Dumadine Balung Buto Jadi Lakon Wayang Kulit Khas Sangiran

Print Friendly and PDF

Adegan tokoh Sabda Suci dan kayon fosil.


Dumadine Balung Buto Jadi Lakon Wayang Kulit Khas Sangiran

Sregen- majalahlarise.com -Pertama kalinya wayang kulit lakon Dumadine Balung Buto dipentaskan oleh dalang muda Ki Halintar Cakra Padnobo S.Sn M.Sn di Omah Joglo, Krajan, Desa Manyarejo, Sangiran, Sragen, Jawa Tengah pada hari Kamis, 28 November 2024 pukul 20.00 WIB. Pementasan ini merupakan kerjasama antara Jurusan Pedalangan ISI Surakarta dengan Paguyuban Brayat Krajan Sangiran. Penciptaan wayang kreasi baru tersebut diawali dengan riset mendalam terhadap cerita rakyat setempat oleh para dosen ISI Surakarta, dengan judul Menggali Nilai-Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Sangiran untuk Ditransformasikan ke dalam Penciptaan dan Pergelaran Wayang Fosil.

 “Kami sering sekali datang ke Desa Manyarejo menggali cerita-cerita rakyat terkait dengan fosil Sangiran kepada sesepuh (empu-empu) dan warga desa ini, untuk kemudian dialihwahanakan ke dalam naskah pedalangan, lalu diciptakan tokoh wayang kulit, dan pada hari ini dipentaskan dengan lakon Dumadine Balung Buto di hadapan ibu-bapak hadirin." ujar Dr Tatik Harpawati, ketua tim peneliti saat memberikan sambutan. 

Ibu-ibu PKK menjadi sindhen dadakan. 


Tokoh-tokoh wayang yang dimainkan merupakan kreasi baru dari lakon tersebut, di antaranya adalah Jaka Bandung, Sabda Suci, dan gunungan (kayon) fosil. Penciptaan wayang baru tersebut merupakan karya kolaborasi antara pihak kampus dengan UMKM binaan, yaitu Andi Wicaksono M.Sn (Prodi Pedalangan), Sri Marwati M.Sn (Prodi Kriya Seni) dan Romi Hasyim Mutholib S.Sn (Perajin wayang Dukuh Butuh Klaten).

Selain itu, telah diciptakan tembang-tembang Jawa diantaranya adalah Langgam Museumku slendro sanga, lagu Omah Ndesa slendro sanga, lagu Lancaran Yaksa slendro sanga, dan lagu Lancaran Balung Buta slendro sanga. Kesemua tembang Jawa tersebut digali dari fenomena fosil, lingkungan alam Sangiran, dan kehidupan masyarakat Manyarejo yang dilakukan oleh Ki Jaka Rianto, dosen Jurusan Pedalangan. Tembang-tembang tersebut juga menjadi musik pengiring dalam pementasan lakon Dumadine Balung Buto malam itu. Sindhen yang menyanyikan tembang-tembang tersebut adalah ibu-ibu PKK Desa Manyarejo sendiri, yang telah dilatih terlebih dahulu oleh Ki Jaka Rianto.

“Pertunjukan yang sangat menarik sekali dalam rangka melestarikan budaya yang adiluhung sekaligus sebagai pelipur lara bagi masyarakat yang sudah sekian lama tidak menyaksikan pertunjukan wayang secara langsung, dan cerita yang sangat menarik sesuai dengan kearifan lokal masyarakat Desa Manyarejo,” ungkap Paimin, selaku Kebayan desa tersebut. Lebih jauh, “harapan kami kegiatan pergelaran seni budaya yang telah terjalin antara Paguyuban Brayat Krajan dengan ISI Surakarta menjadi agenda kegiatan even tahunan di Desa Manyarejo,” papar Heri Irawan, ketua paguyuban. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top