Guru SD Muhammadiyah 1 Solo Terbitkan Buku Pembelajaran PAI

Print Friendly and PDF

Guru SD Muhammadiyah 1 Solo, Jatmiko menerbitkan buku yang berjudul pembelajaran Pendidikan agama Islam


Guru SD Muhammadiyah 1 Solo Terbitkan Buku Pembelajaran PAI

Solo- majalahlarise.com -Guru SD Muhammadiyah 1 Solo menerbitkan buku yang berjudul pembelajaran Pendidikan agama Islam. Buku yang diterbitkan Penerbit Hadza Media setebal 112 halaman menggali bagaimana integrasi nilai-nilai agama islam dalam kurikulum PAI dapat berkontribusi pada terciptanya sekolah yang sehat, baik secara fisik, mental maupun spiritual, Kamis (16/1/2025). 

Buku ini mengedepankan konsep dengan mengintegrasikan nilai-nilai agama Islam, seperti kejujuran, kedisiplinan, toleransi, empati, dan rasa tanggung jawab, sekolah dapat menjadi tempat yang tidak hanya mendidik intelektual, tetapi juga membentuk individu yang memiliki karakter yang kuat dan siap menghadapi tantangan hidup.

“Alhamdulillah terbit pembelajaran Pendidikan agama Islam. Buku ini terdiri dari 4 bab,” jelas Jatmiko. 

Jatmiko yang juga Wakil Kepala Sekolah bidang humas mengaku sebenarnya dia hanya iseng untuk menuliskan keberhasilan sekolah sehat dari sisi agama Islam.

Sebagai seorang penulis, tentunya Jatmiko mengalami yang namanya proses kreatif. Dunia tulis-menulis bukan dunia baru bagi Jatmiko yang sehari hari mewartakan sekolah berkemajuan yang terletak di barat Pura Mangkunegaran itu dengan manajer Sri Sayekti.

“Yang menarik buku ini berisi pembelajaran dan implementasinya. Pengertian Pendidikan agama islam, tujuan Pendidikan, ruang lingkup, peran guru Pendidikan, Pendidikan karakter, program sekolah sehat berkarakter dan implementasi pembelajaran PAI,” paparnya.

Bagi anggota Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta tersebut, menerbitkan sebuah buku merupakan sebuah kebanggaan yang bisa diwariskan, baik kepada anak cucu maupun kepada siswa. Kata perintah “bacalah!” merupakan firman pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Wahyu Alquran mulai turun pada malam 27 Ramadan 611 Masehi, ketika Rasulullah sedang tafakur di Gua Hira dekat Makkah 

"Kita rajin menyuruh siswa untuk rajin membaca dan menulis, tapi kita sendiri sebagai harus berupaya membuat karya berupa tulisan yang dibukukan," kata Da’i Standardisasi MUI Pusat itu. 

Selain itu dengan menulis juga merupakan wujud nyata dukungan terhadap program literasi yang telah dicanangkan pemerintah. “Tak ada alasan untuk menunda penulisan karena banyak yang bisa ditulis sebagai karya kreatif. Era serba digital saat ini kian memudahkan karena sumber bacaan tersedia berlimpah, termasuk kemudahan membeli buku referensi secara online,” ungkap Alumni Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top