Seminar Nasional HMPS PGSD UNISRI, Penguatan Kompetensi Guru SD di Era Teknologi AI

Print Friendly and PDF


Seminar Nasional HMPS PGSD UNISRI,  Penguatan Kompetensi Guru SD di Era Teknologi AI

Solo- majalahlarise.com -Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta, melalui Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), sukses menggelar Seminar Nasional bertema “Penguatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar dalam Menghadapi Tantangan Pembelajaran di Era Teknologi AI”. Acara ini berlangsung di Sahid Jaya Hotel Solo, dengan antusiasme tinggi dari 374 peserta, termasuk mahasiswa PGSD dari berbagai semester serta peserta umum. (19/12/2024)

Seminar dimulai pukul 08.00 WIB dengan sambutan dari Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNISRI, Feri Failasufa, S.Psi., S.Pd., M.Pd. Dalam pidatonya, menekankan relevansi tema seminar terhadap perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan.

"Perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan, memberikan peluang besar sekaligus tantangan bagi pendidikan. Guru harus mampu memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tanpa mengabaikan esensi pendidikan yang berpusat pada siswa," ujar Feri saat membuka acara.

Ketua HMPS PGSD UNISRI, Regita Novita Sari, dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya penguasaan teknologi oleh guru di era digital.

"Guru tidak hanya dituntut untuk memahami teknologi, tetapi juga harus kreatif dan inovatif dalam mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran. Hal ini akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, efektif, dan relevan bagi peserta didik," tutur Regita.

Seminar ini menghadirkan tiga pembicara yang ahli di bidangnya Acep Roni Hamdani, S.Pd., M.Pd. – Dosen PGSD Universitas Pasundan Bandung. Dalam paparannya, Acep menyoroti pentingnya peran guru di era teknologi.

"Internet itu seperti pisau, bisa bermanfaat atau berbahaya, tergantung cara kita menggunakannya. Profesi guru tidak akan pernah tergantikan oleh AI. Meski pembelajaran daring berkembang, pembelajaran tatap muka tetap yang terbaik karena melibatkan interaksi langsung," jelasnya.

Acep juga mengingatkan pentingnya menyaring informasi dari teknologi dan media sosial. "Jangan sepenuhnya percaya pada teknologi. Sebagai guru, kita harus tetap kritis dan merencanakan pembelajaran dengan baik," tambahnya.

Yusrika Firda Isnaini, S.Pd., M.Pd. – Kepala SD Negeri Sidorejo 03 membahas tantangan pendidikan digital di wilayah terpencil.

"Masih banyak wilayah di Indonesia yang memiliki keterbatasan akses internet. Contohnya, seorang siswa di Cilacap harus naik genting untuk mendapatkan sinyal agar bisa mengikuti ujian. Guru harus memastikan setiap siswa memiliki pengalaman belajar yang sesuai kebutuhan dan potensi mereka," ujar Yusrika.

Ia juga menyoroti karakteristik generasi Alfa yang membutuhkan pendekatan berbeda dalam pendidikan.

Trio Adi Novit Mahasiswa berprestasi FKIP UNISRI 2024 mengajak peserta untuk terus mengembangkan diri di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

"Era teknologi memberikan peluang besar bagi kita untuk belajar lebih banyak. Namun, kita juga harus menjadi pembelajar sepanjang hayat yang kritis terhadap informasi di media sosial. Gunakan teknologi sebagai alat untuk bertumbuh, bukan sebaliknya," ungkap Trio.

Ia menutup materinya dengan motivasi "Gunakan keuletan untuk menghadapi tantangan, kuasai diri, dan terus bertumbuh bersama perkembangan teknologi."

Seminar ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai semester, mulai dari semester 1 hingga semester 9, serta peserta umum. Peserta aktif berdiskusi selama sesi tanya jawab, menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap tema seminar.

Kegiatan ini merupakan agenda tahunan HMPS PGSD UNISRI, bertujuan untuk memperkuat kompetensi pendidikan dan memberikan wawasan baru bagi calon guru SD.

Seminar ditutup dengan harapan para peserta mampu mengimplementasikan ilmu yang didapat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di era teknologi yang terus berkembang. (Sofyan)



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top