Dosen FIB UNS Bersama Manassa Adakan Kunjungan Penyelamatan Naskah Ke Perpustakaan Keraton Kasunanan Surakarta

Print Friendly and PDF

Kedatangan Manassa ke Keraton Kasunanan Surakarta ini disambut hangat oleh GKR Wandansari atau Gusti Moeng. Sambutan ini juga mengawali diskusi langsung mengenai keadaan naskah di Perpustakaan Sasana Pustaka.


Dosen FIB UNS Bersama Manassa Adakan Kunjungan Penyelamatan Naskah Ke Perpustakaan Keraton Kasunanan Surakarta

Solo- majalahlarise.com -Dosen Fakultas Ilmu Budaya, Asep Yudha Wirajaya, S.S., M.A., yang juga merupakan Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Komisariat Surakarta mengajak pakar-pakar naskah dari Manassa Pusat, termasuk Ketua Manassa, Dr. Munawar Holil, M.Hum., untuk berkunjung ke Perpustakaan Keraton Surakarta, Sasana Pustaka. Kunjungan ini dilaksanakan sebagai bentuk tindak lanjut dari rencana kerjasama antara Perpustakaan Sasana Pustaka dengan Manassa Pusat dalam rangka penyelamatan naskah kuno. Jumat (13/9/2024).

Melihat bagaimana urgensi penyelamatan naskah di nusantara, Manassa menawarkan kerja sama ini untuk mengelola dan melaksanakan penyelamatan seluruh naskah yang ada di Perpustakaan Sasana Pustaka. Kunjungan ini juga dilaksanakan untuk melihat keadaan naskah yang tersimpan di Perpustakaan Sasana Pustaka secara langsung, baik koleksi fisik maupun koleksi digital. Kedatangan Manassa ke Keraton Kasunanan Surakarta ini disambut hangat oleh GKR Wandansari atau Gusti Moeng. Sambutan ini juga mengawali diskusi langsung mengenai keadaan naskah di Perpustakaan Sasana Pustaka pada saat ini.

Terdapat sekitar 700 naskah cetak dan sekitar 70 koleksi digital yang tersimpan di sini, meliputi naskah, maupun surat kabar. Koleksi-koleksi tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut dalam proses penyelamatan, terutama dalam proses digitalisasi untuk melestarikan keberadaan naskah di sini. 

Dra. Endang Tri Winarno, M.Hum., sebagai abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta, menuturkan bahwa jauh sebelumnya telah dilakukan konservasi naskah oleh Nancy K. Florida pada tahun 1980 sampai 1990an. “Dulu, proses konservasi dilakukan, meliputi fumigasi, pembersihan naskah, pembuatan katalog, termasuk pengadaan mikrofilm.” 

Koleksi mikrofilm yang tersimpan di Perpustakaan Sasana Pustaka membutuhkan perhatian pada proses ini, sebab beberapa koleksi mikrofilm telah hancur. Penyelamatan mikrofilm dilakukan dengan inventarisasi mikrofilm yang masih bisa diselamatkan. “Untuk koleksi yang masih bagus, perlu dilakukan konversi. Bisa dilakukan konversi di UNS. Jika tidak, bisa mengajukan permintaan konversi ke Perpusnas atau ANRI,” ujar Aris Riyadi, selaku konservator naskah Manassa. 

Sementara itu, untuk koleksi mikrofilm yang tidak dapat diselamatkan, Manassa memberi saran untuk melakukan pemusnahan. “Sebaiknya mikrofilm yang sudah hancur dan tidak dapat diperbaiki ini dimusnahkan. Sebab nilai fungsinya telah hilang, dan fatalnya dapat membahayakan manusia karena menyebabkan sindrom vinegar,” pungkasnya lagi. (Shalma/ Sofyan)

Baca juga: Guru SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Solo Sabet Medali Perunggu Pencak Silat PON XXI Aceh Sumut


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top