Lakukan Kunjungan Penyelamatan Naskah Kuno, Manassa dan Dosen FIB UNS Temui Pemilik Naskah Kuno di Sukoharjo

Print Friendly and PDF

Kegiatan penyelamatan naskah oleh Manassa di Sukoharjo.


Lakukan Kunjungan Penyelamatan Naskah Kuno, Manassa dan Dosen FIB UNS Temui Pemilik Naskah Kuno di Sukoharjo

Solo- majalahlarise.com -Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) bersama dengan Dosen FIB UNS lakukan kegiatan kunjungan penyelamatan naskah kuno yang ada di Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo pada Sabtu, 14 September 2024. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Asep Yudha Wirajaya, S.S., M.A., selaku dosen dari FIB UNS beserta jajaran dosen lainnya. Turut berpartisipasi pula Ketua Manassa, Dr. Munawar Holil, M.Hum., bersama dengan jajaran akademisi dan pegiat naskah dari Masyarakat Pernaskahan Nusantara. 

Kunjungan dilakukan pada pukul 12.05 WIB di kediaman Ibu Izza Mafruhah, selaku pemilik naskah kuno. Dalam kunjungan tersebut pihak Manassa dan Dosen FIB UNS berbincang mengenai asal-usul naskah, jumlah naskah, dan juga jenis-jenis naskah yang dimiliki oleh Ibu Izza. Setidaknya ada lebih dari 30 manuskrip yang masih tersimpan di kediaman Ibu Izza.

“Naskah-naskah ini koleksi dari eyang (kakek). Naskah ini ditulis sendiri oleh beliau. Setahu saya naskah yang tertua yang ada di sini adalah naskah dari tahun 1918. Ada juga naskah yang dibacakan setiap malam tirakatan (16 Agustus).” ungkap Izza.

Naskah yang ada di kediaman Izza mayoritas ditulis menggunakan aksara jawa. Beberapa sudah dalam bentuk cetak dan diketik di dalam huruf latin. Isi dari kumpulan manuskrip tersebut terdiri dari berbagai topik, seperti nilai moral, ilmu pengetahuan umum, bahkan penulis naskah juga memasukkan sains modern di dalam manuskrip yang ditulisnya. Hal ini tentu meningkatkan nilai manuskrip koleksi Izza.

Baca juga: Kreaso, SMPN 13 Surakarta Angkat Cerita Legenda RoRo Jonggrang

Salah satu naskah yang paling menarik perhatian adalah naskah yang berjudul Sekar Pralambang Zaman. Naskah ini ditulis sendiri oleh kakek dari pemilik naskah yang berisikan kisah-kisah perjuangannya saat melawan penjajahan kolonial Belanda. Naskah ini masih rutin dibacakan di setiap malam tirakatan. Namun semenjak tahun 2015 naskah Sekar Pralambang Zaman sudah tidak lagi dibacakan secara rutin di depan masyarakat umum.

Dengan kunjungan ini Izza selaku pemilik naskah berharap manuskripnya tetap lestari dan bisa dijadikan manfaat bagi pembacanya. Ia sangat berharap ada orang yang mau mengkaji dan menerjemahkan manuskrip-manuskrip koleksinya agar bisa lebih mudah dipahami, khususnya bagi generasi muda.

“Naskah ini kebanyakan ditulis menggunakan aksara Jawa yang sudah mulai jarang dikenal oleh generasi masa kini. Saya berharap kalau ada orang yang mau menerjemahkan atau mengkaji naskah koleksi kami agar lebih mudah dipahami dan bisa dibaca oleh banyak orang. Karena Bahasa Jawa yang digunakan dalam naskah ini masih dipenuhi dengan simbolisme-simbolisme yang mungkin tidak mudah untuk dipahami," ujar izza. (Sofyan)

Baca juga: SMK Negeri 1 Semarang Meraih Hasil Terbaik LKBB Dewantara Season II Se-Jawa di Unwida




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top