Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024 PGSD 2 Univet Bantara Sukoharjo Gelar Projek Kepemimpinan Berupa Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Buah dan Sayur

Print Friendly and PDF

Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan gelombang 1 tahun 2024 dari kelompok PGSD 2 mengikuti gelar karya projek kepemimpinan di kampus.



Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024 PGSD 2 Univet Bantara Sukoharjo Gelar Projek Kepemimpinan Berupa Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Buah dan Sayur

Sukoharjo- majalahlarise.com -Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan gelombang 1 tahun 2024 dari kelompok PGSD 2 telah melaksanakan Projek Kepemimpinan dengan mengusung tema kebersihan lingkungan. Mereka menciptakan produk pupuk organik cair dan pupuk organik padat yang berbahan dasar limbah buah dan sayuran, sebagai solusi pengelolaan sampah organik di masyarakat.

Ketua kelompok mahasiswa, Muhamad Yusuf Hidayat, menjelaskan memilih proyek ini karena melihat permasalahan yang sering terjadi di masyarakat, khususnya dalam pengelolaan sampah rumah tangga. "Banyak rumah tangga yang belum optimal dalam mengelola dan memanfaatkan limbah, yang berujung pada pencemaran lingkungan," ungkapnya saat ditemui di kampus. Jumat (27/9/2024).

Lebih lanjut dikatakan pria yang akrab disapa Yusuf ini bahwa proyek ini sudah diimplementasikan di Desa Menjang, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Warga setempat, terutama kelompok ibu-ibu PKK, menyambut antusias kehadiran program ini. "Mereka senang karena mendapatkan inovasi tentang bagaimana mengelola sampah organik, terutama limbah dapur rumah tangga, dengan cara yang benar," tambah Yusuf.

Produk pupuk organik dari limbah buah dan sayuran karya mahasiswa PPG Prajabatan gelombang 1 kelompok PGSD 2 tahun 2024 


Dalam pembuatan pupuk organik cair, sampah sayuran dan buah dikumpulkan terlebih dahulu. Sampah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam galon air mineral sebagai wadah fermentasi. Setelah galon terisi setengah, ditambahkan air cucian beras dan bisa dicampur enzim EM4 untuk mempercepat proses fermentasi. Galon kemudian ditutup rapat dan dibiarkan selama 3 hingga 7 hari. Setelah itu, pupuk cair siap diaplikasikan pada tanaman.
Takaran pupuk cair untuk tanaman disepakati, yaitu satu botol ukuran 250 ml dicampur dengan satu liter air. Selain pupuk cair, mereka juga memanfaatkan ampas hasil fermentasi untuk membuat pupuk organik padat.

Proyek ini dikerjakan oleh sembilan mahasiswa yang terdiri dari empat laki-laki dan lima perempuan. Menurut Yusuf, melalui proyek ini mereka bisa mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang didapat selama mengikuti program PPG di Universitas Bantara Sukoharjo. 

“Kami belajar memberikan service learning kepada masyarakat, khususnya sebagai calon pendidik yang harus berpikir inovatif dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat,” ujarnya.

Yusuf berharap proyek ini dapat terus berlanjut di masyarakat dan diterapkan di sekolah-sekolah sebagai bentuk edukasi kepada siswa dan orang tua. “Kami ingin masyarakat bisa mengelola sampah dengan baik di rumah tangga, sehingga lingkungan tetap bersih dan sehat," ungkapnya.

Mahasiswa PPG Prajab Gelombang 1 Tahun 2024 kelompok PGSD 2 saat foto bersama Dosen Pembimbing Lapangan, yang juga merupakan Koordinator PPG Univet Bantara Sukoharjo, Dr. Mukti Widayati, M.Hum 


Selain itu, produk pupuk organik yang mereka hasilkan juga memiliki potensi ekonomi. "Kami sudah melakukan analisis harga, pupuk organik cair dijual seharga Rp 15.000, sementara pupuk organik padat seharga Rp 10.000," tambahnya.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan, yang juga merupakan Koordinator PPG Univet Bantara Sukoharjo, Dr. Mukti Widayati, M.Hum memberikan apresiasi atas kinerja para mahasiswa PPG yang telah menghasilkan karya proyek ini. Menurutnya, proyek tersebut tidak hanya memberikan manfaat besar bagi lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

“Saya sangat bangga melihat kreativitas mahasiswa PPG. Mereka tidak hanya menjalankan peran sebagai pendidik, tetapi juga memberikan inspirasi bagi masyarakat. Ini merupakan langkah inovatif yang belum pernah saya temui sebelumnya, terutama terkait pemanfaatan limbah buah untuk dijadikan pupuk cair dan pupuk organik padat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dr. Mukti Widayati menambahkan para mahasiswa juga telah mempublikasikan hasil karya mereka melalui berbagai media. “Mahasiswa sudah mempublikasikan proyek ini dengan membuat video produk, buku, bahkan sudah mengajukan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk melindungi inovasi mereka,” tambahnya. (Sofyan)



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top