Sanggar Beksan Giri Alit Gelar Silaturahmi Purna Siswa dan Peringatan HUT ke-3, Melestarikan Budaya Jawa dengan Semangat Baru

Print Friendly and PDF

Tokoh seni dan budaya, Kanjeng Pangeran Budayaningrat, S.Kar., S.Pd., yang juga menjabat sebagai Dwija Sanggar Pawiyatan Pambiwara Karaton Kasunanan Surakarta saat memotong tumpeng.


Sanggar Beksan Giri Alit Gelar Silaturahmi Purna Siswa dan Peringatan HUT ke-3, Melestarikan Budaya Jawa dengan Semangat Baru

Wonogiri- majalahlarise.com -Sanggar Beksan Giri Alit Gunung Cilik yang berlokasi di RT 01/04, Dusun Mlopoharjo, Wuryantoro, Wonogiri, menggelar acara bertajuk Silaturahmi Pepanggihan Purna Siswa Babaran XL sekaligus Wilujengan Ambal Warsa (peringatan ulang tahun) sanggar yang ke-3 pada Minggu (19/1). Acara ini berlangsung meriah dengan kehadiran tokoh seni dan budaya, Kanjeng Pangeran Budayaningrat, S.Kar., S.Pd., yang juga menjabat sebagai Dwija Sanggar Pawiyatan Pambiwara Karaton Kasunanan Surakarta.

Acara dibuka dengan doa bersama yang diikuti oleh para siswa, purna siswa, pengurus sanggar, dan masyarakat setempat. Dilanjutkan dengan penampilan tari tradisional oleh para siswa Sanggar Beksan Giri Alit yang memukau para hadirin. Pamong Sanggar, Raden Tumenggung Wahid Nugroho Adipuro, menyampaikan acara ini memiliki dua tujuan utama.

“Pertama, kami ingin mempererat silaturahmi antara siswa aktif dan purna siswa, serta masyarakat yang mendukung kegiatan seni budaya di sanggar ini. Kedua, peringatan ulang tahun ketiga sanggar ini menjadi refleksi bersama untuk terus nguri-uri budaya Jawa melalui seni tari,” jelas Wahid.

Ia juga menambahkan ulang tahun sanggar sebenarnya jatuh pada 19 Oktober 2024, namun perayaannya baru dapat dilaksanakan Januari ini karena berbagai kendala teknis. “Meski terlambat, semangat kami tidak pernah surut untuk merayakan perjalanan sanggar ini,” tambahnya.


Wahid mengakui salah satu tantangan terbesar yang dihadapi sanggar adalah menumbuhkan semangat siswa agar tetap aktif berlatih. “Dari 65 siswa yang terdaftar, saat ini hanya 30 siswa yang aktif berlatih. Biasanya, antusiasme meningkat jika ada event tertentu. Kami berupaya menciptakan kegiatan yang menarik agar semangat siswa tetap terjaga,” ujarnya.

Selain latihan rutin, sanggar juga aktif mengikuti berbagai event seni di daerah, seperti Car Free Day di Wuryantoro dan festival tari lainnya. Ke depan, sanggar berencana mengadakan kegiatan tari outdoor, seperti flash mob di Waduk Gajah Mungkur, untuk menarik perhatian masyarakat umum. “Kami juga merencanakan kolaborasi dengan SMK Muhammadiyah Wuryantoro, terutama dalam penggarapan iringan gamelan,” tambah Wahid.

Kanjeng Pangeran Budayaningrat memberikan arahan yang mendalam tentang pentingnya pengelolaan sanggar yang baik. “Sanggar bukan hanya tempat latihan tari, tetapi juga pusat pembentukan karakter dan cinta budaya. Pengelolaan administrasi, pola latihan, dan koordinasi dengan pihak luar harus menjadi perhatian utama. Dengan sistem yang baik, sanggar ini dapat menghasilkan penari-penari yang berkualitas dan mencintai seni tradisi,” ungkapnya.

Kanjeng Pangeran Budayaningrat menekankan pentingnya peran sanggar sebagai pelopor pelestarian seni tradisional. Ia juga mengapresiasi dedikasi pengurus dan pamong yang terus berjuang menjaga eksistensi budaya Jawa di tengah tantangan zaman.

“Melalui sanggar, kita dapat menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Tradisi seni tari yang diwariskan di sini akan menjadi bekal berharga bagi anak-anak, sehingga mereka tetap memiliki jati diri sebagai wong Jawa,” tegasnya.

Acara diakhiri dengan pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur atas perjalanan tiga tahun Sanggar Beksan Giri Alit. Para hadirin juga diajak untuk berdiskusi santai mengenai upaya pengembangan sanggar, termasuk strategi mengatasi tantangan dalam pengelolaan dan pelatihan. (Sofyan)


Baca juga: Wayang Golek Pitutur, Inovasi Kaderisasi Muhammadiyah



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top