yang dimaksud yaitu manusia, fisik, sosial, finansial, lingkungan, agama dan kebudayaan, serta politik. Ini disampaikan ketika dialog magang Calon Kepala Sekolah (CKS) di Ruang Kepala Sekolah pada hari Kamis, (13/6/2024). 

Pria yang sekaligus anggota Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta ini mengungkapkan berbasis dari kurikulum Syariah yaitu Al Qur’an Surat Al Ma’idah ayat 35. 

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, carilah wasilah (jalan untuk mendekatkan diri) kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung. Cari inspirasi branding 7 aset bisa setiap hari membaca koran cetak dan portal online, ” kupasnya.

Hadir pula dalam acara dialog tersebut Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SW Winarsi. Lebih lanjut, Dwi Jatmiko menjelaskan lebih jauh tentang tujuh aset tersebut yang diterjemahkan dalam perguruan Muhammadiyah.

Baca juga: Bahas Potensi Masa Depan Ekonomi Kreatif Kota Surakarta, Pemuda Muhammadiyah Solo Gelar Seminar

“Sekolah branding yang berbasis aset punya ciri-ciri fokus pada kekuatan, membayangkan masa depan, berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih, dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut, mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan), merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan, dan melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan,” ujarnya.

Selain itu, dengan pemetaan aset inilah diharapkan setiap sekolah Muhamamdiyah dapat melakukakannya yang tetunya sangat bermanfaat buat kemajuan sekolah yang berkeunggulan.  

Lebih jelasnya, Kepala Sekolah Branding bisa memetakan potensi dan kekuatan individu, mendorong kolaborasi, dan membangun budaya belajar mengajar yang berpusat kepada peserta didik. Memanfaatkan dan merawat fasilitas yang ada di sekolah dengan optimal, dan mencari solusi kreatif demi mengatasi keterbatasan.

“Branding bisa membangun komunikasi secara terbuka, membentuk iklim saling menghargai, dan mendorong kerja sama antara semua pihak,” ujar pemegang Kartu Tanda Anggota (KTA) Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) dari Badan Pengurus Cabang (BPC) Kota Surakarta.

Ada juga aset finansial yang meliputi sumber daya keuangan di sekolah. Kepala sekolah bisa merencanakan serta mengelola keuangan di sekolah secara transparan, sekaligus mencari sumber dana alternatif demi mendukung inovasi dalam pembelajaran. Menciptakan lingkungan yang sehat, hijau, dan nyaman untuk pembelajaran, sekaligus dapat memanfaatkannya sebagai media belajar. Mengintegrasikan nilai agama dan kebudayaan dalam pembelajaran, dan membangun kebanggan terhadap identitas budaya di sekolah.

Terakhir ada aset politik yang berhubungan dengan peraturan dan kebijakan yang mendukung perubahan ke arah positif di lingkungan sekolah. 

“Calon kepala sekolah penggerak berkemajuan di SD Muhammadiyah 6, 10, 11 bisa membangun relasi dengan pihak pemangku kepentingan, mengadvokasi kebijakan yang berpihak kepada peserta didik, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat setempat dalam dunia Pendidikan. Selamat belajar sepanjang hayat ibu Ine, bapak Joko, ibu Sayem, dan bapak Idris,” pungkasnya. (Sofyan)

Baca juga: Sadewo Suharto Pimpin Kepengurusan YPPP Veteran Sukoharjo Masa Bakti Tahun 2024-2029


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top