Kunjungan Mahasiswa Filologi UNS di RRI Surakarta untuk Mengenal Lebih Dekat dengan Pewayangan

Print Friendly and PDF

Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum. saat siaran di RRI Surakarta pada saluran 95.2 FM. (foto dok: Radhivi’anh Ardhine Ruhl Jihad).


Kunjungan Mahasiswa Filologi UNS di RRI Surakarta untuk Mengenal Lebih Dekat dengan Pewayangan

Solo- majalahlarise.com -Tema “Serat Dewa Ruci Gambaran Pencarian Tuhan dalam Budaya Jawa” oleh Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum. yang dibahas di RRI Surakarta pada saluran 95.2 FM yakni pada acara "Jagongan" dengan mengajak mahasiswa dari Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret sebagai bentuk partisipasi dan mempererat kerja sama antara kedua belah pihak. Jumat (11/10/2024).

Pembicaraan ini dibuka dengan pernyataan oleh Prof. Bani mengatakan Serat Dewa Ruci merupakan serat karya asli Jawa yang diambil dari cerita Mahabarata dari referensi Bima atau Werkudara atau Bratasena. Namun, serat ini sangat penting karena berisikan hal yang faktual didalam kebudayaan Jawa.

Prof Bani juga menjelaskan sebelum masuknya kepercayaan dari luar negeri termasuk Hindu Dan Buddha, didalam kepercayaan orang Jawa itu sudah mengenal Tuhan yang disebut Sang Yang Toyo dan bisa dikatakan dengan kata lain “kapitayan” artinya yang Maha Kuasa. Setelah Hindu Buddha surut, orang jawa merindukan asli jawane.

Serat Dewa Ruci muncul pada abad ke-15 akhir. Saat itu kerajaan Majapahit mulai hilang pengaruhnya dan ajaran Hindu Buddha mulai melemah. Dari kejadian tersebut muncul pengaruh kepercayaan ajaran jaman dulu yaitu ketuhanan pada budaya Jawa. 

Masyarakat Jawa memiliki kepercayaan yang bernama Kapitayan. Kepercayaan ini berbeda dengan Animisme dan Dinamisme. Kapitayan adalah kepercayaan yang dibuat di masyarakat Jawa. 

"Kalau Kapitayan itu konsep sendiri dari orang Jawa, mungkin ada beberapa hal yang sama namun tidak semua, dimana kapitayan ini adalah percaya pada diri sendiri seperti yang dikatakan tadi kalau di dalam diri sendiri ada Tuhan" Begitu ujar prof. Bani saat menjelaskan tentang kapitayan. 

Melalui obrolan dari prof. Bani di RRI Surakarta ini ada banyak makna budaya yang bisa didapatkan. Bisa disimpulkan bahwa ada banyak keragaman rohani yang ada di Indonesia. Hal ini bisa didapatkan dengan jelas saat Prof. Bani berujar inilah kekayaan rohani bangsa Indonesia, hal inilah yang bisa membangun kebersamaan bangsa Indonesia. (Deddy/ Radhivi’anh)

Baca juga: HISKI Gelar Sekolah Sastra Bertopik Sastra Anak


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top