Tantangan Guru dalam Memahami Minat, Bakat, dan Gaya Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Diferensiasi

Print Friendly and PDF

Intan Devita Sari melaksanakan pembelajaran diferensiasi di kelas 2 SDN Puhgohor 01 Bendosari.


Tantangan Guru dalam Memahami Minat, Bakat, dan Gaya Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Diferensiasi

Sukoharjo- majalahlarise.com -Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024 Progdi PGSD FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo Intan Devita Sari melaksanakan pembelajaran diferensiasi di kelas 2 SDN Puhgohor 01 Bendosari Sukoharjo.

Pembelajaran diferensiasi semakin menonjol sebagai pendekatan yang diperlukan dalam dunia pendidikan saat ini. Guru dituntut untuk lebih mendalam memahami setiap siswa baik dari segi minat, bakat, gaya belajar, hingga tingkat kemampuan individu. Tuntutan ini tidak hanya menambah kompleksitas dalam proses pembelajaran, tetapi juga menantang guru untuk merancang pembelajaran yang lebih personal dan strategis, dengan tujuan agar kebutuhan masing-masing siswa dapat terpenuhi secara optimal.

Diferensiasi pembelajaran mencakup empat aspek utama yang menjadi kunci: konten, proses, produk dan lingkungan belajar. Setiap aspek ini memungkinkan guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan siswa.

1. Diferensiasi Konten
Konten yang disampaikan kepada siswa perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan mereka. Misalnya, dalam pembelajaran Pancasila di kelas 2 SDN Puhgohor 01, guru menyiapkan konten yang bervariasi seperti poster dan video untuk mengakomodasi perbedaan pemahaman di antara 14 siswa. Siswa yang memiliki pemahaman lebih lanjut dapat diberikan tantangan yang lebih tinggi, sedangkan siswa yang membutuhkan dukungan lebih dapat diberikan materi yang lebih sederhana dan jelas. Pada kasus ini, media visual sangat membantu karena siswa cenderung lebih mudah memahami konsep yang diajarkan melalui gambar dan video.

2. Diferensiasi Proses
Selain konten, proses pembelajaran juga harus disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Dalam kelas tersebut, guru memulai dengan bertanya kepada siswa tentang gaya belajar yang mereka sukai. Hasilnya, siswa kelas 2 lebih menyukai gaya belajar audio-visual. Dengan pemahaman ini, guru kemudian mengintegrasikan media audio-visual ke dalam proses pembelajaran, menggunakan video sebagai alat bantu yang mendukung pemahaman mereka secara lebih baik. Guru perlu fleksibel dalam merancang berbagai metode pembelajaran, seperti diskusi kelompok, bermain peran, atau simulasi, agar setiap siswa terlibat aktif.

3. Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk memungkinkan siswa untuk menunjukkan hasil pembelajaran mereka dengan cara yang paling sesuai dengan bakat dan minat mereka. Beberapa siswa mungkin memilih mengekspresikan pemahaman mereka melalui tulisan, sementara yang lain lebih suka membuat video atau presentasi kreatif. Dalam konteks ini, guru dapat memberikan kebebasan kepada siswa untuk menunjukkan hasil pemahaman Pancasila melalui proyek kreatif seperti menggambar, membuat video singkat, atau bermain peran sebagai tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari yang menerapkan nilai-nilai Pancasila.

4. Diferensiasi Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar juga harus disesuaikan untuk mendukung proses belajar yang optimal bagi setiap siswa. Suasana kelas yang kondusif bagi kolaborasi, eksplorasi mandiri, dan penggunaan berbagai media pembelajaran sangat penting. Guru dapat mengatur ruang kelas dengan sudut-sudut yang memungkinkan siswa bekerja dalam kelompok kecil, mengeksplorasi bahan belajar visual, atau mendengarkan materi audio yang sudah disiapkan.

Dampak Sosial-Emosional
Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya bertujuan meningkatkan hasil akademik, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial-emosional siswa. Dengan pendekatan yang responsif terhadap kebutuhan individual, siswa merasa lebih dihargai dan dipahami. Ini mendorong rasa percaya diri, kerja sama, dan keterlibatan siswa dalam proses belajar. Di SDN Puhgohor 01, penerapan metode ini membawa dampak positif dalam meningkatkan motivasi siswa dan keterlibatan mereka di kelas.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top