ISI Solo Gelar Kuliah Umum tentang Gamelan Masa Lalu bersama Peneliti Spanyol, Ángela López Lara

Print Friendly and PDF

Ángela López Lara, seorang peneliti dari Spanyol memaparkan makalah tentang “Melacak Kembali Keberadaan Gamelan pada Pameran Dunia Tahun 1889 di Paris".


ISI  Solo Gelar Kuliah Umum tentang Gamelan Masa Lalu bersama Peneliti Spanyol, Ángela López Lara

Solo- majalahlarise.com -Ángela López Lara, seorang peneliti dari Spanyol memaparkan makalah tentang “Melacak Kembali Keberadaan Gamelan pada Pameran Dunia Tahun 1889 di Paris.” dalam forum Kuliah Umum yang diselenggarakan kerja sama antara Prodi Etnomusikologi, Prodi Karawitan, dan Pascasarjana ISI Solo, di ruang Seminar Pascasarjana, Jumat (6/9) kemarin. Ángela López Lara mengusung penelitian tentang gamelan yang belum pernah diteliti pada ”International Exhibitions in the XIX Century”, yang menarik untuk Ángela untuk melacak lebih lanjut. 

“Harapannya, ini menjadi pengembangan dari mahasiswa, dosen, serta peneliti untuk mengembangkan serta meluaskan kajian. Ini merupakan kesempatan yang baik untuk dapat berdiskusi dengan peneliti oleh mbak Ángela,” jelas Dr. Zulkarnain Mistortoify, M.Hum. dalam sambutan pembukaan. Acara ini dimoderatori oleh Kaprodi Karawitan, Danis Sugiyanto, S.Sn., M.Hum. 

Ángela López-Lara merupakan seorang musisi, penari dan peneliti yang tinggal di Spanyol dan Indonesia sejak tahun 2010 dan mendalami seni pertunjukan pada kedua negara tersebut. Ángela lulus sebagai pianis klasik dari Conservatorio Superior “Joaquín Rodrigo” (Valencia) dan meraih gelar Master dalam bidang Penelitian Musik dari Universitas Internasional Valencia.

Baca juga: Tari Gambyong Massal Jadi Pembuka 12 Jam Menari di Wuryantoro

Pemaparan melacak gamelan ini dimulai dengan melacak sebuah kejadian pameran atau expo pada abad 19-an. Pada expo-expo yang diselenggarakan, salah satunya negara Belanda ingin menunjukkan apa yang dimiliki Hindia Belanda (kala itu) untuk acara tersebut. Expo ini berangkat dari artikel yang berjudul The Javanese Kampong: A ”living village” created as an “authentic” experience. Artikel ini merupakan berita kegiatan expo yang dibawakan oleh Hindia Belanda kala itu sebagai negara penjajah yang dibawa dari negara yang dijajah. Pada tahun 1878, 1880, dan 1883 pada Colonial and Export Exhibition Amsterdam (1883) juga terdapat beberapa bentuk kesenian lain yang dibawa, seperti musik dan tarian. Ángela melacak dari dokumen-dokumen serta kegiatan kesenian tentang gamelan di Eropa menjadikan Ángela semakin penasaran untuk menelusuri lebih jauh.

Melalui banyak diskusi ilmiah yang diikuti oleh Ángela, banyak kejanggalan asal usul kesenian yang dibawa pada expo-expo tersebut, mulai dari alat musik, tarian, serta bentuk lain disajikan dalam expo tersebut. Kegiatan penelitian dengan melacak, mendatangi langsung gamelan, mengecek dokumen majalah yang memuat tentang expo di Belanda, Geneva dilakukan oleh Ángela digunakan untuk memperkuat penelitian tentang gamelan ini. Beberapa bahan data primer yang bisa dikembangkan disampaikan olehnya untuk dapat menjadi penelitian berikutnya. Mulai dari suara ritmis, halus, bahkan ada suara kucingnya, tidak ada struktur entitas dari gaya mana, etnis mana, yang memang disampaikan pada expo di Paris.

Acara ini didukung sajian rebab oleh Dani Yanuar, S.Sn., M.Sn. dari etnomusikologi untuk menjelaskan apa-apa saja yang ditemukan dalam penelitian Ángela. Dalam dunia barat, Gamelan masih didiskusikan dalam pelbagai acara internasional. Selama 135 tahun lebih, gamelan masih diteliti, dikonservatori, dan terus diteliti. Gamelan yang ada di Eropa dapat menjadikan bagian dari musik dunia. Kolaborasi ini menjadi bagian dari keterkarikan global tentang Asia Tenggara pada kancah internasional. (Har/ Sofyan)

Baca juga: Thirza Dari ISI Solo Juara 1 Lomba Lukis Peksiminas XVII


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top