Dialog Tentang Naskah Melayu Bersama Dosen FIB UNS dalam Siaran Pro4 RRI Surakarta

Print Friendly and PDF

Asep Yudha Wirajaya, S.S., M.A., selaku dosen FIB UNS dan Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Komisariat Solo, serta Dr. Trisna Kumala Satya Dewi, M.S., selaku dosen FIB UNS dan anggota Asosiasi Tradisi Lisan dipandu oleh presenter Ali Marsudi. 


Dialog Tentang Naskah Melayu Bersama Dosen FIB UNS dalam Siaran Pro4 RRI Surakarta

Solo- majalahlarise.com -RRI saluran Pro4 kembali melakukan siaran bersama Asep Yudha Wirajaya, S.S., M.A., selaku dosen FIB UNS dan Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Komisariat Solo, serta Dr. Trisna Kumala Satya Dewi, M.S., selaku dosen FIB UNS dan anggota Asosiasi Tradisi Lisan. Dalam diskusi dengan tajuk “Sosialisasi Sastra Melayu Klasik” yang disiarkan melalui ‘Dialog Jagongan Pro4 RRI Surakarta’, kedua narasumber membagikan pengetahuannya tentang kebudayaan naskah di Nusantara dengan dipandu oleh presenter Ali Marsudi. Jum'at (5/7/2024) tepat pukul 09.00 WIB, 

“Naskah Melayu adalah naskah yang ditulis dengan aksara Arab dan menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu pada saat itu berperan sebagai lingua franca terutama di Nusantara dalam kehidupan masyarakat di berbagai aspek, sementara penggunaan bahasa Arab dianggap sebagai resistensi bahwa Melayu merupakan wilayah yang telah beradab pada saat itu,” jelas Asep dalam pembukaannya.

Trisna memaparkan kesastraan Melayu, termasuk sastra tulis, dapat saja merupakan bagian dari sastra lisan. Sebagai contoh di daerah Pekanbaru, hikayat dan syair disampaikan dengan cara dilagukan oleh penyanyi atau pendendang. Terkait kemunculannya, sastra lisan dianggap lebih dulu ada daripada sastra tulis. 

“Pada zaman dahulu, hikayat dalam versi lisan disebut sebagai cerita pelipur lara, kemudian dinamakan hikayat setelah dikenalnya sastra tulis," tuturnya.

Asep memperkuat pendapat tersebut dan menambahkan awalnya sastra ada dalam ingatan masyarakat, terutama pengarang. “Beberapa merupakan ingatan yang berbentuk gambaran besar saja atau outline, tetapi juga banyak yang berupa ingatan sempurna seperti sastra-sastra keagamaan, tasawuf, maupun sastra yang berisi mantra. Jenis sastra tersebut biasanya tidak akan diubah karena dipercaya akan mendatangkan efek-efek atau khasiat tertentu," paparnya.

Lalu Trisna juga menyampaikan pengalamannya mengunjungi Riau dalam meneliti kesusastraan Melayu terkait sastra lisan dan sastra tulis. “Begitu pula dengan upacara Semah, yang dilakukan dengan melagukan Syair Ikan Terubuk dan Puyu-puyu untuk memanggil ikan terubuk. Uniknya, ikan-ikan tersebut benar-benar datang," jelasnya.

Selain itu, Asep juga menyampaikan pengalamannya mengenai Syair Raja Bintan. Syair ini berbentuk mozaik yang inti ceritanya baru dapat dipahami setelah dibaca keseluruhan isinya. Hal ini merupakan sesuatu yang baru dan jarang ditemui dalam kekayaan sastra.

Satu hal yang ingin disampaikan oleh Asep mengenai “naskah” yaitu stigma negatif naskah yang dianggap tahayul dan syirik. Padahal banyak naskah yang asal-usul ilmunya juga jelas. Contohnya adalah naskah berjudul Kitab Takbir Lindu yang membicarakan gempa di Aceh. Karya ini asalnya dari ilmu yang disampaikan oleh Syekh Abdurrauf As Singkili, seorang ulama besar Aceh.

Melanjutkan apa yang disampaikan Asep, Trisna menambahkan mengenai naskah-naskah lain yang juga membicarakan tentang kebencanaan. Seperti pada naskah yang membicarakan tentang meletusnya Gunung Krakatau yang mendeskripsikan dan mencatat informasi-informasi pada fenomena tersebut, yang bahkan tidak dicatat oleh wartawan. 

Hambatan utama pelestarian naskah kuno adalah kurangnya kemampuan membaca karya-karya tersebut. Pembaca dari generasi sekarang mengalami kesulitan dalam membaca isi naskah-naskah lama karena tidak memahami bahasa Melayu klasik. Oleh karena itu, penelitian-penelitian mengenai naskah berperan besar di sini. Jika Anda sekalian ingin membaca naskah-naskah kuno yang sudah dialih aksara atau sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, PNRI telah menerbitkan banyak buku yang berisi terjemahan dan alih aksara naskah kuno ini. Buku-buku ini dapat diakses langsung melalui Ipusnas. (Sofyan)

Baca juga: Keluarga Besar YPPP Veteran Sukoharjo Berduka, Salah Satu Pendiri H. Soeroso, BA Meninggal Dunia



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top