Siswa SDN Mojorejo 02 Antusias Ikuti Proyek Kepemimpinan PPG Prajab Gelombang 1 Tahun 2024 Univet Bantara, Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik Berbasis Computational Thinking (CT) untuk Penguatan Gotong Royong dan Kemandirian

Print Friendly and PDF

Siswa memasukkan daun kering ke dalam mesin pencacah sampah sederhana.


Siswa SDN Mojorejo 02 Antusias Ikuti Proyek Kepemimpinan PPG Prajab Gelombang 1 Tahun 2024 Univet Bantara, Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik Berbasis Computational Thinking (CT) untuk Penguatan Gotong Royong dan Kemandirian


Sukoharjo- majalahlarise.com -Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajab Gelombang 1 Tahun 2024 Kelompok 1 PGSD 3 Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) melaksanakan Proyek Kepemimpinan Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik Berbasis Computational Thinking (CT) untuk Penguatan Gotong Royong dan Kemandirian peserta didik di SD Negeri Mojorejo 02, Kecamatan Bendosari. Kegiatan ini diikuti siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. Mereka antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir yang dibimbing oleh mahasiswa PPG Prajab Rabu (28/8/2024).

Dosen Pembimbing sekaligus Dekan FKIP Univet Bantara, Dr. Singgih Subiyantoro, M.Pd mengatakan kegiatan pengolahan sampah organik dan anorganik diharapkan para siswa dapat praktik langsung mengolah limbah sampah membuat pot bunga dan membuat pupuk kompos hingga menanam sampai memanen.

"Konsepnya adalah kita mengintegrasikan konsep Computational Thinking dimulai dari memilah sampah organik dan non organik kemudian memproses sampah menjadi barang yang bernilai jual," terangnya.

Lebih lanjut dikatakan, pada sesi pertama mahasiswa PPG memberi penjelasan secara umum dan pengalaman terkait dengan genre pembelajaran bersama bapak ibu Guru SDN Mojorejo 02 dan SD Palur 02. Sesi kedua dilanjutkan memilah barang sampah, mengolah limbah organik dari daun diolah menjadi pupuk organik. "Ada kelompok yang memilah dan mengolah anorganik seperti sampah plastik botol minuman dan galon dihias menjadi pot bunga yang dimanfaatkan untuk menanam," ujarnya.

Mahasiswa PPG Prajab saat membimbing siswa melukis gelas plastik dan galon plastik.

Baca juga: SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Solo Menerima Outing Class Siswa SD Muhammadiyah 20 Surakarta

Mahasiswa PPG Prajab Dwi Rahayu menyampaikan langkah proses pembuatan pupuk kompos dari sampah organik dan pembuatan pot hias dari sampah non berbasis CT. Pembelajaran berbasis Computational Thinking (CT) adalah metode menyelesaikan masalah dengan menerapkan teknik ilmu komputer (informatika). CT adalah seperangkat metode yang lazim diterapkan dalam program komputer. 

Pembelajaran berbasis CT dapat membantu siswa untuk berpikir kreatif dan kritis, memahami masalah, mengumpulkan data, mencari solusi sesuai dengan masalah, memecahkan masalah yang kompleks melalui cara-cara yang sederhana, melatih otak agar terbiasa berpikir secara logis, kreatif, dan terstruktur, mengembangkan solusi yang tepat, menyamati masalah, mencari solusi dari suatu permasalahan, berpikir lebih efektif dan efisien.Tahapan penerapan CT dapat mencakup dekomposisi yaitu pembagian persoalan ke dalam beberapa sub persoalan yang lebih kecil, pengenalan pola, abstraksi, algoritma. 

Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan keterampilan bergotong-royong dan kemandirian peserta didik terutama untuk gemar terhadap lingkungan dengan mengolah sampah organik dan anorganik. Selain itu siswa berlatih untuk berpikir kritis dan bagaimana cara menyelesaikan masalah permasalahannya lingkungan yang ada di SDN Mojorejo 02 terkait sampah daun kering yang ada di sekolah.

"Harapan bagi siswa nantinya dapat berpikir kritis secara analitis mampu menyelesaikan persoalan tidak hanya terkait lingkungan tetapi juga permasalahan yang mereka hadapi melalui tahapan Computational Thinking yang sudah diterapkan," harapnya.

Sementara itu, Kepala SD Negeri Mojorejo 02, Kartika Purwitasari, S.Pd, M.Pd menyampaikan lingkungan sekolah yang dipimpinnya merupakan daerah pembuangan sampah akhir se-kabupaten dan sampah cair dari pabrik tekstil. Oleh sebab itulah siswa diberi pengenalan, pemahaman dan praktik pembuatan pupuk kompos dan sampah plastik jadi pot.

"Tanah yang ada dilingkungan sekolah berupa tanah liat tidak bisa digunakan untuk bertanam sehingga sekolah membeli tanah subur seharga 40 ribu per kresek. Adanya pembuatan pupuk kompos ini mampu menghemat biaya," ungkapnya.

Disampaikan pula, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga SDN Mojorejo 02 yaitu menumbuhkan cinta anak kepada lingkungan, peduli kepada lingkungan sehingga anak mulai timbul rasa sayang untuk membuang sampah yang biasanya dibuang ke tempat sampah.


"Dengan kegiatan ini mereka jadi punya ide ketertarikan untuk memanfaatkan barang yang tadi tidak berguna dari sampah organik maupun non organik," ujarnya.

Wanita yang akrab disapa bu Kartika ini mencontohkan siswa memanfaatkan botol plastik bisa digunakan media gambar sesuai mereka inginkan. Sampah daun kering yang biasanya dibakar bisa dimanfaatkan dengan mengumpulkan daun-daun, menggunakan alat pemotong sederhana daun dicacah lalu difermentasikan dicampuri beberapa bahan lainnya hingga menjadi pupuk kompos.

"Mereka antusias, ternyata anak bisa mengoperasikan alatnya sehingga menjadikan anak lebih tertarik untuk terlibat dalam proses pembuatan dari awal sampai akhir," tuturnya. (Sofyan)





Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top