Hadirkan Ari Kiyosan Wulandari dan Rendra Agusta, Sastra Indonesia UNS Gelar Diskusi Peluang dan Tantangan Industri Kreatif Masa Kini

Print Friendly and PDF

Ari Wulandari atau yang dikenal dengan Ari Kiyosan menyampaikan materi pada Kuliah Umum.


Hadirkan Ari Kiyosan Wulandari dan Rendra Agusta, Sastra Indonesia UNS Gelar Diskusi Peluang dan Tantangan Industri Kreatif Masa Kini 

Surakarta- majalahlarise.com -Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret bersama dengan Ari Wulandari atau yang dikenal dengan Ari Kiyosan adakan Kuliah Umum bertema “Sastra dan Dunia Industri Kreatif” pada hari Rabu (16/10/2024) di Ruang Seminar Program Studi Sastra Indonesia, FIB yang dihadiri mahasiswa-mahasiswa dari Prodi Sastra Indonesia. 

Sastra Indonesia sebagai penyumbang pelaku industri kreatif seperti penulis, editor, penerjemah, wartawan, kritikus, dan sebagainya tentu memiliki peluang serta tantangan tersendiri, maka dari itu kegiatan ini dirasa bermanfaat bagi mahasiswa Sastra Indonesia. 

Kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr. Dwi Susanto, S.S., M.Hum. dilanjutkan materi oleh Ari Kiyosan. 

Ari Wulandari atau yang dikenal dengan Ari Kiyosan adakan Kuliah Umum.

Baca juga: ISI Solo Wisuda 477 Lulusan, Banggalah, ISI Solo Naik Kelas jadi BLU

“Industri kreatif di Sastra Indonesia mencakup seni, media, dan desain yang mengandalkan inovasi kreatif yang dapat diubah menjadi pemasukan” tutur Ari. 

 Namun, seiring kemajuan teknologi bisa menjadi salah satu tantangan dalam dunia industri kreatif. Pengguna AI atau Artificial Intelligence dalam proses penulisan bisa jadi batu sandungan bagi penulis itu sendiri. 

“Di industri kreatif ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti berpikir kritis, berkemampuan kreatif, komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik dapat didapatkan melalui kelas public speaking. Jadi kalau ada kelas public speaking silakan ikut, itu bisa membantu kalian meningkatkan kemampuan berbicara dengan baik” lanjut Ari. 

Sementara itu, Rendra Agusta, seorang sastrawan pecinta Jawa Kuno dan Sanskerta juga membagikan pengalamannya di dunia kreatif yaitu dengan membentuk komunitas Sraddha Sala yang bergerak di bidang riset kolektif Filologi terapan. 

Bersama dengan rekan-rekannya, Rendra Agusta berusaha berkolaborasi dengan masyarakat untuk menyelamatkan budaya masyarakat agar tidak hilang dengan mengalihwahanakan budaya yang berbentuk manuskrip tersebut. 

Upaya yang dilakukan beliau adalah Storynomic, suatu kegiatan ‘membedah’ manuskrip untuk ditelusuri isinya dengan berbincang hangat dengan masyarakat setempat. 

Memasuki dunia kreatif dari sudut Filologi, memiliki banyak peluang juga. Salah satunya pengalaman seorang Rendra yang mengantongi bonus setelah menjalin kerja sama dengan salah satuan untuk membuat slogan berbahasa Sansekerta. Selain itu, menuangkan kreativitas dari segi Filologi seperti program Damalung Blueprint. Program ini merupakan upaya alih wahana dan media teks-teks Damalung. Damalung Blueprint ini berhasil mencari 8 tempat yang direkomendasikan untuk menggelar pagelaran tentang  saksi sebuah peradaban Jawa Kuna ribuan tahun yang lalu. 

Masuk ke dunia kreatif tentu membutuhkan ketekunan dan keyakinan bagi siapa saja. Ketekunan dan keyakinan tersebut bisa menumbuhkan kepercayaan diri serta menghasilkan karya cipta dari berbagai sudut. (Nimas/ Sofyan)

Baca juga: SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro Gelar Workshop Penyusunan Program Literasi dan Numerasi untuk Penguatan Branding Sekolah


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top